Minggu, 31 Oktober 2010 | By: Rahman Raden

Globalisasi Mengubah Pandangan Sebuah Lembaga Pesantren

Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan islam tertua di Indonesia dipercaya sebagai lembaga pendidikan islam yang dapat mencetak manusia yang berilmu dan bertakwa kepada Allah SWT atau memiliki moralitas yang baik secara vertikal maupun horisontal. Sadar akan dinamisnya perkembangan zaman dan berbagai latar belakang para santri untuk mondok membuat para pimpinan pesantren mulai membuka diri dengan dunia luar dalam hal ini modernitas dengan berdirinya sekolah-sekolah yang bersifat umum mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi dan bukan itu saja pesantren juga membuka diri dengan perkembangan Teknologi dan Informasi (TI)

Bebagai macam perkembangan yang terjadi di pesantren membuat terjadinya pola fikir dan cara pandang para santri. Kini para santri yang mondok di pesantren setelah terjun ke masyarakat tidak lagi menjadi Ustad, Kyai, Ulama atau pemuka agama di masyarakat tetapi juga dapat berperan dalam berbagai hal yang ada dimasyarakat artinya santri mampu berinteraksi dengan orang yang bukan alumni pesantren misalnya menjadi pengusaha, menjadi politikus ataupun menjadi pejabat disebuah daerah tertentu.

Dipesantren saat ini santri tidak hanya dibekali dengan ilmu-ilmu agama yang dipelajari dari kitab-kitab klasik karya ulama tempo dulu tetapi saat ini santri juga dibekali dengan berorganisasi, bahasa asing (Inggris, Jepang, Prancis dll) serta dibekali dengan pengetahuan yang berkaitan dengan ilmu teknologi dan sains. Saat ini banyak pesantren mendirikan perpustakaan yang berisi buku-buku ilmiah modern serta ditunjang dengan media internet sehingga santri dapat menerima dan mengetahui perkembangan terbaru dari sebuah informasi yang terjadi diluar.


Saat ini banyak pesantren-pesantren besar menerapkan pendidikan yang berkaitan dengan zaman globalisasi atau modernisasi walaupun kadang masih ada pesantren yang tidak menggunakan lebel modern tetapi di dalamnya modernisasi sudah berkembang didalam pendidikan yang ada di sekolah-sekolah pesantren.

Namun terkadang sangat disayangkan jika ada seorang santri yang mengalami krisis spritual, ironi tragedi memang, itu semua karena ketika belajar dipesantren hanya fokus pada ilmu-ilmu kajian modern sementara ilmu-ilmu agama hanya pelajari sebatas lepas dari tanggung jawab yang telah menjadi bagian penting dari sebuah pesantren sebagai pusat kajian ilmu islam baik islam masa klasik taupun islam kontemporer.

Terlepas dari perkembangan zaman saat ini santri wajib membari warna dpositif dalam dunia yang semakin global tanpa harus menjadi seorang pemuka agama. Santri hanya status karena yang terpenting status tersebut mampu memberi dampak yang positif untuk kemajuan sebuah bangsa yang lebih baik.
Kamis, 28 Oktober 2010 | By: Rahman Raden

Menelaah Kembali Hari Sumpah Pemuda


Di Indonesia setiap tanggal 28 Oktober selalu diperingati hari Sumpah Pemuda. Pada hari tersebut bukanlah sekedar seremoni belaka tetapi kita harus mengerti tujuan diperingati hari Sumpah Pemuda. Kita saat ini sebagai pemuda di Indonesia tidak perlu membahas mengenai sumpah pemuda yang diluar kapasitas kemampuan kita, bahas yang sewajarnya saja tetapi tetap misinya untuk kemajuan Indonesia dan yang pasti harus positif bagi kita dan juga bangsa kita terlebih untuk masa yang akan datang.

Masih banyak hal-hal positif yang membanggakanhasil karya kretif anak muda. Tuntutan zaman memaksa pemuda kita untuk terus berinovasi dalam berkreativitas sehingga menghasilkan dan menjadikan karya-karya yang spektakuler baik tingkat Nasional dan Internasional. Dalam segi keilmuan pemuda bangsa kita banyak menorehkan prestasi gemilang di tingkat Internasional sehingga mematahkan sentimen asing bahwa bangsa terutama pemuda kita tidak mampu berbuat banyak.

Jika kita menelaah se sejarah bangsa Indonesia, pemuda memiliki peran penting bagi perjalanan bangsa ini. Hari sumpah pemuda merupakan cikal bakal terjadinya kemerdekaan di negara kita hingga akhirnya terwujud serta reformasi tahun 1998 tentu tidak lepas dari peran pemuda yang pantang menyerah. Itu adalah bagian kecil yang dapat kita tangkap tentang peran pemuda bagi Indonesia.

Namun sebagai pemuda kita tidak lantas perpuas diri dengan prestasi dan perjuangan pemuda saat ini, kerana kedepan masih banyak hal-hal yang memaksa kita untuk terus berkarya dan berinovasi demi kemajuan Indonesia tercinta di zaman yang terus berkembang. Sekarang kita tanam jiwa semangat dan energi positif untuk Indonesia dan kita wajib yakin pemuda Indonesia pasti bisa.
Rabu, 27 Oktober 2010 | By: Rahman Raden

Bencana Di Indonesia Pada Bulan 10 Tahun 2010

Selama bulan sepuluh dua ribu sepuluh ini, Indonesia sudah banyak dihadapi dengan sejumlah peristiwa mulai dari kecelakaan kereta api di Pemalang Jawa Tenga, Banjir Bandang Wasior Papua Barat, Letusan Gunung Merapi di Jawa Tengah dan Yogyakarta, Gempa Bumi dan Tsunami di Mentawai Sumatera Barat serta banjir di sejumlah daerah akibat cuaca buruk beberapa bulan terakhir. Ibukota Jakarta juga tidak luput dari banjir sehingga menambah masalah lagi karena DKI Jakarta sebagai etalase Indonesia dimata dunia.

Semua musibah-musibah itu memakan korban hingga ratusan jiwa termasuk yang hingga saat ini nasibnya belum diketahui alias hilang, belum lagi kerugian-kerugian yang dialami oleh korban seperti rumah mereka yang rusak parah serta infrastuktur laainnya yang rusak seperti sekolah, masjid serta fasilitas publik lainnya.

Pada tanggal 10-10-10 orang-orang menganggap sebagai angka keberuntungan namun tentu saja tidak dengan angka 10-10 karena angka tersebut merupakan angka yang mengingatkan kita pada sebuah peristiwa yang melanda bangsa kita. 

