Minggu, 21 November 2010 | By: Rahman Raden

Diburu Wartawan

Cerpen: Sebanarnya aku tidak sama sekali memiliki popularitas didunia intertainmen tanah air. Aku adalah seorang pesinetron yang selalu kebagian peran pembantu alias actor figuran, selama dua tahun berkarir didunia hiburan aku sudah dua kali main sinetron yang kesemuanya adalah actor pembantu. Pada sinetron pertama aku berperan sebagai seorang satpam baik tempat aktris peran utama bekerja, sedangkan pada sinetron kedua aku berperan sebagai seorang sopir taksi yang kabagian dua puluh episode dari seluruh jumlah episode yaitu tiga puluh enam . Walaupun begitu aku sangat manikmati peran yamng aku mainkan dan aku termasuk pemain yang selalu datang tepat waktu ke lokasi syuting sehingga aku mendapat pujian dari sang sutradara yang dikenal galak. Ya jelas aja aku tidak pernah telat karena jadwal syutingku tidak sepadat pemain yang lain.
     Yang paling berkesan buat aku adalah pernah dua kali aku main di FTV dan langsung dapat peran utama serta main di film layar lebar dimana film tersebut adalah film yang bertabur bintang super bintang dan lagi-lagi dalam film layar lebar tersebut aku hanya muncul sepuluh detik yaitu ketika salah seorang aktris dalam film itu bertanya sebuah alamat dan akulah sebagai orang yang ditanya.
    Setiap aku keluar rumah, jalan-jalan ke mol misalnya aku kadang di sapa oleh orang yang tidak aku dikenal. Benar awajahku sedikit familiar lantaran aku pernah menbintangi sebuah iklan minuman suplemen, seumur hidup aku hanya satu kali keluar negeri yaitu pergi ke Mesir untuk pengambilan gambar untuk iklan yang aku bintangi itu. Ketika aku lulus casting iklan tersebut dan syutingnya di Mesir sampai-sampai dua tiga hari aku tidak enak makan kerena saking senangnya.
    Membintangi sebuah iklan minuman suplemen khusus pria, orang akan melayang fikiranya pada sosok fisikku seperti apa. Untuk wajah lumayan ganteng karena ada hidungku yang mancung, tinggi 173 dengan berat badan 65 kg. bicara soal kulit tentunya asli Indonesia alias sawo matang. Sebenarnya dari kecil aku tidak pernah terbayang untuk menjadi seorang artis karena menurutku dunia hiburan itu lebih berat dari kehidupan biasa.
***
Karena memang tidak pernah ada impian untuk terjun kedunia hiburan, akhirnya aku memutuskan mundur dari dunia yang identik dengan kehidupan glamour tersebut. Waktu terus berjalan hingga tanpa terasa sudah hampir dua tahun aku tidak muncul dilayar kaca.
“Sudah hampir dua tahun aku tidak mudik, insyaallah lebaran nanti aku mau pulang ke Jawa”
“Kalau aku nggak, karena Ramadhan ini aku sudah terima kontrak kerja di acara sahur, dan tiga hari setelah lebaran aku kembali syuting sinetron” ujar Delon sahabat yang satu kota denganku
“Komedi sahurnya dimana?”
“Biasa di TV tahun kemarin” jawab Delon dilanjutkan anggukanku.
Kemudian aku dan Delon melanjutkan makan siang di sebuah restoran kecil. Tiba-tiba ponsel Delon berdering
“Hallo, iya nanti pasti aku hadir. Masih makan siang”
“Kamu mau kemana, sinetronnya kan sudah kelar?”
“Ada wawancara di talk show-nya Rossa”
 “Berapa juta nominalnya?” tanyaku soal bayaran yang di berikan untuk Delon
“Lumayan buat kiriman orang tua dikampung” aku tertawa mendengar perkataan delon yang terakhir. Orang tua Delon memang masih seperti orang tuaku berada disebuah kampung yang sangat terpencil di daerah kabupaten Pemalang Jawa Tengah, masa kecil hingga SMA kelas dua dia habiskan didesanya yang jauh dari kota tersebut.
