Senin, 29 November 2010 | By: Rahman Raden

Wanita Berjilbab Keluar Dari Zona Nyaman?

Disekeliling kita bukan hal yang asing melihat wanita mengenakan jilbab, baik di sekolah, perkantoran, dilingkungan rumah dan sebagainya. Jika kita melihat wanita berjilbab tidak dapat dielakan bahwa secara iman wanita tersebut adalah islam. Bejilbab atau menutupi aurat bagi wanita dalam islam diwajibkan namun di indonesia sendiri banyak yang menolak mengenakan jilbab dengan alasan belum siap secara lahir dan batin (mungkin)

Menilai seorang wanita pasti tidak harus mengukur dengan jilbab karena banyak wanita yang tidak berjilbab meiliki hati dan jiwa yang baik. Terlepas dari sebagian orang mengatakan bahwa wanita berjilbab sebagai kedok untuk meutupi kepribadiannya yang dinilai tidak baik. Namun bagi seorang wanita yang mengenakan jilbab adalah keputusan yang baik ditengan kesulitan yang saat ini trend pakaian wanita yang sexi.

Menghargai wanita berjilbab adalah  kebijakan yang harus dipilih terutama oleh kita sebagai pria serta positif tinking itulah kata yang tepat bahwa menutupi auratnya adalah bagian dari benteng moral wanita untuk tidak berbuat yang melanggar norma agama dan sosial masyarakat. Arus globalisasi di Indonesia begitu deras menerjang dan keluar dari zona nyaman adalah salah satu dari sekian banyak untuk menjadi lebih baik. Secara pribadi jika melihat wanita berjilbab itu keluar dari zona nyaman dan itu akan berdampak kepada kepribadian wanita tersebut.

Wanita tetap mahluk paling indah dimata pria, rambut indah hitam panjang terurai pasti enak dilihat, rambut indah hitam panjang tertutup jilbab tetap kita hargai. Keindahan yang bersifat terbuka dan tertutup sama saja karena yang terpenting adalah titipan dari pria untuk wanita adalah menjaga hati dan pikiran serta jiwanya dari sifat-sifat yang membutakan kehidupannya agar tidak tersungkur ke zona yang berdampak buruk untuk dirinya maupun dalam agama dan tatanan sosial masyarakat.
Kamis, 25 November 2010 | By: Rahman Raden