Korban tewas pada bencana banjir bandang di Wasior mencapai 153 orang, sementara di Pemalang pada kecelakaan kereta api berkisar 30 orang lebih meninggal dunia. Sedangkan di bencana letusan Gunung Merapi tercatat sekitar 24 orang tewas salah satunya juru kunci Gunung Merapi yaitu Mbah Marijan serta wartawan Vivanews.com yaitu Yuniawan Nugroho. Sementara jumlah korban tewas akibat Tsunami di Mentawai Sumbar berkisar 112 orang

                      Gunung Merapi saat mengeluarkan debu panas

Ada apa dengan angka 10-10 bagi Indonesia? Jawabannya adalah kita sebagai orang Indonesia harus intropeksi diri, menjaga dan bersahabat dengan lingkungan sekitar agar kita selalu terjaga dari peristiwa yang tidak diinginkan. Selain itu kita juga bersatu perpegangan membenahi segala macam polemik yang melanda bangsa kita seperti Koprupsi yang makin mengakar, Mafia hukum yang merajalela serta politik uang disana-sini. Mukin wajah buruk negeri kita hingga membuat segalanya jadi kacau balau.
             Peristiwa kecelakaan kereta api di Pemalang Jawa Tengah

Ironi Tragedi, itulah yang terjadi pada bangsa kita. Bersatu perpegangan secara bersama-sama, menjaga lingkungan dan mendekatkan diri pada sang pencipta itulah yang sering kita dengung-dengungkan namun sayang kita sendirilah yang selalu merasa hal itu hanya numpang lewat saja. Bangsa ini hanya bisa berwacana namun aplikasinya kita seolah berat melalukannya. Semoga kita semua bisa memetik hikmah dari peristiwa 10-10 ini. Peristiwa 10-10 ini adalah peringatan dari sang pencipta buat bangsa kita untuk berubah dan berubah demi sebuah kalimat manis, Indah pada waktunya.
Senin, 25 Oktober 2010 | By: Rahman Raden

Langkah Sukses Di Ajang Pencarian Bakat

Berikut adalah semacam tips yang saya buat agar anda sukses menjadi bintang pujaan saat mengikuti ajang pencarian bakat di televisi.
                       Klantink Juara Pertama Indonesia mencari Bakat 2010
  1. Yakin bahwa anda memiliki bakat bernyanyi, main alat musik, dance atau bakat intertain lainnya.
  2. Memiliki wajah yang sedap dipandang, jika orang lain bilang anda memiliki wajah pas-pasan sebaiknya jangan dihiraukan karena smua itu akan di tutupi oleh bakat gemilang anda.
  3. Punya mental untuk tampil didepan umum dan dewan juri selain itu harus memiliki mental juara.
  4. Daftarkan segera diri anda saat audisi digelar di kota anda.
  5. Tunjukan bakat terbaik anda agar juri terpesona.
  6. Jika anda lolos ke tahap seleksi di kota Jakarta, maka siap-siaplah anda minta dukungan masyarakat daerah anda atau minta dukungan pemerintah daerah setempat.
  7. Jika poin ke satu sampai ke lima di atas anda mampu menjalani atau memenuhinya maka poin ke enam harus anda penuhi juga, namun bila anda merasa kesulitan atau gagal di poin ke enam maka alternatifnya anda harus memenuhi poin ke delapan.
  8. Anda harus mempunyai cerita sedih yang mengharu biru dan menguras air mata, baik cerita sedih tentang anda atau keluarga yang pernah dialami dalam kehidupan sebelum maupun saat anda mengikuti ajang pencarian bakat tersebut sehingga membuat masyarakat mengirim banyak SMS dukungan buat anda karena melihat cerita sedih anda di televisi.
Untuk poin ke delapan sudah terbukti, banyak pemirsa yang akhirnya mendukung hingga mengantarkan yang kontestan masuk ke grand final bahkan menjadi juara. Inilah nama-nama yang memiliki cerita sedih di ajang pencarian bakat.

  • Verry Afandi - Juara Pertama AFI musim 1.
  • Delon - Runner Up Indonesian Idol musim ke 1.
  • Adi - Runner Up KDI musim ke 2.
  • Ihsan Tarore - Juara Pertama Indonesian Idol musim ke 3.
  • Januarisman - Juara Pertama Indonesian Idol musim ke 5.
  • Debo - Juara Pertama Idola Cilik musim ke 2.
  • Klantink - Juara Pertama Indonesia Mencari Bakat musim ke 1.
Bagaimana menurut anda, nama-nama tersebut benarkan pernah sukses berkat cerita-cerita sedihnya?

Frans dan Anggi Bujang Dare Pontianak 2010


Setelah satu tahun Syarif Alwi Al-Muntahar dan Rina Kurnia Bakti menjadi Bujang Dare Pontianak 2009, akhirnya pada malam final pemilihan Bujang Dare Pontianak 2010 kedua duta pariwisata tersebut secara resmi tugasnya dilanjutkan oleh Frans Aji Muda Akber sebagai Bujang Pontianak 2010 serta  Anggi Wulandari sebagai Dare Pontianak 2010. Frans dan Anggi  berhasil mengungguli finalis lainnya yang berkompetisi yang diikuti oleh 23 kontestan. Kemenangan tersebut berdasarkan keputusan juri pada Final Bujang Dare Pontianak 2010 yang dilaksanakan di Rumah Melayu Kota Pontianak pada sabtu malam tanggal 16 Oktober 2010. Pemilihan Bujang Dare Pontianak 2010 merupakan rangkaian dari acara ulang tahun Kota Pontianak yang ke 239 tahun.

Bujang Dare sendiri bertugas sebagai duta pariwisata dan seni budaya selama setahun guna mempromosikan semua potensi dan icon wisata dan seni budaya yang dimiliki kota Pontianak sekaligus sebagai wujud kepedulian pemerintah terhadap anak-anak muda dan masyarakat untuk sadar dan peduli terhadap dunia pariwisata kota Khatulistiwa ini.
Selama satu tahun kedepan Frans dan Anggi akan melakukan serangkaian kegiatan promosi wisata kota Pontianak keseluruh wilayah di tanah air bahkan hingga ke luar negeri demi mewujudkan Kota Pontianak sebagai salah satu kota tujuan wisata di Indonesia sehingga menarik para pelancong untuk berkunjung.

Selain itu para Bujang Dare Pontianak 2009 atau tahun sebelumnya tetap berperan aktif mendukung semuan kegiatan promosi yang dilakukan oleh Bujang Dare Pontianak 2010 dan pemerintah karena ini merupakan tanggung jawab bersama termasuk masyarakat harus dilibatkan terutama peran penting pemerintah dalam Visit Kalbar 2010 harus maksimal agar hasilnya juga maksimal demi memajukan dunia pariwisata agar kota Pontianak bisa go Internasional dalam keunggulannya dibidang pariwisata dan seni budaya.
Sabtu, 23 Oktober 2010 | By: Rahman Raden

Eksploitasi Kemiskinan Demi Keuntungan Sepihak

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dengan penduduk mencapai 200 juta lebih. Kekayaan alam yang dimiliki juga melimpah ruah  tetapi yang miris adalah angka kemiskinan di Indonesia masih cukup tinggi. Seiring berjalannya waktu industri kreatif di indonesia  mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Industri yang di masksud adalah industri pertelevisian, banyak program-program teve dengan ragam dan kemasan  dan salah satunya adalah relity  show salah satunya acara yang dikemas secara apik dan menggugah hati nurani untuk berbagi misalnyaa beberapa poin berikut yang terkait kemiskinan masyarakat kita yaitu, Reality show dengan cara memberi bantuan  kepada orang-orang yang membutuhkan seperti memberi sembako, hewan ternak, uang jutaan rupiah, diberinya usaha warung bahkan merenovasi rumah tidak layak huni menjadi layak huni, minimalis dan elegan. Semua itu ditujukan kepadaa  orang-orang miskin yang memang benar-benaar membutuhkan bantuan tersebut.

