Selasa, 24 Agustus 2010 | By: Rahman Raden

Halalnya Binatang Buruan*



Dalam Alquran Allah SWT dan Rasul-Nya telah memetapkan segala macam binatang yang halal untuk diburu, kecuali hewan yang diharamkan dalam syariat islam sepeti babi, anjing, binatang buas yang bertaring dan sebagainya. Binatang ternak maupun segala macam binatang liar yang halal boleh diburu dan dimakan oleh kaum muslim.

Binatang-binatang liar yang hidup liar atau bukan hewan ternak oleh kaum muslim dapat ditangkap melalui jalan berburu dan Allah SWT menghalalkan hewan buruan tersebut untuk dimakan.



Allah SWT berfirman:
"Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang buas yang kamu ajari dengan melatihnya untuk berburu"
(Q.S. 5 Al-Maidah: 4)

"Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu..."
(Q.S. 5 Al-Maidah: 96)

Rasulullah SAW Bersabda:

"Apabila engkau melontarkan panahmu, hendaklah engkau menyebut nama Allah, kemudian jika engkau mendapati binatang itu mati (Oleh panahmu) maka makanlah binatang itu.
(H.R. Al-Bukhari dan Muslim)

Dari ayat Al-Quran dan Hadist tersebut maka jelaslah kehalalan binatang-binatang buruan, baik binatang darat ataupun binatang laut.

*Oleh: Rahman Raden Elegypt
Jumat, 20 Agustus 2010 | By: Rahman Raden

.12 Tahun Yang Lalu Dan Sekarang

Benar-benar terasa beda, dulu waktu aku masih SD dengan sekarang. Global Warming dan Modernisasi Global yang mengubah itu semua.
Kalau Dulu:
1. Menyimpan Gelas Kosong di Ruang Terbuka pada malam hari maka pagi harinya gelas tersebut akan berisi air embun hingga meluap.
2. Depan rumahku ada sebuah kali, kali tersebut bermuara di sungai kapuas kondisi airnya bersih, dalam bahkan terkadang jika air pasang, rasa asin bisa terasa karena sungai kapuas yang membawanya dari selat karimata.
3. Aku diwaktu kecil bermain langsung berinteraksi dengan alam, bermain diantara ilalang yang hijau setinggi orang dewasa bahkan aku dan teman-teman tanpa rasa takut bermain di area ilalang yang tinggi dan lebat. Tidak Berlaku rasa takut jika lelah bermain diantara ilalang aku dkk bermain petak umpet diantara rindangnya pepohonan dan bisa menyantap buahnya.
4. Jika siang hari setelah sholat dhuhur, burung gereja menemani dengan nyanyian-nyanyian indahnya.
5. Sore Hari burung elang terbang secara bebas di angkasa, berputar-putar dengan suaranya yang menakutkan bagi anak-anak ayam yang bermain di antara padang rumput.

Tapi Sekaran:
1. Menyimpan gelas kosong diruangan terbuka pada malam hari maka pagi harinya embun tidak lagi mengisinya dengan air walaupun ada itu sedikit dan sudah tercampur dengan polusi Bus Malam yang lewat.
2. Kali depan rumahku sudah tidak seperti dulu. sekarang kondisinya semakin kecil karena pembangunan jalan raya yang semakin lebar. Air pasang yang dikirimi oleh sungai kapuas tidak maksimal lagi. Sedikit tersumbat dengan jembatan yang menghubungkan kerumah warga yang semakin padat.
3. Sekarang anak-anak sudah tidak lagi bermain dengan alam, anak-anak kecil itu sudah modern mereka bermain dengan teknologi dari negeri Barat dan Asia Timur.
4. Tidak ada lagi burung gereja karena habitatnya sudah menjadi Kopmplek Perumahan kaum Urban.
5. LAMA Sekali tidak melihat Burung elang terbang di angkasa di sore hari.

Begitulah SEDIKIT perbedaan 12 tahun yang lalu dengan sekarang, apakah anda juga mengalami seperti yang aku alami di lingkungan anda?

* Rahman Raden El Egypt

Lebih Kenal Dengan Mutafa Kemal Ataturk: Tokoh Sekuler Republik Turki

Mustafa Kemal Atatürk (lahir di Selânik (sekarang Thessaloniki), 12 Maret 1881 – meninggal di Istana Dolmabahçe, Istanbul, Turki, 10 November 1938 pada umur 57 tahun), hingga 1934 namanya adalah Ghazi Mustafa Kemal Pasha, adalah seorang perwira militer dan negarawan Turki yang memimpin revolusi negara itu. Ia juga merupakan pendiri dan presiden pertama Republik Turki.