Dia terdampar di belantara kota Jakarta karena ketika SMA dia terpilih sebagai Runner-up pemilihan Cover Boy sebuah majalah remaja. Beberapa bulan setelah kemenangannya tersebut Delon selalu banjir tawaran kerja, berawal sebuah iklan, sinetron bahkan dia sudah menyiapkan album solo perdananya tahun depan, masih muda tajir pula. Sementara aku, hanya menjadi seorang foto model di majalah itupun pemotretannya tidak sering-sering amat.
“Kok telat sih, katanya mau makan siang?”
“Sorry banget tadi aku masih harus bertemu dengan produser acara Lima Wajah”
“Lima Wajah, acara apa itu?”
“Ya, semacam bincang-bincang seleb gituh”
“Talk show?” Tere hanya mengangguk mendengar pertanyaanku.
Tere adalah gadis blesteran Jawa Skotlandia, yang sekarang menjadi pacarku. Posisinya didunia hiburan, sama seperti aku, dia masih balum terlalu tenar untuk seorang wanita blesteran seperti dia. Selama setahun berkarir dia belum pernah terjun kedunia akting, saat ini dia menjadi seorang presenter.
“Apa motivasi kamu menerima kerjaan itu?”
“Awalnya acara ini ditawarkan pada Mano, karena dia lagi sibuk dengan dua film barunya yang seminggu lagi mulai syuting, jadinya diberikan sama aku. Melihat konsep acaranya menurut aku memang sedikit berat karena harus dibumbui humor tapi menurut Mano aku bisa membawa acara tersebut”
***
    “Dinno tidak bisa pulang, Dinno sedang sibuk mak”
    “Emakmu ini kangen lho nak. Emak ingin lebaran nanti bisa lagi berkumpul dengan kamu. Masa emak hanya disuruh melihat kamu terus di TV ketika lebaran nanti”
    “Aduh gimana ya mak, doain aja mudah-mudahan libur syutingnya nanti lama biar Dinno bisa pulang ke kampung” ujarku lagi memberi harapan pada Emakku lewat ponsel adikku.
    “Kamukan sudah dua kali tidak lebaran di kampung. Tahun lalu kamu tidak pulang karena alasan tidak ada ongkos, sekarang setelah banyak uang alasannya sibuk syuting dan tahun depan alasan apalagi to?”
    “Iya mak, iya Dinno usahakan pulang”
    “Ya sudah, hati-hati di Jakarta jangan lupa hatinya hati-hati”
“Ya Mak salam sama keluarga di kampung. wassalamualaikam” kemudian terdengar Emak membalas salamku di seberang sana.
Semoga aku bisa mudik tahun ini, lirihku. Sebenaarnya aku juga rindu pada keluarga dikampung, igin berkumpul bersama sanak saudara saat lebaran nanti tetapi apa daya kontrak sinetron striping sudah aku tandatangani. Dilemma, haruskah aku meninggalkan kepercayaan produser dan sutradara untuk bisa kembali kadunia hiburan? Aku tidak pernah lupa ketika aku menjadi artis yang selalu mendapat peran kecil, dan sekarang aku bisa disejajarkan dengan artis-artis top lainnya. Dalam karir ini Tere yang sangat berjasa dia yang banyak memberiku job untuk kembali kedunia intertainment.
Disaat pekerjaan menumpuk ada rasa rindu pada tanah kelahiran, desa yang indah dan telah banyak memberiku pelajaran dalam menjadi seorang pemuda yang kini hidup dijagad dunia selebritis, Emak dikampung menyuruhku untuk mudik awal laebaran nanti. Sebagai seorang anak aku akan mewujudkan itu, aku harus pulang meminta doa kepada Emak semoga aku bisa menjalani hidup ini dengan sempurna melaui karir yang di ridoi Tuhan. Rencana mudikku tahun ini masih tergantung ditangan sutradara tetapi mendengar keluh kesah kerinduan Emak di kampung sepertinya harus pulang walaupu empat hari sekalipun, dialah sosok ibu yang baik untukku. 
Melihat kondisiku sekarang yang bisa dikata 180 derajat berubah. Kesibukanku sekarang tambah banyak bahkan mengalahkan kesibukan temanku Delon, tidak hanya itu honor atau royaltiku sekarang kalau dihitung tiap minggunya sudah melebihi dari Delon. Rizki memang tidak akan kemana, kata orang asam di gunung garam dilaut tetapi bertemunya didapur.