Haal itu tentu berdampak positif bagi kita sebagai penonton bahwa di sekeliling kita masih banyak  orang-orang yang hidup susah payah. Acara tersebut mengajarkan kita untuk  terus berbagi kepada orang yang membutuhkan dan mengajak kita untuk bersyukur karenaa kita adalah salah satu orang yang beruntung.

Acara-acaraa  tersebut tentu harus dikemas secara dramatis agar menarik  di tonton  orang tentu  demi rating acara tersebut tinggi. Maka sang produser mengeksploitasi kemiskinan secara berlebihan agar penonton terharu. Saya menyebutnya eksploitasi kemiskinan karena  kitaa sering menjumpai orang-orang miskin tersebut makan  hanya dengan nasi putih  dan garam, makan rebusan singkong karena tidak punya beras  terkadang sang host acara tersebut menangis sambil dibumbuhi narasi-narasi kemiskinan yang dibuat secara berlebihan.

Saya  jadi heran masa iya  kemiskinan dibangsa kita sebegitu parah yang ditampilkan di teve itu. masyarakat Indonesia adalah masyarakat   gotong royong dan sepengalaman saya jikka ad tetangga kita yang hidup susah pasti kitaa memberi bantuan walaupun sedikit, tetapi reality show semacam itu terkadang ada seorang tetangga datang menagih hutang seperti rentenir atau minta ganti rugi jika barang yang dijualkan oleh objek dalam acara itu (orang yang katanya miskin)   rusak atau hilang. Nampak betul itu adalah dramatisasi dan ada unsur rekayasa dan eksploitasi   lebay yang dibuat oleh produser untuk kepentingan komersil.

Reality semacam itu tentu mmengajak kita peduli sesama terutama pada orang yang kurang beruntung tanpa harus eksploitasi kemiskinan demi keuntungan sepihak. Bukankah demikian?
Jangan berlebihan mengeksploitasi kemiskinan agar kesannya  tidak terlihat bahwa itu untuk keuntungan orang-orang berduit.
Rabu, 20 Oktober 2010 | By: Rahman Raden

9 Poin Tentang Puteri Indonesia

Ajang Pemilihan Puteri Indonesia adalah ajang ratu kecantikan tanah air yang paling ditunggu oleh semua orang apalagi setelah Puteri Indonesia berkompetisi ke ajang Miss Universe sehingga menjadi perhatian khalayak. Terlepas dari itu semua saya memiliki sembilan poin yang ada dalam ajang tersebut ya... paling tidak menggelitik kita sebagai masyarakat. Berikut sembilan poin tersebut
               Artika Sari Devi masuk 15 besar di Miss Universe 2005.
  1. Sejak pertama kali pada tahun 1992 peraih terbanyak gelar Puteri Indonesia adalah provinsi DKI Jakarta.
  2. Setiap wakil DKI Jakarta masuk tiga besar di pemilihan Puteri Indonesia maka dapat ditebak bahwa sang juara adalah Puteri dari DKI Jakarta.
  3. Sampai saat ini Yayasan Puteri Indonesia belum memberikan keterangan konkrit mengapa DKI Jakarta bisa mnegirim wakilnya lebih dari satu sedangkan daerah lain tidak boleh dalam Pemilihan Puteri Indonesia.
  4. Artika Sari Devi, Puteri Indonesia 2004 yang pertama kali berhasil masuk 15 besar Miss Universe 2005, itulah prestasi tertinggi Puteri Indonesia di ajang Miss Universe hingga saat ini.
  5. Nadine Candrawinata dan Qori Sandioriva adalah Puteri Indonesia yang pernah membuat citra tidak baik karena bahasa Inggrisnya yang belepotan saat sesi wawancara di Miss Universe.
  6. Selama wakil dari Aceh Darussalam berjilbab di pemilihan Puteri Indonesia, maka selama itu pula gelar Puteri Indonesia tidak akan pernah diraihnya dan selama itu pula Puteri perwakilan Aceh Darussalam tidak akan mungkin berlaga di Miss Universe kecuali jilbabnya dilepas seperti yang dilakukan Qori Sandioriva.
  7. Setiap kali Puteri Indonesia berkompetisi di ajang Miss Universe maka yang paling disoroti oleh publik adalah baju renang yang akan dikenakan saat Miss Universe berlangsung.
  8. Zivana Letisha Siregar, Puteri Indonesia 2008 yang mencuri perhatian dunia dalam poling yang dilakukan oleh situs resmi Miss Universe bahkan sempat diunggulkan masuk 15 besar karena dalam poling Zivana berada di puncak namun sayang pilihan masyarakat dunia itu tidak berpengaruh dalam penjurian. Zivana pun pulang tanpa gelar di Miss Universe.
  9. Nadine Alexandra Dewi Ames, Puteri Indonesia 2010 yang paling dibicarakan didunia maya karena sang puteri tidak lancar berbahasa Indonesia.
Selasa, 19 Oktober 2010 | By: Rahman Raden

Benarkah Ciuman Bisa Tularkan Flu?

Saat cuaca tak menentu seperti saat ini, banyak orang dengan mudah terserang flu. Bukan hanya hidung dan mata yang berair, biasanya flu juga disertai dengan demam.

Untuk menangkis dan melawan virus flu dari tubuh, banyak mitos beredar dipercaya banyak orang. Tapi, apakah semuanya benar?
Berikut ini penulis ilmiah terkemuka, Jennifer Ackerman, menjelaskan beberapa mitos tentang flu dalam bukunya 'Ah Choo', seperti dikutip dari Times of India.
1. Mitos: ciuman menularkan flu
Fakta: Berciuman atau berbagi minuman tidak dapat menyebarkan flu ke orang lain. Keluarga terbesar virus yang menyebabkan flu, yaitu rhinoviruses. Dan ini jarang sekali bisa masuk ke tubuh kita melalui mulut, hal ini menurut penelitian di University of Wisconsin Medical School.

2. Mitos: vitamin C sembuhkan fluFakta: Menurut penelitian, tidak ada bukti yang mengatakan, vitamin C mampu menghindari tubuh dari serangan flu. Bahkan antibiotik yang disebut-sebut dapat mengobati flu pun sebenarnya tidak bisa menyembuhkan flu, sebab penyakit ini disebabkan oleh virus. Sementara antibiotik hanya digunakan untuk mengatasi penyakit yang disebabkan bakteri.

3. Mitos: Lendir kental dari hidung tanda infeksi bakteriFakta: Lendir kental yang biasa keluar dari hidung bukanlah tanda infeksi bakteri, tetapi merupakan tanda sistem kekebalan tubuh bekerja dengan baik. Perubahan warna lendir dari jernih, kuning, hijau merupakan respon lebih kuat atas sistem kekebalan tubuh kita.

4. Mitos: Banyak minum air untuk redakan flu
Fakta: Ketika terserang flu, perbanyak minum air putih atau jus buah-buahan murni. Beberapa minuman segar seperti teh herbal pepermint atau minum air jeruk hangat bisa membantu mempercepat penyembuhan flu.