Mustafa Kemal membuktikan dirinya sebagai komandan militer yang sukses sementara berdinas sebagai komandan divisi dalam Pertempuran Gallipoli. Setelah kekalahan Kekaisaran Ottoman di tangan tentara Sekutu, dan rencana-rencana berikutnya untuk memecah negara itu, Mustafa Kemal memimpin gerakan nasional Turki dalam apa yang kemudian menjadi Perang Kemerdekaan Turki. Kampanye militernya yang sukses menghasilkan kemerdekaan negara ini dan terbentuknya Republik Turki. Sebagai presiden pertama negara ini, Mustafa Kemal memperkenalkan serangkaian pembaruan yang luas yang berusaha menciptakan sebuah negara modern yang sekuler dan demokratis. Menurut Hukum Nama Keluarga, Majelis Agung Turki memberikan kepada Mustafa Kemal nama "Atatürk" (yang berarti "Bapak Bangsa Turki") pada 24 November 1934.


KETIKA MASIH MUDA
Mustafa dilahirkan pada 1881, di Selânik Ottoman (kini Thessaloniki di Yunani), sebagai anak seorang pegawai kecil yang kemudian menjadi pedagang kayu. Sesuai dengan kebiasaan Turki pada waktu itu, ia dinamai Mustafa saja. Ayahnya, Ali Rıza Efendi, seorang pegawai bea cukai, meninggal dunia ketika Mustafa baru berusia tujuh tahun. Karena itu, Mustafa kemudian dibesarkan oleh ibunya, Zübeyde Hanım.

Ketika Atatürk berusia 12 tahun, ia masuk ke sekolah militer di Selânik dan Manastır (kini Bitola), kedua-duanya pusat nasionalisme Yunani yang anti-Turki. Mustafa belajar di sekolah menengah militer di Selânik, dan di sana namanya ditambahkan dengan nama Kemal ("kesempurnaan") oleh guru matematikanya sebagai pengakuan atas kecerdasan akademiknya. Mustafa Kemal masuk ke akademi militer di Manastır pada 1895. Ia lulus dengan pangkat letnan pada 1905 dan ditempatkan di Damaskus. Di Damaskus ia segera bergabung dengan sebuah kelompok rahasia kecil yang terdiri dari perwira-perwira yang menginginkan pembaruan, yang dinamai Vatan ve Hürriyet (Tanah Air dan Kemerdekaan), dan menjadi penentang aktif rezim Ottoman. Pada 1907 ia ditempatkan di Selânik dan bergabung dengan Komite Kesatuan dan Kemajuan yang biasa disebut sebagai kelompok Turki Muda.

Pada 1908 kaum Turki Muda merebut kekuasaan dari Sultan Abdul Hamid II, dan Mustafa Kemal menjadi tokoh militer senior. Pada 1911, ia pergi ke provinsi Libya untuk ikut serta dalam melawan invasi Italia. Pada bagian pertama dari Perang Balkan Mustafa Kemal terdampar di Libya dan tidak dapat ikut serta, tetapi pada Juli 1913 ia kembali ke Istanbul dan diangkat menjadi komandan pertahanan Ottoman di wilayah Çanakkale di pantai Trakya (Thrace). Pada 1914 ia diangkat menjadi atase militer di Sofia, sebagian sebagai siasat untuk menyingkirkannya dari ibu kota dan dari intrik politiknya.


Pembaruan kebudayaan
Atatürk memperkenalkan abjad Turki yang baru kepada rakyat Kayseri (20 September 1928).

Mustafa Kemal menganggap fez (dalam bahasa Turki "fes" (topi Turki), yang mulanya diperkenalkan Sultan Mahmud II sebagai aturan berpakaian di Kekaisaran Ottoman pada 1826) sebagai lambang feodalisme dan karena sebab itu ia melarang pemakaiannya di muka umum. Ia mendorong lelaki Turki untuk mengenakan pakaian orang Eropa. Meskipun Islam melarang keras minuman yang mengandung alkohol, ia menggalakkan produksi dalam negeri dan mendirikan industri minuman keras milik negara. Ia menyukai minuman keras nasional, rakı, dan banyak sekali meminumnya.

