Rabu, 28 April 2010 | By: Rahman Raden

Malam Pengantin Baru

CERPEN: Acara pesta pernikahanku sudah selesai, para undangan sudah pulang kerrumahnya masing-masing. Pernikahan yang menurut mereka penuh cinta telah terlaksana dan menjadi catatan penting dalam kehidupan. Rasa lelah menetubuhiku, bayangkan hamper tujuh jam aku duduk dikursi pelaminan bersanding dengan seorang pria pilihan orang tuaku. Dia Jamaludin, pria yang tak pernah hadir dalam hatiku.
Rasa canggung menyelimutiku saat mas Jamal begitu aku sebut, merebahkan tubuhnya didekatku. Aku yang lebih dulu berada diatas ranjang meresa tidak suka saat dia membelai rambutku. Akhirnya aku bangkit memilih duduj dikursi kamarku, karena aku masih belum bisa mengontrol diri.
“Kenapa dik Mia?” tanya mas Jamal heran.
“Aku nggak apa-apa, Cuma capek aja” kilahku untuk tidak mengecewakan suamiku itu.
“Aku tahu kamu pasti malu, atau mungkin ada hal lain?. Karena sebelumnya dik Mia belum pernah sekamar dengan seorang pria” mendengar ucapan mas Jamal aku hanya diam seolah mas Jamal tidak didepanku.
Maaf mas Jamal walaupun kita sekarang aku menjadi yang halal untukmu, tapi aku masih belum bisa mencintai sepenuhnya karena dirimu tidak pernah hadir sebelumnya dalam kehidupanku, hatiku berkata yang tidak sepetutnya terucap dari seorang istri sepertiku, Astaghfirlahiladzim.
Aku menikah dengan mas Jamal karena orang tuaku sangat memaksa sekali. Mereka beralasan usia 27 tahun bagi seorang wanita sepertiku sudah sepatutnya untuk segera menikah. Jujur aku tidak mencintai mas jamal, namun dia selalu datang hampir setiap malam untuk meyakinkan Bapak dan Ibu bahwa dia berharap mau menjadi istrinya.
Aku selalu menolak karena aku punya pilihan lain yaitu bang Sardi, pria yang menjadi tambatan hatiku sejak lama.
“Nduk, kamu toh sudah waktunya nikah, apalagi nak Jamal iku baik”
“Nggak, aku nggak mau nikah”
“apo sing kamu harap dari Sardi, dia itu hanya TKI yang nggak bisa menjamin masa depanmu nanti. Iya toh” kali ini bapakku kembali terang-terangan bicara soal bang Sardi.
“Pak, aku dan bang Sardi sudah empat tahun pacaran. Pokoknya Mia nggak mau nikah sekarang”
“Mia, kalau Sardi itu cinta tentu sejak dulu nikahi kamu. Eh, malah jadi TKI, illegal lagi”
“Bapak sok tahu” tambahku sambil beranjak masuk ke kamar.
Bang Sardi pernah berjanji kalau sekembalinya dari perantauan keluar negeri dia akan segera melamar dan menikahiku. Setelah tiga tahun bang Sardi ada dinegeri orang, mas Jamal hadir berusaha mengisi kekosongan hatiku. Dengan berbekal akhlak yang baik serta latar belakang yang baik pula dia berusaha meyakinkan orang tuaku, pada akhirnya bapak dan ibuku setuju. Menerima menjadi menantunya alias menjadi suamiku.
“Kalau, kamu kawin dengan Sardi, hidup kamu nggak bakalan enak yang ada nanti malah hidup melarat”
“Itu semua bukan tolak ukurnya, walaupun melarat asal aku dan bang Sardi bahagia jadi keluarga sakinah. Aku tahu kalau suatu hari aku menjadi istri mas Jamal, akan enak karena mas jamal orang berada. Harta bukan jaminan bahagia”
Aku merasa tersiksa, jiwaku galau ketika aku orang tuaku memaksa menikah. Ingin sekali rasanya aku menyusul bang Sardi atau lari kemana saja dari rumah tetapi aku tidak mau mencemari nama baik keluarga serta nama baikku. Orang kampung sangat menjaga harga diri. Biarlah aku tetap dirumah saja tapi jangan menerima pinangan mas jamal.
Aku bisa mengakui kalau mas Jamal memiliki banyak memiliki kelebihan di banding dengan bang Sardi. Selain sebagai PNS di lingkungan Pemkab, mas Jamal terbilang tampan, dari kalangan orang berada serta memiliki kulit yang sama sepertiku yaitu kuning langsat. Sementara bang Sardi tidak bisa menyamaahi mas jamal , yang membuat saya berteguk lutu pada bang Sardi adalah cinta dari hati sedangkan mas Jamal tidak ada cinta dariku untuknya.
Sementara bapak, ibu serta saudara-saudaraku sangat percaya kalau mas Jamal orang yang baik. Sementara aku semakin tak berdaya, hari demi hari berlalu seperti memikul beban ribuan ton, hingga akhirnya aku terjatuh dan luluh menerima pinangan mas Jamal. Seluruh keluargaku menikmati kemenangannya karena aku siap setengan hati menjadi istri mas Jamal. Aku merasakan sakit yang amat sangat, hatiku sakit karena mendustai ikrarku dengan bang Sardi..