Seperti aku saat ini walaupun nama dan wajahku sudah hampir dua tahun hilang dilayar televisi walaupun muncul hanya sebagai pemeran pembantu dalam sinetron, kini aku bisa muncul lagi hampir setiap hari baik dalam sinetron, iklan dan bintang tamu diacara-acar TV. Bahkan aku mendengar kabar bahwa keponakanku yang kelas 1 SD suka loncat-loncat kegirangan didepan TV ketika melihat pamannya muncul ditelevisi.
    Semua itu terjadi karena aku kecipratan rezeki sebagai pacar Tere. Benar gara-gara Tere menerima tawaran kerja sebagai seorang host Talk Show disalah satu televisi nasional. Kini nama Tere melejit bak meteor. Kini dia menjadi Super Star berkat membawakan acara yang meraih rating tertinggi sebagai acara Talk Show paling diminati masyarakat. berkaitan dengan aku yang kini juga ngetop lantaran banyak tawaraan yang menghampiri Tere dan memintanya agar aku ikut terlibat dalam pekerjaan tersebut. Seperti dalam sinetron Kembang Perawan, dari rumah produksi sinetron tersebut aku dilibatkan membintangi sinetron bersama kekasihku itu, otomatis dalam sinetron tersebut ada tiga pemeran utama dua diantara aktor utamanya adalah aku. Selain itu aku juga terlibat dalam sebuah sinetron terbaru dari PH yang sama.
     Saat ini aku dan Tere sudah membintangi tiga iklan salah satunya adalah iklan sebuah permen yang syutingnya di singapura dan itu adalah pengalaman yang kesekiankalinya aku keluar negeri.
    “Sorry benget Aku nggak bisa hadir jadi bintang tamu soalnya aku sibuk di Sinetron. Kejar tayang lagi” itu adalah penolakanku untuk didapuk menjadi bintang tamu diacara Sitkom.
    “Sorry banget, wawancaranyakan tidak harus dengan aku. Toh banyak artis-artis yang dulunya juga seperti aku, miskin”
    Soal gaji yang diterima Tere sebagai Host bisa membeli sebuah motor tiap episodenya. Belum lagi dari sinetron yang kami bintangi berdua serta iklannya, rezekiku ternyata diberikan lewat pacaran dengan Tere oleh Tuhan.
    “Gimana mau?” tanyaku pada Tere kekasihku yang membawa hoki buat aku.
    “Kalau dibaca dari skripnya, ya terima aja, itukan nggak sulit-sulit amat. Ceritanya nggak jauh dari kehidupan kita sehari-hari”
    “Oke aku setuju lagian sinetron Pengantin Lama tinggal 2 episode lagi  jadi kita terima tawaran film ini”
    “Ya iyalah” jawab Tere konyol.
Senang bercampur aduk itu yang dialami perasaanku dengan Tere, soalnya aku baru saja menerima sebuah tawaran main film. Bukan film televisi tetapi film layar lebar yang tentu tayangnya dibioskop. Tentu ini adalah film pertama buat pasangan kami dan semoga filmnya bisa diterima dimasyarakat. Aku kembali terlibat bekerja sama dengan Tere, saat ini aku sudah bosan dengan kabar-kabar yang beredar di infotinment bahwa aku pasangan paling berpengaruh atau paling banyak diminati masyarakat. Setiap kali ada tawaran kerja pasti kami selalu berpasangan, hanya satu yang sama sekali tidak berpasangan yaitu di acara Lima Wajah-nya Tere. Untuk soal nge-MC bukan jobku tapi kalau sinetron atau iklan, aku yakin bisa menjalani.

Kini sudah lebaran aku berkumpul bersama keluarga serta sangat gembira malihat Emak yang sangat antusias sekali menyambut para tamu yang banyak datang kerumah bahkan ada beberapa tamu remaja putri yang bukan saudara atau tetanggaku ikut bertamu kerumahku, malihat dari wajah wajah meraka adalah gadis yang juga satu desa denganku . alasannya mereka satu yaitu mereka ingin sekali melihat dari dekat idolanya yang baru saja dating dari Jakarta. Sementara seorang kameramen dan wartawan infotaiment terus mengikuti aktivitasku selama dikampung untuk dijadikan berita edisi mudik disebuah TV Nasional.