Budaya dan kesenian

Atatürk pernah mengatakan: "Kebudayaan adalah dasar dari Republik Turki." Pandangannya tentang kebudayaan termasuk warisan kreatif bangsanya sendiri dan apa yang dipandangnya sebagai nilai-nilai yang mengagumkan dari peradaban dunia. Terutama sekali ia menekankan humanisme. Ia pernah menggambarkan tekanan ideologis Turki modern sebagai "suatu kreasi patriotisme dicampur dengan gagasan humanis yang luhur."

Untuk membantu pencampuran sintesis seperti itu, Atatürk menekankan perlunya memanfaatkan unsur-unsur warisan nasional bangsa Turki dan bangsa Anatolia (termasuk budaya-budaya pribuminya yang kuno) serta kesenian dan teknik dari peradaban-peradaban dunia lainnya, baik di masa lalu maupun sekarang. Ia menekankan perlunya mempelajari peradaban-peradaban Anatolia kuno, seperti bangsa Het, Frigia, dan Lidia. Kebudayaan Turki pra-Islam menjadi pokok penelitian yang luas, dan tekanan khusus diberikan kepada kenyataan bahwa -- jauh sebelum peradaban Seljuk dan Ottoman -- bangsa Turki telah memiliki kebudayaan yang kaya. Atatürk juga menekankan kesenian rakyat di pedesaan sebagai mata air kreativitas Turki.

Kesenian visual dan plastik -- yang perkembangannya sekali-sekali ditahan oleh sebagian pejabat Ottoman dengan anggapan bahwa penggambaran wujud manusia adalah bentuk penyembahan berhala -- berkembang di bawah masa kepresidenan Atatürk. Banyak museum yang dibuka; arsitektur mulai mengikuti arus yang lebih modern; dan musik, opera, dan balet klasik barat, serta teater, juga mengalami kemajuan besar. Ratusan "Wisma Rakyat" dan "Ruang Rakyat" di seluruh negeri memungkinkan akses yang lebih luas terhadap berbagai kegiatan kesenian, olah raga dan acara-acara kebudayaan lainnya. Penerbitan buku dan majalah juga meningkat pesat, dan industri film mulai berkembang.

Mustafa Kemal memiliki visi sekuler dan nasionalistik dalam programnya membangun Turki kembali. Ia dengan keras menentang ekspresi kebudayaan Islam yang asli terdapat di kalangan rakyat Turki. Penggunaan huruf Arab dilarang dan negara dipaksa untuk beralih ke abjad yang berbasis Latin yang baru. Pakaian tradisional Islam, yang merupakan pakaian kebudayaan rakyat Turki selama ratusan tahun, dilarang hukum dan aturan berpakaian yang meniru pakaian barat diberlakukan.
Kamis, 19 Agustus 2010 | By: Rahman Raden