***
Malam pertamaku dilalui tanpa ada sebuah jalinan antara aku dan mas Jamal, layaknya suami istri, menurut orang-orang malam pertama adalah malam surga bagi pengantin baru. Tetapi aku mampumelewati malam pertama itu tanpa ada gangguan yang membuat aku tak punya harapan seandainya aku kembali pada pelukan bang Sardi. Walaupun mas Jamal sempat mencium pipi dan memeluk, aku hanya diam tanpa reaksi karena aku tak berhasrat.
“Mas, akutak mengimginkan malam ini” bisikku pada mas Jamal.
“Baiklah, aku akan menunggumu sampai kamu siap” mas Jamal memahamiku keinginanku.
Aku dan mas Jamal tidur hingga pagi dating membawakan adzan subuh dan kokokan ayam. Aku melaksanakan sholah subuh secara berjamaah dengan suamiku. Menjelang pukul enam pagi aku sudah mandi dan segera menyiapkan sarapan pagi untuk mas Jamal. Hari ini mas Jamal tidak masuk kerja karena masih cuti selama seminggu dari pekerjaannya sebagai seorang PNS.
Saat kami sedang menikmati sarapan pagi tiba-tiba bapakku datng dengan seorang pria yang ternyata dia adalah om Parno keponakan bapak.
“Maaf pagi-pagi sudah bertamu”
“Oh tidak apa-apa” jawab mas Jamal.
“ini adalah omnya Mia dari Sumetera baru sampai tadi malam. Cuma nggak sempat kesini karena kelelahan” bapak mencoba menjelaskan keadaannya.
Akhirnya tiga orang pria tersebut terlibat pembicaraan yang menyenangkan, sedangkan aku hanya diam dan sesekali tertawa kecil karena aku masih belum percaya kalau aku sudah menjadi istrinya mas Jamal.
***
Ini adalah hari keempat aku menjadi istri dari mas Jamal dan aku lagi-lagi sering bermenung diri karena aku masih belum bisa mencintai mas Jamal. Walaupun aku sudah berusaha kuat melupakan bang Sardi yang kini menjadi TKI tetapi hati ini selalu menolak.
“Dek Mia, ada tamu tolong buatkan minuman” mas Jamal membuyarkan lamunanku.
“Siapa Mas?”
“Hasyim Sardi. Dia baru saja datang kemarin dari Malaysia karena mengantar temannya yang sakit di kampong sebelah” mendenagr ucapan mas Jamal aku terkejut setangah mati, seperti disambat petir disiang bolong. Darah seperti berhenti mengalir, dunia terasa lebih cepat berputar.
“Dek Mia, temuilah, dia ingin sekali bertemu denganmu. Aku tahu perasaan kamu sekarang tetapi kamu jangan terbawa oleh perasaan itu karena kamu …. istriku” dunia semakin berat saat mas Jamal mengatakan hal itu.
Rasa bersalah bersarang ditubuhku di lain hal aku bahagia bisa kembali manatap wajah bang Sardi. Aku harus melepaskan perkawinan ini dan aku akan kembali kepelukan bang Sardi. Pikiranku mulai ngawur tanpa berpikir baik buruknya.
Aku dating menemuinya diruang tamu dengan membawa secangkir the dan setoples kacang otom mulutku seperti terkunci saat aku ingin menjelaskan semuanya kepada bang Sardi.
“Selamat ya, semoga kamu bahagia dengan Jamal” ujar bang Sardi singkat.
“Maafkan aku bang, aku telah melukai perasaan abang. Tetapi abang harus harus tahu kalu semua ini paksaan dari orang tua. Bukan semata-mata aku menghianati abang”
“Dek Mia, abang yang salah karena hamper setahun tidak pernah memberi kabar. Orang tuamu tidak bersalah, aku yang harus kamu salahkan”
“Aku masih mencintai abang, aku akan ikut abang ke Malaysia” kemudian butiran bening jatuh di pipi, tangisanku tak bisa dibendung lagi.
“Tidak, sekarang kamu sudah menjadi istri orang, jadi abang tidak bisa bawa kamu. Aku tahu dek Mia masih mencintai abang”
“Bang Sardi!” aku sambil menangis kecil. Kondisi ruang tamu menjadi kaku dan bisa tanpa sepatah kata. Tidak ingin aku semakin terluka bang Sardi pamit pulang.
“Selamat berbahagia jadilah istri yang sholehah pada suami dan anak-anakmu nanti” kemudian bang Sardi pulang meninggalkan aku yang sedang menangis. Aku lihat mata bang Sardi membawa luka yang teramat dalam dihatinya.
Aku masuk kamar seraya mengusap air mata. Ahtiku semakin terluka saat harus berpisah dengan bang Sardi dan menjadi istri mas Jamal. Sedangkan mas Jamal berbinar mendengar ucapan terakhir bang Sardi.
“Ada SMS untuk kamu” mas Jamal menjulurkan tangannya dan memberikan ponsel yang ditangannya.
Dek Mia, berbaktilah kepada suamimu, kau ladang baginya. Berbabahagialah dan lupakan aku
Hasyim Sardi
Tangisku kembali pecah kemudian aku di peluk erat oleh mas Jamal, saat aku membaca SMS tersebut. Mas Jamal memelukku erat-erat dan menenangkan aku.
***
Ini malam ke tujuh dari malam pernikahanku, walaupun sudah jam dua belas malam tetapi mataku tidak bisa terpejam. Aku melihat mas Jamal tidur pulas disebelahku, ucapan dan SMS dari bang Sardi kembali teringat dan aku berusaha mengubur dalam-dalam perasaanku pada bang sardi dan mengobati luka hati ini denagn menjadi istri mas Jamal. Bang Sardi sudah melepaskan ak, dia tidak akan kembali padakulagi. Dia sudah merelakan aku menjadi milik mas Jamal.
Aku mencium pipi mas Jamal, dia terbangun dan membalikan tubuhnya menghadapku dan membisikan ditelingaku.
“Kau menginginkan malam ini?” Tanya mas Jamal.
Aku menjawab dengan sedikit tersenyum, dalam hitungan detik aku sudah berada dalam dekapan hangatnya dan melangkah kemalam surga yang bertabur kehangatan dan kepasrahan bersama suamiku mas Jamal.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