5. Mitos: Sup ayam bisa sembuhkan flu
Fakta: Sup ayam disebut-sebut sebagai obat flu sejak zaman dahulu. Penelitian terbaru menunjukkan mungkin ada beberapa fakta ilmiah di balik legenda bahwa sup ayam membantu flu.
Walau sebagian besar obat-obatan tidak bisa membantu menyembuhkan flu Anda, namun resep obat antiviral dapat menghambat perkembangan virus bila dikonsumsi dua hari sebelum gejalanya muncul. Pengobatan lainnya yang bisa Anda lakukan di rumah, yakni memperbanyak waktu tidur dan banyak minum.
http://kosmo.vivanews.com/

Pria Itu Bernama Abeng


Cerpen: Malam itu Adi, Erdi, Lutfi dan Faton masuk kesebuah tempat yang sangat ramai sekali oleh anak-anak dan remaja.
“Bola bang!” kata Faton.
“Sisa nomor lima”
“Nggak apa-apa bang, Cuma dua orang yang main” sahut Lutfi.
“Iya, tunggu disamna” kata pria yang menjaga disitu.
Ditempat itu ramai sekali, peminat bola semua, sorak penonton dari speker riuh memekakan telinga terlebih dari sepuluh kursi yang tersedia semuanya main bola. Lutfi dan Faton memegang stik yang siap main bola, adi dan Erdy hanya menyaksikan layar milik Faton yang berduet dengan Lutfi. Dua remaja yang masih kelas dua SMA tersebut memang PS mania alias suka main Play Station. Jika mereka berdua tidak memiliki kegiatan mereka berdua lebih memilih menghabiskan waktunya main PS terutama pada hari minggu. Sedangkan Adi dan Erdi juga senang main PS tetapi tidak seperti Lutfi dan Faton yang sudah jadi PS Mania.
Adi dan Erdi yang tidak ikut main game tersebut juga terlibat dalam sorak teriak ketika bola menembus dalam gawang meskipun berupa game. Permainan mereka semakin seru setelah gol demi gol tercipta oleh masing-masing pemain yaitu Lutfi dan Faton.
Setelah puas bermain selama dua jam mereka memutuskan pulang karena banyak pengunjung sudah pulang. Mereka semua sepakat untuk pulang karena dianggap cukup serta mata sudah mengantuk.
Seratus meter dari rumah om Karman tempat mereka menginap, pikiran Lutfi dirasuki oleh ide makan soto diseberang jalan, karena ide tersebut dianggap cemerlang maka tiga orang temanya setuju untuk makan Soto.
“Soto pak, empat”
“Iya, tunggu sebentar” kata pedagang tersebut.
Setelah menunggu hamper lima menit, ayam goring, telur rebus yang dipotong kecil bumbu koya menutupi nasi dan soto siap disantap oleh empat sekawan tersebut.
“Pak ada cabe rawit, nggak?” pinta Adi
“Tunggu sebentar dek”
“Pak, harga kerupuk ini berapa?” Tanya Lutfi.
“Ini cabenya dan kerupuknya satu, 500 rupiah. Satu-satu ya, ngomongnya”
“Galak nih” sahut Erdi, penjual soto itu hanya senyum terpaksa.
Saat mereka berempat sedang menikmati sotonya, mereka dibuat heran dengan sosok pria kurus sedang marah diseberang jalan sana. Entah marah pada siapa, mereka berempat tanpa mengomentari kejadian tersebut karena melihat penampilan dan tampang pria yang marah-marah sambil berteriak itu sepertinya orang tidak waras. Rambutnya acak-acakan tanda tidak pernah tersentuh air apalagi shampoo. Bajunya kusam tanda bahwa orang itu tidak pernah ganti baju. Gembel banget.
Setelah membayar semua, mereka berempat kembali pulang ke rumah om Karman dengan berjalan kaki. Rumah om Karman adalah tempat persinggahan Faton ketika pergi ke kota Malang. Faton adalah keponakannya om Karman, sementara Adi, Erdi dan Lutfi hanya pengikut saja. Mereka sangat akrab dengan om Karman karena faton sering megajak mereka bertiga kerumah pamanya itu. Kadang mereka berempat kerumah om Karman diakhir pecan, setiap sabtu sore mereka pulang ke rumahnya di Kepanjen kawasan Malang selatan. Dalam sebulan mereka bisa sampai satu sampai dua kali kerumah om Karman.
Sejak kelas satu SMA mereka berteman hingga sekarang sampai satu sekolah menyebut mereka Boy Band School oleh teman-temannya karena selain tampan mereka selalu kompak dalam bernyanyi ketika ada Pensi di sekolah ataupun dalam kegiatan lain. Pokoknya mereka School Idol deh, kata sisiwi-siswi.
Saat mereka asyik berjalan menuju rumah om Karman jam sebelas malam tiba-tiba ada seorang pria memanggil, ternyata pria yang memanggil meraka adalah pria yang menakutkan dan menjijikan.
“Saya?” tanya Erdi menanggapi panggilan orang yang yang memanggilnya itu.
Sebelum mendekati pemuda itu Faton memberi tahu pada teman-temannya.
“Kata om Karman, nama orang itu Abeng, pria itu agak tidak waras”
“Diakan pria tadi yang marah-marah saat kita makan soto!” sahut Adi
“Kalian dengar nggak? kesini cepat” pria itu kembali memanggil.
“Maaf bang, kita mau pulang. Sudah malam” Adi mencoba memberi alasan karena malas meladeni orang yang sakit jiwa.
“Kalian tinggal dimana?” tanya Abeng yang akhrinya dia sendiri yang mendekat.
“Tinggal dirumah om Karman” jawab Faton.
“Sekarang aku punya masalah, aku butuh bentuan kalian. Minta uangnya 200 ribu besok  pagi saya ganti” paksa Abeng.
“Dasar orang Gila’ bisik Adi pada Erdi.
“Kita tidak punya uang” tambah Erdi seperti membentak.
“Oh, kalian nggak punya uang? Bohong!” Abeng juga sedikit emosi.
“Oke, kami akan ambil uang. Kamu tunggu disini” Adi berusaha membohongi Abeng, agar bisa dengan cepat kabur dari cegatan Abeng yang Oon itu.
Tetapi yang dilakukan Abeng malah brutal, dia merampas HP Lutfi yang baru saja dibeli seminggu yang lalu, Hp milik Lutfi itu adalah type terbaru saat ini.
“Oke…oke…saya akan beri kamu uang asalkan Hp itu cepat kembalikan” kali ini Erdi merasa khawatir Hp milik Lutfi tidak dikembalikan, kedua Abeng mengeluarkan sebilah pisau kecil dari pinggangnya setelah merampas Hp tersebut.
Khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada malam yang sepi itu Erdi dan Faton pergi ke rumah om Karman dengan alasan mengambil uang sementara Adi dan Lutfi masih berdiam ditempat itu untuk mengawasi Abeng agar tidak kabur.
Akhirnya Faton dan Erdi berhasil mengumpulkan uang sebesar 150 ribu sebagai umpanan pada Abeng.
“Ton, kamu bawa batu untuk jaga-jaga”
“Batu?”
“Iya, cepat cari dibelakang sana” akhirnya menemukan batu yang cukup besar.
Saat mereka sedang sibuk sendiri tiba-tiba om Karman muncul dari kamarnya sambil bertanya kapada Faton dan Erdi yang ada diruang tengah. Mereka berdua menceritakan kejadian sebenarnya pada om Karman, namun mereka merahasiakan kalau Abeng mengeluarkan sebilah pisau karena menurutnya tidak mau merepotkan dan bercampur dalam masalah ini. Meereka mau menyelesaikan sendiri, apalagi dia hanya sebagai tamu diwilayah itu.
“Hati-hati saja, Abeng itu gila” ujar om Karman.
“Iya om, kita pasti bisa” kata Erdi
“Masa kalian kalah dengan orang gila sendirian. Kalian berempat, waras lagi”