Penghuni Pasar Hawa *

CERPEN: Malam itu dari sebuah radio butut sayup-sayup lagu dangdut menyelusup ketelinga, menjadi ciri khas kawasan pasar malam tersebut, makin malam, pasar tesebut makin ramai dikunjungi oleh pembeli. Kalau dilihat sebenarnya tidak layak disebut pasar karena disana hanya terdapat orang berjualan makan dan minuman ringan, bisa juga disebut warung kopi. Puluhan kios atau warung berdiri disitu, orang-orang menyebutnya sebagai Pasar Hawa atau lebih pasar remang, remang dari kehidupan nyata. Pasar hawa tersebut hanya beroperasi pada malam hari, disebut pasar hawa karena disana menjadi tempat para wanita tuna susila mangkal dipasar tersebut. Tidak jauh dari pasar hawa tersebut berdiri sejumlah losmen kecil. Termpat penginapan itu selalu ramai pada jam delapan malam keatas oleh para lelaki hidung belang yang kebelet kencing. Diantara puluhan wanita penjaja cinta dipasar tersebut, terdapat seorang wanita dari wilayah terpencil di Kalimantan, wanita itu bernama Sulastri. Selama menjadi wanita tuna susila Sulastri merubah namanya menjadi Ima. Seperti wanita penjaja lainnya dia terjun kekubangan dosa itu karena himpitan ekonomi, sebuah alasan klasik Ima mengatakan pada keluarganya bekerja sebagai karyawan swasta di Jawa. “Aku tahu pekerjaan ini dosa, tetapi aku yakin tuhan masih sayang padaku” “Mengapa kamu berkeyakinan seperti itu?” “Kamu tahu kasih sayang ibu pada anaknya, suami pada istrinya, nenek terhadap cucunya? Itu hanya setetes yang diberikan tuhan pada mereka dan tuhan memiliki banyak lautan kasih sayang. Tuhan tidak pernah tidur untuk saya” “Ima, manusia sudah….” pembicaraan Haris langsung dipotong oleh Ima. “Sudahlah, kamu kesini hanya ingin bermalam denganku bukan untuk berdebat” “Iya, kamu benar” “Ya sudah, jangan lama-lama” lanjut Ima sambil melepaskan satu per satu pakaiannya dan merebahkan diri diatas ranjang. Haris pun segera mengunci pintu kamar, padamkan lampu dan menikmati wanita tersebut. *** Ima terbangun dari tidurnya, mendapati Haris, pria yang berkencan dengannya sudah tidak ada, yang tertinggal hanyalah beberapa lembar uang dan secarik kertas. Pria kencannya hilang ketika pagi datang dan uang diatas meja baginya sudah biasa tetapi untuk selembar surat belum pernah dia dapati selama hampir tiga tahun menjadi pelacur. Ima membaca surat tersebut. Sudah hampir setahun aku mengenalmu dan selama itu pula aku sering berkencan denganmu. Aku tidak mau kamu selalu terluka oleh pria hidung belang lain. Aku juga pria hidung belang tetapi hanya untuk kamu bukan untuk wanita lain diluar sana. Aku sudah cukup kenal lama denganmu, aku tidak ingin kita terus berkubang dalam dosa. Aku ingin membawamu dalam kehidupan yang lebih baik dan terhormaat dimata tuhan. Jadilah wanita yang sah dan halal untukku agar tuhan mengampuni dosa-dosa kita. Tertanda: Haris. Sebuah butiran bening jatuh dari pipinya dan mengaburkan salah satu bacaan yang ada dikertas itu, tangisan yang dibuat oleh pria hidung belang untuk seorang kupu-kupu malam yang sudah lama terpendam oleh kerasnya kehidupan malam. *** Sepiring mi goreng disajikan oleh Ima untuk pria Costumer-nya itu “Coba makan masakan sederhanku ini, enak nggak? ”Enak, kamu jago masak” kata Haris yang sore itu datang kerumah kontrakan Ima. “Enak seperti apa?” Ima kembali bertanya. “Mm… pedas, sepedas orangnya. Hot” ujar Haris. Ima tertawa renyah setelah mendengar komentar pria didepannya itu. “Kamu sudah baca suratku kemarin pagi?” Haris mengorek keterang dari Ima. “Kamu tidak dalam keadaan mabuk ketika menulis surat itukan?” “Aku sadar dan serius menulis surat itu” “Kamu pernah bilang padaku, ketika istrimu meninggal kamu masih mencintainya” “Aku mencintai almarhum istriku dan aku sekarang mencintaimu juga” “Jika kamu masih mencintai istrimu urungkan niatmu. Kakeku pernah bilang, jika seorang suami ditinggal mati oleh istrinya, maka kelak mereka akan berkumpul lagi diakhirat tetapi jika suami tersebut menikah lagi maka suami tersebut akan berkumpul dengan istri keduanya bukan dengan istri pertamanya” jelas Ima pada Haris. “Itu hanya akal-akalan kakekmu saja. Niatku tulus ingin membawamu dari duniamu selama ini” “Mas Har, masih banyak wanita diluar sana yang lebih suci dan cantik dari aku” “Itu hak paten, Aku tetap mencintaimu sampai kapanpun” “Kamu bisa mencintaiku tetapi apakah orangtuamu bisa menerima dan mencintaiku sebagai seorang menantu? Sudahlah mas, aku bosan dengan ucapanmu, biarkan saja aku seperti sekarang” kemudian Ima mengakhiri percakapannya dengan Haris.. Pelacur mana yang tidak mau jika ada seorang pria mengajaknya