    Aku berusaha menahan untuk tidak menitikan air mata karena ingat dengan pesan almarhum Bapakku saat aku akan berangkat ka Jakarta untuk mencari pekerjaan untuk membantu perekonomian keluarga.
“Kamu adalah anak laki-laki satu-satunya dikeluarga ini. Bapak yang sudah tua ini sudah tidak lagi bisa bekerja. Carilah pekerjan yang baik dan halal di Jakarta bantulah ibu dan adik-adikmu sekolah”
Sebagai anak sulung dalam keluarga maka aku harus jadi tulang punggung bagi mereka. Kini aku bisa menyekolahkan ke dua adikku sampai bangku kuliah, merenovasi rumah hingga bertingkat dan tahun depan aku bersama Emak akan menunaikan ibadah Haji, itu semua dari hasil kerjaku sebagai serang artis, artis yang pernah hilang dari TV bisa muncul lagi karena sekali lagi tuhan telah menitipkan rizkiku pada pacarku Tere.
Dulu setelah lulus dari SMA aku memutuskan ikut pamanku bekerja sebagai tukang kebun milik bos sebuah Agency, setahun kemudian aku dipekerjakan oleh  majikanku sebagai kru sebuah produksi sinetron, nah disitu aku mulai banyak mengenal para artis-artis terkenal hingga ahirnya aku bertemu dengan seorang bintang sinetron yang butuh model video klip lagu album keduanya. Setelah dipaksa ikut casting akhirnya aku lolos..
***
Aku sedang duduk dengan pikiran yang terus berputar, tegang, takut dan sesekali mondar-mandir. Rasa cemas ini berlangsung sejak dua jam yang lalu, sementara manajerku terus diam seribu bahasa, Emakku yang duduk disamping manajerku tampak berkomat-kamit terus membaca doa tetapi tidak tampak raut muka tegang seperti aku. Tiga orang wartawan hanya diam seakan ikut mengalami apa yang aku rasakan sekarang.
Waktu yang ditunggu telah tiba, seorang dokter keluar dengan raut wajah yang sangat lelah.
“Bagaimana dok?” aku langsung lempar pertanyaan yang berdiri depan pintu.
“Selamat, anda sudah menjadi ayah. Anaknya laki-laki” mendengar jawaban dokter itu aku langsung masuk keruang persalinan dan langsung membisikan kalimat adzan dan syahadat kepada putra pertamaku yang baru saja lahir dari rahim istriku yaitu Theresia Sastrowijoyo alias Tere. Aku telah menikah setahun yang lalu, keputusan aku menikah karena aku sudah cocok dan sangat mencintai Tere setelah menjalani pacaran selama tiga tahun.
Satu jam kemidian aku melayani wartawan yang ingin mewancarai aku dan Tere.
“Bagaimana perasaan mas Dinno setelah anaknya lahir dengan selamat?”
“Terus terang aku sangat lega dan bersyukur banget akhirnya anak dan istriku baik-baik saja walaupun tadi diluar sempat tegang sekali”
“Kira-kira nama anaknya siapa?” seorang wartawan berbeda bertanya.
“Teddi artinya Tere dan Dinno. Panjangnya nanti masih mencari soalnya nama itu bisa menjado doa”
Kemudian seorang wartawan dari sebuah koran daerah bertanya sehingga sedikit memancing emosi saya.
“Sedikit konfirmasi soal Bunga?”
“Jangan mencampuri urusan itu disini, sekarang ini temanya lagi fokus  bahagia dengan keluarga” kali ini Tere yang menjawab kemudian dilanjutkan olek saya.
“Soal Bunga, aku hanya menjadi produser di single Religinya Bunga pada Ramadhan nanti”
Memang pertanyaan tersebut bukan hal yang baru lagi dipublik karena diluar sana aku tengah digosipkan sedang dekat Bunga, seorang penyanyi pendatang baru yang sedang naik daun. Aku sering terlihat jalan berduaan dengan Bunga, itu karena bertemu untuk pekerjaan bukan untuk pacaran. Karena infotaiment sedang kekurangan berita jadi aku saja yang digosipkan walaupun berita itu sangat murahan sekali.
