Minggu, 31 Oktober 2010 | By: Rahman Raden

Globalisasi Mengubah Pandangan Sebuah Lembaga Pesantren

Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan islam tertua di Indonesia dipercaya sebagai lembaga pendidikan islam yang dapat mencetak manusia yang berilmu dan bertakwa kepada Allah SWT atau memiliki moralitas yang baik secara vertikal maupun horisontal. Sadar akan dinamisnya perkembangan zaman dan berbagai latar belakang para santri untuk mondok membuat para pimpinan pesantren mulai membuka diri dengan dunia luar dalam hal ini modernitas dengan berdirinya sekolah-sekolah yang bersifat umum mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi dan bukan itu saja pesantren juga membuka diri dengan perkembangan Teknologi dan Informasi (TI)

Bebagai macam perkembangan yang terjadi di pesantren membuat terjadinya pola fikir dan cara pandang para santri. Kini para santri yang mondok di pesantren setelah terjun ke masyarakat tidak lagi menjadi Ustad, Kyai, Ulama atau pemuka agama di masyarakat tetapi juga dapat berperan dalam berbagai hal yang ada dimasyarakat artinya santri mampu berinteraksi dengan orang yang bukan alumni pesantren misalnya menjadi pengusaha, menjadi politikus ataupun menjadi pejabat disebuah daerah tertentu.

Dipesantren saat ini santri tidak hanya dibekali dengan ilmu-ilmu agama yang dipelajari dari kitab-kitab klasik karya ulama tempo dulu tetapi saat ini santri juga dibekali dengan berorganisasi, bahasa asing (Inggris, Jepang, Prancis dll) serta dibekali dengan pengetahuan yang berkaitan dengan ilmu teknologi dan sains. Saat ini banyak pesantren mendirikan perpustakaan yang berisi buku-buku ilmiah modern serta ditunjang dengan media internet sehingga santri dapat menerima dan mengetahui perkembangan terbaru dari sebuah informasi yang terjadi diluar.


Saat ini banyak pesantren-pesantren besar menerapkan pendidikan yang berkaitan dengan zaman globalisasi atau modernisasi walaupun kadang masih ada pesantren yang tidak menggunakan lebel modern tetapi di dalamnya modernisasi sudah berkembang didalam pendidikan yang ada di sekolah-sekolah pesantren.

Namun terkadang sangat disayangkan jika ada seorang santri yang mengalami krisis spritual, ironi tragedi memang, itu semua karena ketika belajar dipesantren hanya fokus pada ilmu-ilmu kajian modern sementara ilmu-ilmu agama hanya pelajari sebatas lepas dari tanggung jawab yang telah menjadi bagian penting dari sebuah pesantren sebagai pusat kajian ilmu islam baik islam masa klasik taupun islam kontemporer.

Terlepas dari perkembangan zaman saat ini santri wajib membari warna dpositif dalam dunia yang semakin global tanpa harus menjadi seorang pemuka agama. Santri hanya status karena yang terpenting status tersebut mampu memberi dampak yang positif untuk kemajuan sebuah bangsa yang lebih baik.

0 komentar:

Posting Komentar