menikah. Sulastri atau Ima sudah lama menjadi kupu-kupu malam dipasar hawa. Ima sebenarnya ingin menerima pinangan Haris, wanita itu terpaksa berbohong dengan mengatakan tidak mau pada Haris. Ima juga mencintai Haris tetapi dia tidak ingin peristiwa kedua kalinya menimpa pada Haris. Dua tahun lalu seorang pria pernah mengajaknya menikah dan menjanjikan hidup yang lebih baik seperti Haris namun sang Mucikari membunuh pria tersebut karena jika Ima menikah maka pendapatan dari menjual wanita-wanita malam itu akan berkurang. Para pelacur termasuk Ima tidak boleh menikah selama kontraknya belum habis. Ima pernah mencoba melarikan diri tetapi usaha itu terkendala oleh sang mucikari mengancam akan membocorkan rasianya sebagai pelacur pada keluarganya. Sejak saat itulah Ima selalui dihantui rasa takut jika sang mucikarinya tahu Ima mencintai konsumennya. Wajar jika Ima menolak pinangan Haris karena Ima sayang dan cinta pada Haris. Kalau sang mucikarinya tahu Ima yang masih terikat kontrak ingin dinikahi Haris maka sang mucikari tidak segan-segan menbunuhnya. Itu belaku pada semua pelacur Pasar Hawa tanpa terkecuali. *** Dengan berat hati akhirnya Ima buka mulut soal keadaan sebenarnya yaitu masalah kesepakatan dengan mucikarinya. Mendengar cerita tersebut Haris menjadi berang pada mucikari pasar hawa. “Kalau kamu mencintaiku, kamu harus ikut aku. Kita bisa tinggal dikota lain” “Aku tidak ingin mencelakakn kamu mas Har, kita tunggu delapan bulan lagi setalah itu aku akan terima pinangan mas Har, jika aku menerima sekarang semuanya pasti kacau” terang Ima. “Jadi kamu yang ingin menikah dengan Ima, kamu harus berhadapan denganku” Tiba-tiba seorang pria tinggi besar datang dia adalah Barko sang mucikari pasar hawa. Terang saja Ima sangat terkejut dengan kedatangan Barko apalgi dia sudah mendengar kalua dia ingin dinikahi oleh Haris. “Kamu jangan ikut campur urusanku dengan Ima” “Haris, aku tidak menyangka, kalua kamu sudah macam-macam pada wanita-wanitaku, tindakanmu itu terus terang salah besar. Kamu akan celaka berhadapan denganku” “Persetan dengan kau, Barko” bentak Haris. Ima meminta Haris untuk cepat keluar dari rumah kontarkanya sebelum Barko mencelakainya namun Haris menolaknya. Barko tersenyum iblis setelah melihat tindakan Haris. “Barko, jangan celakai mas Haris kalau kamu tidak ingin kehilangan aku” pinta Ima “Biarkan saja, biar aku yang menghadapi Iblis ini” ujar Haris memanas. Ima tidak bisa berbuat banyak karena dua pria tersebut sudah terlibat perkelahian yang sengit. Haris terus berusaha menghantam wajah Barko dengan tinjuannya dan beberapa kali mengenai pipi mucikari itu. Sedangkan Barko terus menghajar haris hingga babak belur, Haris tersungkur kelantai dengan wajah memar dan berdarah, Barko yang wajahnya sudah lebam mengeluarkan sebilah pisau dan mencoba menusukkan pada Haris yang terkapar dilantai. Barko mengayunkan pisaunya kearah perut Haris. Cemprerrengng….sebuah guci besar pecah dihantamkan kekepala Barko oleh Ima. Kepala Barko mengucurkan darah dan jatuh kelantai dan Haris sempat menghajar kembali Barko hinga tidak sadarkan diri, Ia segara menyelamatkan Ima, dengan meninggalkan Barko yang sudah sekarat. Ima dibawa kabur oleh Haris jauh-jauh agar tidak terlacak oleh Barko dan anak buahnya. *** Siang itu Haris dan Sulastri baru saja pulang dari sebuah panti asuhan yatim piatu di kota Pangkalan Bun Kalimantan Tengah. Sejak terjadi perkelahian dengan dengan Barko stiga tahun lalu dirumah kontrakan Ima, keesokannya Haris membawa Sulastri ke Pangkalan Bun Kalteng. Setelah Ima resmi menjadi istri sahnya Haris mantan pelacur tersebut kembali memakai nama kecilnya yaitu Sulastri. Seorang anak tampan menjadi tanda buah cinta mereka berdua dalam sebuah rumah tangga sakinah. Kini mereka menjadi pengasuh sebuah yayasan panti asuhan yatim piatu. Pakaian seksi yang pernah melekat kini berubah menjadi pakaina muslimah dan kepalanya ditutupi dengan jilbab, selain sebagai pengasuh yayasan panti Haris juga menjadi seorang pengusaha kelapa sawit disejumlah perkebunan yang tersebar di Kalimantan. Diantar kesibukan sebagai pengasuh yayasan panti asuhan bersama suaminya Haris dan ibu rumah tangga, Sulastri juga disibukan sebagai aktivis perempuan yang berjuang untuk hak-hak kaumnya. Kisah-kisah kelam yang pernah menghiasi kehidupan Sulastri kini berganti dengan kisah-kisah teladan. Masa suram yang dijalani sebagai pelacur telah dikubur dalam-dalam dalam kehidupannya dengan menjadi istri Haris yang solehah dan ibu yang teladan untuk putranya serta anak-anak panti asuhan. *Oleh: Rahman Raden El Egypt