Malah Tere sangat men-suport untuk menjadi produsernya Bunga disingle religinya karena menurut Tere aku orang yang teruji menjadi produser penyanyi, terbukti adik Tere yaitu Bono sukses bersama group bannya Galang. Album pertama Galang Band produsernya adalah aku. Sebulan yang lalu Galang Band menerima Award dari ajang musik  untuk kategori group band pendatang baru terfavorit.
Aku tidak mungkin berpaling atau main serong karena Tere satu-satunya wanita yang ada dalam hidupku. Tere adalah wanita yang membawa titipan rizki dari tuhan. Aku sangat bersyukur memiliki Theresia istriku, walau terkadang aku risih atas pemberitaan kedekatanku denagn arti-artis wanita.
Menjelaskan dengan jujur dan meyakinkan Tere bahwa aku tidak pernah berpaling darinya seperti yang dikatakan media. Mencintai sepenuh hati dan menjadi suami yang baik untuk Tere dengan niat ibadah.
***
Setelah selesai syuting dari beberapa episode di sinetron yang aku bintangi aku langsung masuk kemobil untuk pulang kerumah bersiap-siap pulang ke kampung di Pemalang  sekalian melepas rindu pada keluarga dikampung. Sementara istriku Tere bersama anak semata wayangku Dinno berada di Makkah ibadah Umroh.
Menjadi seorang actor ngetop yang bertampang tampan dan macho seperti aku memang rentan terhadap gossip-gosip miring dengan wanita lain. Kini aku akan pulang kekampung untuk menenagkan pikiran, aku ingin istirahat disana karena lelah dengan gossip-gosip miring yang selalu menyapaku sejah setahun terakhir serta lelah karena sibuk syuting sinetron dan film kesana-kemari.
“Pak, ada banyak wartawan diluar sana mau bertemu Bapak” Terjo satpam rumahku memberi tahu.
“Bilang saja aku lagi sibuk. Bilang sama Darwis siapkan mobil aku mau ke Pemalang sekarang” perintahku pada Tarjo.
Kemudian aku keluar dan masuk kedalam mobil ssementara diluar pagar sana sudah menunggu puluhan wartawan gossip meminta keterangan soal hubungan dengan artis cantik Lolita, Bunga, Raya dan sebagainya.
Wartawan mengepung mobilku meminta konfirmasi. Mobilku terus berjalan pelan karena sopirku Darwis sudah aku perintahkan jangaan berhentikan mobil ketika wartawan menyerbu.
“Aku masih mencintai Tere” aku melempar keterangan pada puluhan wartwan dan kembali menutup kaca mobil.
Akhirnya aku berhasil lolos dari kepungan pemburu berita. Aku bisa menikmati perjalananku ke Pemalang. Aku lebih memilih tutup mulut karena aku hawatir seperti kasusnya Delon temanku yang kasusnya berakhir dimeja hijau karena melempar wartawan hiburan dengan sandal jepit akibat gossip-gosip miring yang menimpanya. Walaupun Delon tidak dipenjara itu merupakan pelajaran bauat aku.
Dugaanku salah besar ternyata puluhan wartwan hiburan tersebut mengejar mobilku untuk meminta keterangan soal gosip yang beredar.
“Darwis, cepat ngebut, wartwan sedang mengejar mobil kita”
“Baik Pak” kata Darwis yang ketika itu juga langsung melaksanakan perintahku.
Mobilku terus melaju sementara lima mobil wartawan infotainment itu terus mengejarku, masuk tol kawasan Bekasi mobil wartwan itu tersisa tiga yang mengejarku sementara dua mobilnya lagi tidak tahu.
“Biarkan saja wartawan itu mengejar, aku sudah bosan di ekspos soal gossip yang nggak benar terus” ujarku pada Darwis yang langsung ditanggapi.
“Kan enak Pak, bisa masuk teve tiap hari”
Mobil wartawan terus mengejar tanpa lelah.
“Ada apa itu Darwis?” tanyaku
“Sepertinya kecelakaan beruntun pak”
“Banting setir cepat” perintahku
Saat mobilku melaju kencang sopirku lansung banting setir ke kiri dan suara dentuman keras terjadi saat lemparan mobil yang didepan tadi menimpa mobilku.
Darwis berteriak, darah memenuhi kepalanya, jeritan dari mobil tadi memekan telingaku. Mataku terus kabur dan gelap suara rintihan masih terdengar. Hilang, gelap dan kosong….. 


0 komentar:

Posting Komentar