Mereka berdua menuju jalan raya dimana Adi dan Lutfi menunggu cemas sementara Abeng berdiam dengan ketidakwarasannya. Rumah om Karman berjarak sekitar 20 meter dari jalan raya, ketika berada dimuka gang, Faton dan Erdi terkejut saat melihat Abeng tertawa terbahak-bahak sambil mengisap rokok.
Mereka berdua menghampiri Adi dan Lutfi yang ternyata Hp itu sudah ditangannya.
“Hem, dasar Oon!” kata Erdi.
“Ayo kita pulang” ajak Erdi pada Adi dan Lutfi.
“Maksih ya dek rokoknya. Besok-besok kesini lagi atau singgah ke rumah didepan wartel itu” ujar Abeng seolah tidak pernah terjadi apa-apa karena ketikwaranya itu dia menjadi sedikit tenang.
Adi, Lurfi, Faton dan Erdi segera pulang kerumahnya om Karman karena sudah larut malam.
“Untung tadi Adi mengeluarkan rokok” cerita Lutfi pada kedua temannya.
“Kok bisa begitu?” tanya Erdi penasaran. Kemudian Adi menjawab.
“Begini, ketika kalian pergi, aku mengeluarkan rokok terus Abeng minta satu batang, ya…aku kasi dua batang. Kemudian Hp Lutfi diletakan disampingnya…”
“Aku ambil deh! Dikira akan marah ternyata dia ketawa ngakak” potong Lutfi. Mereka berempat tertawa dengan tingkah Abeng yang sakit jiwa itu.
“Dek, rokoknya habis. Mana uangnya?”
Mereka berempat terkejut melihat Abeng bersuara debelakngnya.
“Ini, aku punya rokok ambil semua. Uangnya kami ambil dulu” komentar Adi.
Tatapan Abeng tampak lain, pria jangkung itu seperti singa yang akan menerkam anak rusa, matanya merah. Dengan berani Lutfi menyerahkan rokok dari Adi itu pada Abeng walaupun dengan rasa gugup. Adi danToni mundur selangkah untuk siap-siap lari sedangkan Erdi masih diposisi semula.
Rokok dari Lutfi sudah ditangan Abeng, kemudian pria berkulit gelap tak waras tersebut menarik tangan Lutfi dan mengeluarkan pisau dari pinggangnya. Menyaksikan reaksi bahaya itu, Erdi berusaha menolong Lutfi namun kalah cepat, Lutfi sudah terluka terkena jilatan pisau Abeng. Lengan Lutfi berdarah oleh goresan pisau lelaki gila itu segara ditolong oleh Adi dan Faton sementara Erdi mengejar Abeng yang berusaha lari sambil memgang sebuah batu yang tadi dibawanya.
Abengterus berlari sekencang-kencangnya sementara Erdi berusaha melemparkan batu yang ditangannya pada Abeng. Saat dalam pengejaran dipinggir jalan Abeng berbelok dan menyebrangi jalan sambil terus berlari, tubuhnya terhempas ditabrak truk pengangkut semen. Aneh memang ternyata Abeng bangkit dan kembali berlari sekencang-kencangnya dengan sebungkus rokok yang masih ditangannya, pria sinting itu tidak mengalami sedikit luka atau cedera pada tubuhnya meski ditabrak oleh truk yang sedang melaju.  Erdi, Adi, Faton, Lutfi serta sopir truk dibuat takjub atas peristiwa yang baru saja terjadi pada Abeng.

Temui Aku


Cerpen: Bayangan tidak lagi memanjang menandakan matahari pagi mulai beranjak tinggi. Nuansa dingin masih sangat terasa karena kemarin sore hujan sangat lebat turun, namun tidak menyurutkan semangatku untuk bangun dari tidur untuk mandi apalagi jika mendengar suara mangkok ditabuh dengan sendok masuk ke komplek, bertanda mang Udin sudah melancarkan aksinya berjualan yang setiap pagi ia lakukan.
            Aku menampakkan wajahku di muka teras sambil memanggil mang Udin untuk mendekat dan mengutarakan niatku dan mang Udin seketika itu juga mengambil suduk panjang dan mangkok untuk mengambil bubur kacang hijau pesananku, walaupun bulan tak lagi muda tetapi tidak ada masalah yang penting lunas di awal bulan.
            “Gimana, siapa namanya?” tanya mang Udin
            “Sudah, namanya Tiara, aku juga punya nomor Hpnya juga”
            “Berarti, sudah dua langkah kamu maju?”
“Tentu, siapa dulu Lukman” jawabku bangga pada mang Udin.
Mau tahu apa yang aku bicarakan dengan mang Udin? adalah Tiara yang setiap pagi aku selalu bertemu dengannya saat aku berangkat atau pulang dari kuliah. Gadis itu selalu membuat aku penasaran dan bawaannya selalu berkesan walau aku tidak pernah berduaan dengannya.
“Terima kasih mang”
“Sama-sama Boy” sahut mang Udin yang memanggil aku dengan sebutan Boy alias Boyke karena aku dianggap oleh mang Udin dan teman-teman berpotensi menjadi seksolog seperti dr. Boyke walau aku adalah seorang mahasiswa Hukum.
Setelah sarapan buburnya mang Udin dengan status ngutang, aku segera berangkat kuliah meleawti gang sempitdiantara pemukiman padat warga, aku tetap enjoy berjalan kaki apalgi ditambah hadirnya Tiara yang setiap hari bertemu saat saat aku kekampus, maklum nampaknya Tiara lebih asyik menghabiskan waktu di teras rumahnya berteman dengan majalah-majalah wanita.
Oh iya, aku lupa menceritakan mengapa aku lewat gang sempit setiap berangkat dan pulang dari kampus. Begini, Fakultas Hukum adalah jurusan yang aku pilih, kebetulan komplek Fakultas Hukum berada paling utara atau paling pojok dari semua jurusan yang ada dikampus. Jika aku lewat jalan raya, aku harus sama seperti pengguna jalan itu ialah melawan macet yang cukup lama, terus ditambah lampu merah dan gerbang kampusku yang ada di selatan. Sebenarnya kampusku memiliki dua gerbang masuk yaitubagian selatan dan utara, jadi gerbang utara ditutup pada jam-jam sibuk karena possisinya dekat dengan persimpangan jalan dan menambah kemacetan yang terjadi di jalan terutama pada pagi hari.
Kalau lewat gang sempit diantara pemukiman padat tersebut aku bisa menghenat  waktu. Jarak tempuh dari lokasi tempat aku Indekos yaitu 10 menit perjalanan bonus jalann yang teduh, biarpun padat warga masih peduli pada Global Warming, badan sehat karena jalan kaki plus bertemu dengan Tiara. Jika berangkat kuliah melewati jalan raya bisa ditempuh antara 20-30 menit karena kondisi jalan yang macet.
Kembali ke persoalan Tiara. Sifat murah senyum, cantik dan tampak sebagai gadis yang sederhana hingga membuat aku terpesona pada pandangan pertama. Mungkin aku sedang jatuh C…..? Lebay.
Kuayunkan kakiku setapak demi setapak digang itu dengan sedikit kencang. Kurang dari tiga rumah tempat Tiara bertahta, aku mengurangi kecepatan langkahku, maklum aja aku adalah  P3 (Pria Penebar Pesona) wajahku mengkerut karena pagi itu, ada sesuatu yang hambar karena Tiara tidak nampak lagi duduk santai diteras rumahnya.
“Nanti pulang kuliah pasti ketemu lagi” aku mencoba menghibur diri. Akhirnya aku menambah kecepatan langkahku menuju kampus tercinta.
Dikampus aku telihat bermenung diri membayangkan kembali kejadian saat aku berhasil mengajaknya bicara cukup lama hingga saling menukar nomor Handphone. Sedikit menyesal karena tidak punya nomornya. Pertanyaannya, kemana perginya Tiara kok, pagi tadi dia tidak muncul diteras rumahnya? Mungkin kepasar atau keluar kota jawab batinku.
“Hai Boy kok sepi, maksudnya kok diem aja” tanya Feri memecahkan lamunanku.
“Sial, lu Jang. Kaget tau”
“Gimana misinya, sukses?” Feri bertanya soal Tiara
“Sukses” jawbku singkat.
“Tetapi dikau masih bermuram durja” Feri kembali bertanya gaya penyair kondang.
“Tadi sewaktu aku berangkat kuliah, dia tidak nampak lagi duduk diteras seperti biasa”
“Lukman…Lukman… jadi cuma itu masalahnya?” mendengar pertanyaan Feri aku hanya diam tanpa menjawab reaksi.
Memang saat ini aku benat-benar tidak berlebihan, sejak bertemu dan kenal dengan Tiara aku dibuat kepikiran, sesalu ingin bertemu setiap waktu dan sejuta gejolak lainnya. Padahal aku sudah tujuh kali pacaran sejak SMP tapi baru kali ini aku merasakan sesuatu yang beda pada Tiara. Sekali lagi aku benar-benar tidak berlebihan apa yang aku alami sekarang, itulah adanya.
“Kamu sudah menghubungi atau belum?” Feri kembali bertanya
“Sudah, tetapi tidak aktif”
“Coba aja lagi, siapa tahu kali ini nomornya aktif” perintah feri padaku.
Aku mengambil Handphone-ku dikantong celana dan mencoba menghubungi Tiara kembali.
Nomor yang anda tuju dedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan” tiba-tiba operator seluler menyambitnya, dicoba lagi ternyata benar tidak aktif nomornya.

