Sabtu, 23 Oktober 2010 | By: Rahman Raden

Eksploitasi Kemiskinan Demi Keuntungan Sepihak

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dengan penduduk mencapai 200 juta lebih. Kekayaan alam yang dimiliki juga melimpah ruah  tetapi yang miris adalah angka kemiskinan di Indonesia masih cukup tinggi. Seiring berjalannya waktu industri kreatif di indonesia  mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Industri yang di masksud adalah industri pertelevisian, banyak program-program teve dengan ragam dan kemasan  dan salah satunya adalah relity  show salah satunya acara yang dikemas secara apik dan menggugah hati nurani untuk berbagi misalnyaa beberapa poin berikut yang terkait kemiskinan masyarakat kita yaitu, Reality show dengan cara memberi bantuan  kepada orang-orang yang membutuhkan seperti memberi sembako, hewan ternak, uang jutaan rupiah, diberinya usaha warung bahkan merenovasi rumah tidak layak huni menjadi layak huni, minimalis dan elegan. Semua itu ditujukan kepadaa  orang-orang miskin yang memang benar-benaar membutuhkan bantuan tersebut.

Haal itu tentu berdampak positif bagi kita sebagai penonton bahwa di sekeliling kita masih banyak  orang-orang yang hidup susah payah. Acara tersebut mengajarkan kita untuk  terus berbagi kepada orang yang membutuhkan dan mengajak kita untuk bersyukur karenaa kita adalah salah satu orang yang beruntung.

Acara-acaraa  tersebut tentu harus dikemas secara dramatis agar menarik  di tonton  orang tentu  demi rating acara tersebut tinggi. Maka sang produser mengeksploitasi kemiskinan secara berlebihan agar penonton terharu. Saya menyebutnya eksploitasi kemiskinan karena  kitaa sering menjumpai orang-orang miskin tersebut makan  hanya dengan nasi putih  dan garam, makan rebusan singkong karena tidak punya beras  terkadang sang host acara tersebut menangis sambil dibumbuhi narasi-narasi kemiskinan yang dibuat secara berlebihan.

Saya  jadi heran masa iya  kemiskinan dibangsa kita sebegitu parah yang ditampilkan di teve itu. masyarakat Indonesia adalah masyarakat   gotong royong dan sepengalaman saya jikka ad tetangga kita yang hidup susah pasti kitaa memberi bantuan walaupun sedikit, tetapi reality show semacam itu terkadang ada seorang tetangga datang menagih hutang seperti rentenir atau minta ganti rugi jika barang yang dijualkan oleh objek dalam acara itu (orang yang katanya miskin)   rusak atau hilang. Nampak betul itu adalah dramatisasi dan ada unsur rekayasa dan eksploitasi   lebay yang dibuat oleh produser untuk kepentingan komersil.

Reality semacam itu tentu mmengajak kita peduli sesama terutama pada orang yang kurang beruntung tanpa harus eksploitasi kemiskinan demi keuntungan sepihak. Bukankah demikian?
Jangan berlebihan mengeksploitasi kemiskinan agar kesannya  tidak terlihat bahwa itu untuk keuntungan orang-orang berduit.

0 komentar:

Posting Komentar