Dimana Anakku

Cerpen: Panas membakar permukaan bumi sebelah timur, debu terbag menabrak terbawa tertiup angin, meskipun panas matahari terus membakar siang itu tidak sedikitpun menyurutkan semangat Nirna menyusuri protocol mencari alamat sebuah komplek yang tertulis disebuah kertas lusuh. Peluh telah membasahi bajunya dan sesekali mengusap wajahnya yang berkeringat dengan lengan hitamnya.
Rasa lelah sepertinya sudah tidak tersa lagi olehnya, yang ada diwanita tersebut hanya impian untuk segara menemui anaknya yang diadopsi oleh seorang dokter.
    Menyusuri kota Singkawang hampir empat puluh menit, Nirna menemukan alamat yang dicarinya. Setelah mencocokan alamat dan nomor rumah yang tertulis dikertas lusuhnya itu dia seperti disirami dengan air es yang sejuk karena jiwanya merasa lega. Ternyata benar inilah rumah pak Widhi, Dokter yang menangani proses kelahirannya tiga belas tahun yang lalu.
    “Maaf bu, itu betul rumah dokter Widhi?” Nirna bertanya pada seorang warga komplek itu.
“Oh, dokter Widhi sekarang sudah pidah tugas sejak tahun lalu” jawab wanita paruh baya tersebut.
“Ibu tahu dokter Widhi pindah kemana?’
“Maaf sekali, saya tidak tahu pindah kemana”
“Terima kasih bua, sudah memberitahu” pamit Nirna dengan wajah kembali murung dan mengusap bitiran air yang menumpuk dimatanya. Nirna berusaha tegar agar tidak menangis didepan wanita itu.
Impian bertemu dengan dokter Widhi yang mengambil anaknya ternyata sia-sia. Hanya harapan dan doa yang mengiringi langkahnya yang ketika itu terasa amat berat oleh penyesalan yang dipikulnya. Seandainya dia merawat anak itu mungkin dia tidak akn mengalami nasib seperti yang dia alami sekarang.
Tiga belas tahun yang lalu Nirna pernah melahirkan seorang anak laki-laki diluar nikah hasil hubungan gelap dengan pacarnya. Saat itu Nirna yang masih berusia tujuh belas tahun diusir oleh orang tuanya karena telah mencorang nama baik keluarga selain itu juga pihak sekolah juga mengeluarkan Nirna karena telah berbuat aib yang merusak citra sekolahnya.
Tidak hanya itu saja pacar atau ayah dari anak yang dikandungnya itu tewas dalam sebuah kecelakaan mobil, lengkap sudah penderitaan Nirna ketika itu. Seminggu kemudian ayah Nirna meninggal dunia karena serangan jantung akibat shock dengan kehamilan anaknya Nirna. Semua keluarganya makin membenci Nirna, mereka menuduh dialah penyebab penyakit jantungnya kambu.
Karena sudah tidak punya siapa-siapa lagi Nirna akhirnya lari dan mencari perlindungan dari kesendiriannya. Keputusasaan telah membawa Nirna menggantungkan hidupnya dengan menjadi seorang wanita penghuni lokalisasi. Ditempat maksiat itu Nirna menjajakan dirinya pada pria-pria hidung belang
***
Suara tangis memecah malam yang sepi, gurat muka kusam menghiasi wajahnya saat seorang bayi laki-laki lahir dari rahimnya disebuah rumah sakit kota Singkawang. Nirna melahirkan bayinya dirumah sakit karena dukun kampung yang ada disekitar lokalisasi tempat Nirna bekerja sudah tidak bisa menangani proses kelahirannya.
Karena biaya rumah sakit yang mahal dan belum ada kesiapan pada Nirna yang masih begitu muda untuk mengasuh bayinya itu akhirnya Nirna menyerahkan anak tersebut pada seorang dokter bernama Widhi Wicaksono.
Kejadian itu terjadi pada tiga belas tahun yang lalu saat Nirna melahirkan anaknya. Sekarang dia sudah bertaubat dan kembali ke jalan Allah setelah bertahun-tahun mengalami suka  dan duka menjadi penghuni rumah border sebagai kupu-kupu malam. Setelah Nirna berhenti menjadi pelacur kini dia mulai bekerja dipekerjaan yang halal. Sedikit-demi sedikit dia menabung untuk membayar kontrakan rumanhnya dan biaya kehidupan bersama anaknya jika sudah ditemukan.
Nirna terus mencari dokter Widhi disetiap rumah sakit di kota Singkawang untuk segera bertemu dengan anaknya. Berbagai kesulitan selama masa pencarian akhirnya dia memperoleh kabar tentang dokter Widhi. Pencarian belum berakhir karena dokter Widhi ssudah pindak kesbuah rumah sakit di Kota Pontianak. Nirna pun berangkat mencari dokter Widhi dengan alamat rumahnya yang telah diberikan oleh pihak rumah sakit.
Dengan uang hasil tabungannya Nirna berangkat ke Pontianak dengan sebuah bus. Selama perjalanan dia tampak gusar karena dia tidak pernah tau tentang kota itu. Ia belum pernah ke kota tersebut, wajar saja dia tampak kebingungan sekali selama dalam perjalanan.
Sesampainya diterminal bus kota pontianak Nirna seperti orang yang sesat dalam sebuah hutan lebat. Nirna akhirnya bertanya pada orang diterminal alamat yang dia bawa.
“Kalau jalan pulau intan, masih jauh dari sini”
“Kira-kira saya harus naik apa pak” Tanya Nirna cemas.
“begini saja, Ibu naik oplet jurusan sungai Jawi, nanti setelah opletnya tiba diterminal ibu tanya saja pada orang disana. Pasti semua orang tau alamat yang dicari ibu, mari ibu saya antar untuk naik oplet” saran orang yang baik tersebut.
“Terima kasih ya pak” ujar Nirna pada pria tersebut setelah masuk ke oplet.
“Sama-sama bu” yang kemudian orang itu berlalu pamit.
Setelah sampai diteminal oplet yang tadi dia tumpangi, Nirna langsung melepaskan penatnya untuk mencari warung untuk mengisi perutnya yang mulai keroncongan. Setelah makan siangnya selesai Nirna langsung melakukan pencarian alamat dokter Widhi dengan bertanya pada pemilik warung nasi itu.
Akhirnya pemilik orang warung nasi tersebut disarankan untuk naik oplet kembali jurusan Ayani Pontianak Selatan. Nirna pun mengikuti petunjuk yang telah diterimanya, selama perjalanan Nirna terus komat-kamit membaca doa agar dia tidak tersesat dan segera bertemu dengan anaknya yang sekarang diasuh oleh dokter Widhi.
Sopir menurunkan Nirna disebuah alamat yang dicarinya. Setelah dia turun dan membayar ongkosnya mata Nirna langsung tertuju pada sebuah komplek perumahan.
“Itu dia komplek perumahan tempat dokter Widhi tinggal” lirih Nirna sambil mengusap keringat diwajahnya yang kusam bercampur debu yang terus terbang terbawa angin.
Nirna segera turun dari ruas trotoar untuk menyeberang karena kompleks tempat dokter Widhi ada di sisi kanan jalan. Rasa menyertai langkahnya tetapi Dewi Fortuna tidak mengikutinya, akhirnya tubuh kurus Nirna terjembab keaspal kerana ditabrak oleh sebuah mobil sedan. Setelah itu Nirna tidak ingat apa-apa, wanita itu pingsa.