Mahya, Pesta Cahaya Ramadan di Langit Turki

Lampu-lampu menghiasi kota selama sebulan penuh membawa rangkaian pesan bermakna. 
Ratusan bola lampu menghiasi menara masjid tertua di Turki, Masjid Raya Sulaimaniah. Pendar-pendar cahayanya merangkai pesan-pesan Ramadan dan menerangi malam di Istanbul selama sebulan penuh.

Pesona itu merupakan bagian dari tradisi Mahya atau permainan lampu selama Ramadan. Tradisi yang populer di Turki dan seluruh wilayah Istambul itu ada sejak era kekaisaran Ottoman.

Lampu-lampu bergelantungan di antara menara. Cahayanya mengurai pesan kesalehan yang terbaca dari jarak jauh. Itu pesan untuk menghargai dan mengilhami umat melaksanakan puasa di siang hari. "Ramadan berlimpah pahala," begitu bunyi salah satu karya perancang Mahya, Kahraman Yildiz.

Yildiz, seniman yang menggeluti Mahya selama 40 tahun memiliki kepuasaan batin mengerjakan tugasnya. "Rasanya sangat senang melihat mahya tergantung di kota dan melihat orang-orang mendongak untuk menatapnya dan membaca pesan di dalamnya," katanya seperti dilansir Daily Star.

Untuk merangkai kalimat di 'angkasa', para pekerja harus bergelantungan di sepanjang balkon dan menara setinggi 76 meter. Mereka harus kembali bergelantungan untuk mengubah kalimat di sepanjang celah sempit dan ketinggian menara setiap minggunya.

Tradisi Mahya tercatat sebagai warisan budaya yang menandai Turki sebagai Kota Budaya Eropa. Ada sejak pemerintahan Sultan Ahmad I (1603-1617). Sang raja membuat Mahya sebagai kejutan bagi muazin atau orang yang memanggil orang di waktu salat. Setelahnya, Ahmad I memerintahkan untuk memasang Mahya di mesjid-mesjid di seluruh kekuasaannya.

Setelah kekaisaran Ottoman jatuh dan Turki berubah menjadi negara modern pada 1923, Mahya digunakan sebagai media nasionalisme pemerintah seperti ajakan membeli produk Turki atau program menabung.

Berusia 400 tahun, Mahya telah beralkulturasi dengan budaya modern. Mahya tak lagi fanatik menggunakan lampu tradisional dan bahasa Arab. Listrik dan bahasa latin sudah menjadi elemen utama Mahya di masa kini. (pet) • VIVAnews

FENOMENA LATAH ALBUM RELIGI DI INDUSTRI MUSIK INDONESIA

Ramadhan Hampir tiba, bagi sebagian orang ini adalah moment paling tepat untuk mendekatkan diri pada Allah SWT, Namun berbeda dengan para pelaku industri musik Ramadhan merupakan lahan bisnis baru untuk mendulang rupiah lebih banyak lagi. Saat Ramadhan tiba kalangan selebriti terutama penyanyi banting setir menjadi Pendakwah Dadakan alias latah. Mereka membuat single atau album lagu Religi tema Ramadhan. Saat Konfrensi pers para penyanyi itu mengaku ingin belajar menjadi pribadi yang dekat dengan tuhannya. Padahal ini adalah peluang untuk show ketika Ramadhan dan aktifasi RBT. Demi mencuri perhatian mereka melalukan hal-hal yang positif. Mereka Mengekor kesuksesan Opick atau Haddad Alwi yang lebih dikenal sebagai musisi musik religi. Namun kita tetap menghargai mereka untuk berbuat baaik walaupun kesannya latah. Positif yang ditekuni mereka adalah sebuah poin penting bahwa mereka memiliki jiwa agamis dan mencintai Allah SWT untuk mengharap Ridho-Nya dan safaat Rasulullah SWT. Kita Bisa Belajr dari lirik lagu yang mereka tulis. Latah yang memberi Manfaat kepada Umat, kenapa tidak. LATAH Silahkan LATAH yang penting Positif. By Rahman Raden Elegypt