***
Malam makin gelap pekat, jangkrik tak lagi berbunyi hanya jarum detik jam yang tiada henti berbunyi malam membawaku pada jam satu dini hari. Tubuhku terbaring diatas kasur sementara pikiranku jauh melayang. Usaha untuk menghubungi nomor ponselnya Tiara tidak lagi aktif.
Bilang cinta saja belum tetapi aku lebih banyak kepikiran sama Tiara, seandainya aku ditakdirkan menjadi miliknya maka dia tidak akan pernah aku sakiti atau melukai.
“Tiara…dimana dikau sekarang berada” lirihku.
Aku beranjak dari kasur untuk membuka pintu yang digedor.
“Bangun, sudah siang” ternyata Feri sedang memasang mukanya didepan pintu.
“Ini sudah bangun”
“Bangun sih, bangun tapi coba lihat sudah siang tu, semalam kamu tidur jam berapa?”
“Setengah dua pagi” jawabku setengah jengkel.
Setelah segalanya siap, aku langsung berangkat ke kampus lewat gang sempit dan berniat berjumpa dengan Tiara. Setiap kaki melangkah sesekali hatiku berucap, semoga ppagi ini aku bertemu dengan Tiara. Asa untuk bertemu dengannya tak kesampaian, rumahnya sepi, jendela dan pintunya tertutup rapat seperti kemarin. Mungkin Tiara keluar kota, bisik hatiku.
Aku singgah disebuah warung yang tidak jauh dari Rmah Tiara untuk membeli rokok. Sebenarnya hati meminta bibirku bertanya kepada pemilik warung tentang keberadaan Tiara yang sudah beberapa hari tidak terlihat, tapi aku mengurungkannya sehingga bibirku terdiam membisu.
***
Tanpa terasa sudah lima hari aku tidak bertemu dengan Tiara, jiwaku sudah terperangkap dalam bayangannya dan aku mulai bertanya dalam hatiku sendiri, kekuatan apa yang dimiliki Tiara sehingga berhasil merobohkan niatku untuk menjomblo sampai wisuda nanti.
“Tiara, belum datang?” tanya Feri.
“Belum! Apa dia sudah pindah ya?” aku balik Tanya.
“Tanya saja pada tetangganya” mang Udin menyambung.
“Cerdas, secepatnya” timpal Feri yang langsung diacungi jempol oleh mang Udin.
“Ya sudah, aku jualan dulu” kemudian mang Udin pergi dengan gerobak buburnya setelah kami membayarnya.
 Sekarang hari minggu, waktunya istirahat dan nanti sore Jogging lewat depan rumah Tiara sekalian bertanya pada tetangganya nanti sore. Seperti hari minggu sebelumnya hari ini aku akan nonton Film yang Feri sewa kemarin dirental depan. Ternyata film-film yang aku tonton tidak bisa menghilangkan kesabaranku untuk menunggu sore tiba.
Sore yang ditunggu telah tiba, Feri ikut menemaniku untuk olahraga murah ini dan sesekali terlibat omongan kecil bersama Feri.
“Boy, coba kamu lihat! Sepertinya itu Tiara”
“Yang mana Fer?”
“Itu yang turun dari mobil” Feri menunjukan arahnya.
“Iya, itu Tiara, mungkin dengan Ayahnya?” kemudian aku mencoba mendekatinya tapi dia kembali melaju dengan becak yang sudah menunggu didekatnya. Aku dan Feri mengikutinya dari belakang dengan raut wajah gembira merona.
Sampai depan rumahnya dia turun dari becak dibantu oleh ayahnya. Seperti ada bisikkan pada ditelinganya, dia menoleh kearahku. Aku melambaikan tanganku dia membalas dengan tersenyum kemudian aku meletakkan jariku membentuk telpon di pipi, dia mengangguk setuju. Sontak saja aku semakin gembira dan hamper saja mataku melewati wajahnya yang pucat pasi, seperti orang yang sedang sakit.
Malam harinya aku menghubungi Tiara, kami terlibat pembicaraan yang terasa akrab dan memberi tahuku kalau dia sedng sakit terbukti setiap pembicaraannya selalu  dibuntuti batuk, hanya saja dia tidak menjelaskan sakit yang dideritanya. Karena kondisi Tiara yang baru sembuh aku tidak berlama-lama bicara dengannya dan besok kami sepakat janjian bertemu disebuah warung sederhana dekat rumahnya.
***
Bapak Dr. Harfan Handoyo, begitu bersemangat menerangkan materi kuliah hokum perdata, hingga waktunya lewat tujuh menit. Mahasiswa lain  termasuk aku yang duduk dibelakangmulai tidak konsentrasi lagi. Dengan perasaan sebel aku ber-ehem berkali-kali, menantianku berakhir dosenku mnydahi materi siang itu. Setelah mengucapkan salam aku segera keluar dan dan pulang karena ada janji dengan Tiara siang ini.
Sedikit tergesa-gesa kupacu langkahku agar tidak terlambat. Asa tinggallah asa, akhrinya aku terlambat lima menit.
“Pak, tadi ada Tiara kesini?” tanyaku pada penjaga warung setelah aku menunggu hamper 30 menit.
“Tiara, yang rumahnya itu?” bapak itu balik Tanya sambil menunjuj rumah berwarna hijau.
“Iya” jawabku sambil dipenuhi rasa penasaran.
“Dia dibawa kerumah sakit lagi karena penyakitnya kambuh lagi. Kemarin dian pulang ternyata tadi pagi jam delapan dia bawa lagi ke dokter”
Aku setengah mati mendengar penjelasan bapak penjaga warung tersebut, kemudian aku pamitan setelah bapak itu memberitahu tempat Tiara di rawat yaitu antara RSUD dan RS Harapan Kita karena bapak tersebut tidak tahu persisi karena mendadak.
Aku segera mengambil motor ditempat kos dan segera menuju rumah sakit, rumah sakit pertama Harapan Kita yang aku kunjungi pertama karena lokasinya lebih dekat. Usahaku nihil tidak ada nama pasien bernama Tiara Wulandari yang masuk hari ini. Memperoleh informasi tersebut aku alngsung meluncur ke RSUD dan ternyata nama Tiara Wulandari terdaftar pada pasien hari ini.
“Tapi pasien ini sudah dirujuk ke Jakarta setengah jam yang lalu” kata perawat ramah.
“Sakit apa dia sus?” tanyaku sambil menahan rasa kecewa dan mencemaskan kondisinya.
“Kanker darah” jawab suster singkat.
Mendengar penyakit yang diderita Tiara tersebut aku tidak percaya, mungkinkah gadis secantik dan ramah seperti dia harus menderita penyakit mematikan itu. Tiara, semoga kamu cepat sembuh dan kita bisa bertemu diwarung yang sudah kita janjikan bersama. Langkahku sangat berat sekali, pikiranku juga terasa terbebani ribuan ton, aku baru saja ditinggalkan oleh malaikatku. 
Selasa, 12 Oktober 2010 | By: Rahman Raden