VIMAX PILLS (PEMBESAR PENIS)

VIMAX diformulasikan melalui tumbuhan herbal yang diseleksi secara khusus dari seluruh dunia. Berdasarkan formulasi itu VIMAX terbukti MENINGKATKAN KEMAMPUAN SEKSUAL PRIA melalui EREKSI YANG LEBIH PERKASA dan TAHAN LAMA..

VIMAX sendiri tercipta dari beberapa ramuan yang merupakan resep turun temurun yang digunakan oleh Suku Mangaian di Polynesia dimana Rata-Rata Frekuensi HUBUNGAN SEKS mereka TIGA KALI dalam SEHARI, SETIAP HARINYA ! ( SIAPKAH ANDA ? )

Walaupun Anda belum tentu mengharapkan Frekuensi yang sama seperti Suku Mangaian, setidaknya Hal Ini sangat menyenangkan karena mengetahui bahwa KEMAMPUAN SEKSUAL Anda Meningkat..?



Customer Care 24 jam
.0819 0411 0616
.0896 2485 4268


KAMI MELAYANI PESANAN KE LUAR KOTA/PULAU DI SELURUH INDONESIA MELALUI JASA POS XPRESS / TIKI / JNE.
Pembayaran via transfer ke salah satu rekening kami;

BNI
BRI


- Konfirmasi .

- Deal.

- Transfer.


Transfer maksimal pukul 18.00 wib,lewat dari jam 18.00 wib barang dikirim keesokan harinya.

1) Kirim SMS ke salah satu No HP kami (online 24 jam)
Nama & alamat pengiriman,serta cara pembayaran yang di inginkan transfer melalui BNI-BRI.

Contoh (format SMS bebas, tidak perlu takut salah):
Transfer Via BNI 250.xxx cialis,Alexander, Jl.asia afrika No.XXX , Denpasar.

2) Setelah sejumlah uang masuk ke rekening kami,anda akan mendapatkan SMS yang menyatakan bahwa pembayaran anda telah kami terima dan pesanan akan segera kami kirim via jasa pengiriman paket.

Catatan:
Kami menjamin kwalitas product kami,dan kami akan mengembalikan 100% uang anda jika pesanan tidak sampai ke alamat tujuan.



SALAM MANIS_ZENGDA FARMA

Posting Komentar