Diam Diam Menyukai Dangdut

Mati suri itulah kalimat pertama yang terdengar jika kita mendengar tentang musik dangdut. entahlah mengapa musik dangdut saat ini tidak lagi eksis di kancah hiburan tanah air. Banyak musisi dangdut yang memilih mempromosikan karya-karyanya lewat radio atau promo-promo of air. Apakah benar produser acara musik di TV tidak mau ambil resiko jika harus menampilkan acara-acara musik karena selera musik kita sedang beralih kemusik melayu milik anak band? Saat ini hanya TPI sebagai satu-satunya stasiun TV yang fokus acaranya bertemakan dangdut.

Tapi bicara soal dangdut diam-diam masyarakat indonesia tidak bisa lepas dari aliran musik yang identik dengan goyangannya ini, karena notabene kita  ras melayu maka musiknya harus yang bertemakan metal alias melayu total. Berikut adalah sedikit fakta musik dangdut masih digemari masyarakat

  1. Bicara soal dangdut kita tidak boleh melepaskan sang raja dan ratu dangdut yaitu Rhoma Irama dan Elvie Sukaesih karena kedua musisi ini adalah tokoh sentral dalam jagad musik dangdut tanah air. Banyak hits lawasnya tetap mengudara disejumlah daerah di Indonesia. Ada pula pesohor dangdut lainya yaitu Rita Sugiarto, Mansur S, mendiang Meggy Z dan lainnya.
  2. Setelah musik dangdut berada di ujung tanduk tiba-tiba muncullah fil Mendadak Dangdut tahun 2005 yang Soundtracknya di nyanyika oleh Titi Kama. Tak pelak lagu dangdut dalam soundtrack film itu yang berjudul Jablay (jarang dibelai) begitu fenomenal saat itu dan sejumlah Award dari berbagai anugerah musik untuk kategori musik dangdut di raihnya serta mengantarkan Titi Kamal ke puncak popularitas sebagai penyanyi. Itulah dangdut dan itulah musik yang tidak bisa dilepaskan dari industri perfilman.
  3. Ibarat sebuah kerajaan, dangdut memiliki seorang raja. Suatu saat jika sang raja sudah tidak eksis karena berbagai faktor maka sang pengeran harus menggantikannya. Saat ini sang pengeran telah go publik dia adalah Ridho Rhoma dan Sonet 2 Band. Berkatkualitas musik yang sangat memadai serta bermodalkan tampang yang menjual menjadikan musik dangdut versi sang pengeran sukses di blantika musik indonesia. Hits pertama yang diluncurkan adalah "Menunggu" lagu lawas milik sang raja dangdut diterima oleh pasar. Jadi jangan heran bila  ibu-ibu dan ABG putri pun terhipnotis oleh kemunculan sang pengeran dijagad dangdut terutama saat manggung.
  4. Saat ini yang paling fres seputar obrolan musik dangdut adalah fenomena dari Youtube yaitu "Keong Racun Sinta dan Jojo". Berkat aksi iseng dua mojang cantik dari bandung yang merekam aksi vedeo lips sincnya di Youtube membuat keduanya tenar karena lagu dangdut Keong Racun. Saat ini vedeo lagu dangdut versi Sinta dan Jojo tersebut sudah menembus angka 5.000.000 juta lebih pemirsa di Youtube itu sebuah angka fantastik. Berkat Sinta dan Jojo orang yang selama ini menyepelehkan dangdut semua terpatahkan terbukti fenomena Keong Racun membenarkan bahwa orang indonesia tidak mungkin lepas dari musik dangdut. Fenomena Keong Racun adalah media promosi termurah apalagi sampai keseluruh dunia. Keong racun pernah menduduki puncak tertinggi sebagai Tranding Topic di Twitter yang berlevel sejagad.
Itulah secuil fakta tentang musik dangdut kita, masih banyak fenomena yang mewarnai musik dangdut. Masih banyak fenomena lainnya seperti Inul Daratista dengan goyang ngebornya dan sederet artis dangdut lainnya yang memeiliki istilah masing-masing untuk goyangannya. Ada goyang gergaji, patah-patah, ngecor, khayang dan sebagainya, belum lagi hits Bang Toyib, Cinta Satu Malam milik Melinda dan sebagainya. Terlepas dari itu semua para musisi dangdut harus tetap produktif dalam berkarya hingga menghasilkan musik dangdut yang berkwalitas karena jika tetap mati suri seperti sekarang maka hal terburukpun bisa terjadi yaitu musik dangdut akan hilang dari muka bumi.
Satu lagi apakah anda pernah mengikuti atau menikmati salah satu fenomena di atas? Jika jawabannya iya maka diam-diam anda menyukai musik dangdut
Sabtu, 09 Oktober 2010 | By: Rahman Raden

Festival Kapuas 2010 dan Pontianak 239 th Universary

Untuk pertama kalinya Kapuas Festival di gelar dalam menyambut hari jadi kota Pontianak yang ke 239 tahun. sejumlah agenda telah di persiapkan oleh Weebee Production selaku event management yang menjadi pelaksana. Acara yang dikemas dengan tema "Amazing Experiences of Kapuas River" tentu untuk memaksimalkan potensi sungai Kapus yang berada di tengah kota terutama di dunia pariwisata sedangkan acara tersebut akan di helat di Alun-alun Kapuas jalan rahadi Usman yang langsung berada di tepian sungai Kapuas kota Pontianak.
 
Amazing Experiences Of Kapuas River ini , Weebee Production , Peprov Kalimantan Barat dan Pemerintahan Kota Pontianak menampilkan 2 event utama untuk mensukseskan acara ini yaitu
1. FESTIVAL KAPUAS - West Kalimantan Art & Culture Heritage
2. PONTIANAK 239th ANNIVERSARY

Berikut adalah daftar sejumlah agenda yang akan di helat dalam perayaan hari jadi kota Pontianak yang ke 239 tahun.

PONTIANAK 239th ANNIVERSARY
1 - 23 Oktober 2010

Pemilihan Bujang Dare Pontianak
1 – 3 Oktober 2010
Pentas Pelajar Pontianak
4 – 6 Oktober 2010
Lintas Kapuas – Swim River Competition
9 Oktober 2010
Pontianak International Kite Festival
15 – 17 Oktober 2010


KAPUAS FESTIVAL West Kalimantan Art & Culture Heritage.
24 – 31 Oktober 2010

Gelar Seni dan Budaya Kalimantan Barat
24 – 30 Oktober 2010
Pameran West Kalimantan Art & Culture Heritage
24 – 30 Oktober 2010
Pntianak International Dragon Boat Competition
24 – 30 Oktober 2010
Pemilihan Putra Putri Kalimantan Barat
31 Oktober 2010
Gelar 1000 penari Jepin ( MURI AWARD )
31 Oktober 2010
Jumat, 08 Oktober 2010 | By: Rahman Raden

Sensasi Ngopi Di Jalan Gajah Mada Kota Pontianak*

Anda sebagai orang Pontianak pasti sudah tahu dengan kawasan super sibuk ini yaitu jalan Gajah Mada. Bukan karena pasar Flamboyan yang menawarkan barang-barang serba murah tetapi sisi lain dari itu. Bicara soal kuliner tentu bukan barang langka di jalan Gajah Mada barbagai macam restaurant, cafe dan warung menawarkan makanan yang memanjakan lidah. Mulai makanan serba mahal dari restaurant mewah hingga yang ekonomis yang disediakan sejumlah rumah makan. Saya bukanlah pakar kuliner seperti Bapak Bondan Winarno yang ada di acara wisata kuliner Trans Tv. Saya hanyalah penikmat setia kopi dan tentu kopi tetaplah kopi si hitam manis yang menggoda terutama di pagi dan malam hari. Di jalan Gajah Mada kota Pontianak ada banyak warung kopi yang bertebaran disepanjang jalan. Jika siang hari jalan Gajah Mada menjadi tempat berputarnya roda perekonomian kota Pontianak maka dimalam hari akan menjadi salah satu sentra dalam ajang berkumpul bersama orang-orang terdekat lewat secangkir kopi yang nikmat dan hanya ada di jalan Gajah Mada Pontianak.


Ratusan bahkan ribuan jika di akhir pekan masyarakat secara ramai-ramai datang kejalan Gajah Mada untuk menikmati secangkir kopi. Apalagi cace-cafe yang meyediakan proyektor untuk tv kabel untuk menyiarkan laga sepak bola club Eropa serta fasilitas wi fi tentu akan menjadi tempat favorit pengunjung hingga dini hari dan bersiap-siaplah anda tidak kebagian tempat duduk dan tempat parkir. Walaupun kota Pontianak sudah banyak memiliki tempat hiburan umum tetapi jalan Gajah Mada tetap mempunyai penggemar dan harus masuk daftar kunjungan anda jika ke kota Khatulistiwa ini karena tempat ini disukai dari berbagai kalangan mulai dari yang muda hingga yang sudah tua, rakyat kecil hingga pejabat terutama jika di akhir pekan seperti malam minggu. Buat anda yang tidak suka dengan kopi sebaiknya jangan mengurungkan niatnya untuk ke jalan Gajah Mada, panggilah pelayan rumah makan atau cafe dan pesanlah minuman favorit anda karena di jalan Gajah Mada tidak hanya menawarkan minuman kopi tetapi banyak lagi minuman lainnya seperti minuman khas kota Pontianak yang terbuat dari lidah buaya. Jika anda lapar pesanlah makanan yang ada di daftar menu dan jangan lewatkan untuk mencoba sensasi kuliner khas Pontianak seperti He Keng, Juhi Bakar dan lain sebagainya. Jika anda diluar kota Pontianak segeralah hubungi agen travel kepercayaan anda dan segera nikmati wisata ala kota Pontianak seperti jalan Gajah Mada serta kelokasi favorit lainnya yaitu alun-alun Kapuas, Istana Kadriyah, Tugu Khatulistiwa bahkan kota Pontianak juga menawarkan wisata religi islam juga loh. Selamat Datang di kota Pontianak.
Oleh: Rahman Raden

5 Foto Foto Terbaik Dunia

1. Afghan Girl (1984)

Gambar ini diambil oleh Potograper National Geographic Steve McCurry.
Gadis di poto ini adalah Sharbat Gula salah satu murid di sekolah pusat penampungan pengungsi Afghanistan.
Yang jadiin poto ini terkenal adalah karena jarang ada kesempatan untuk mengabadikan profil wajah wanita Afghan.
Sharbat Gula diperkirakan 12 tahun pada saat gambar ini diambil.
Photographer : Steve McCurry, Source: nationalgeographic.com




2. Stricken Child Crowling Towards a Food Camp (1994)

Poto ini berhasil mendapat penghargaaan Pulitzer.
Poto ini diambil pada tahun 1994, pada saat bencana kelaparan di Sudan. Yang menggambarkan seorang anak merangkak menuju sebuah kamp Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang terletak beberapa kilometer.
Dan juga seekor burung bangkai yang sedang menunggu anak itu mati untuk dimakan.
Poto ini membuat terkejut seluruh dunia.
Tidak ada seorangpun yang tahu apa yang terjadi pada anak itu, termasuk si potograper Kevin Carter yang meninggalkan tempat segera setelah foto diambil.

Tiga bulan kemudian Kevin Carter melakukan bunuh diri karena depresi.
Photographer : Kevin Carter




3. The Power of One (2007)

Poto ini berhasil meraih Pulitzer Breaking News Photography 2007.
Testimoni buat poto ini :
"Awarded to Oded Balilty of The Associated Press for his powerful photograph of a lone Jewish woman defying Israeli security forces as they remove illegal settlers in the West Bank".
Photographer : Oded Balilty (Associated Press)
 


4. Segregated Water Fountains (1950)

Poto yang menggambarkan pemisahan keran air minum bagi warga kulit putih dan kulit berwarna di North Carolina, USA.
Photographer : Elliott Erwitt



5. The Plight of Kosovo Refugees (1999)




Poto ini masuk nominasi penghargaan Pulitzer.
Poto ini menceritakan bagaiman pengungsi kosovo memindahkan Agim Shala seorang bocah berusia 2 tahun melewati pagar berduri.
Photographer : Carol Guzy Source (washingtonpost.com)


Oleh: Rahman Raden El Egypt
sumber artikel: http://gambargambarunik.blogspot.com