***
    Lima jam kemudian Nirna siuman dan sudah mendapati dirinya terbaring disebuah ruang serba putih tangan dan kakinya dibaluti dengan perban.
“Suster, aku tidak mau disini aku ingin mencari anak saya” berontak Nirna sambil berusaha untuk bangun nanun usahanya dicegah oleh dua suster yang ada didekatnya.
“Ibu harus tenang, ibu jangan khawatir karena ibu tidak mengalami luka serius” 
“Tidak mau…aku harus mencari anakku” teriak Nirna
“Tenang bu….tenang…” saran sang suster.
Nirna menangis sejadi-jadinya dirumah sakit, dia bingung dengan keadaanya sekarang yang tidak punya siapa-siapa lagi. Terbesit dihatinya mengapa dia tidak mati saja dalam kecelakaan itu. Karena dia merasa cukup berat mengalami cobaan selama hidupnya.
“Suster disini aku tidak punya siapa-siapa, aku tidak punya biaya untuk pengobatan disini”
“Ibu harus banyak istirahat, soal biaya perawatan selama di rumah sakit ada yang telah bibayar oleh orang yang menabrak ibu. Sekarang ibu harus minum obat secara tetatur agar cepat sembuh sakitnya” ujar seorang suster ramah.
  Dua orang suster tadi akhirnya keluar dari ruang perawatannya Nirna, setelah lima menit kemudian ada sebuah keluarga yang menjenguk Nirna.
“Ini loh pa, yang ditabrak pak Karmin tadi siang” mendengar ucapan anak tadi Nirna terbangun dari lamunannya.
“O…! Ibu kami sekeluarga minta maaf karena kelalaian sopir kami ibu bisa terbaring disini” kata seorang auah dari anak itu.
“Maaf bu, tadi saya terlalu kencang mengemudi mobil” kata seorang pria tua yang berdiri disampingnya. Nirna menatap wajah sopir tersebut tanpa berkomentar.
Ayah dari anak tadi duduk didekat Nirna bersama istrinya. Saat pria itu duduk didekatnya sambil meletakan buah-buahan diatas meja. Nirna dibuat terkejut dengan wajah didepannya itu, Nirna memangdangnya lekat-lakat.
“Kalau boleh tahu, nama bapak siapa?” tanya Nirna yang sejak tadi terdiam.
“Memangnya kenapa?” Tanya sang istri heran.
“Nama saya, Widhi Wicaksono” mendengar jawaban itu kembali bertanya lagi agar tidak salah orang walaupun dihatinya sudah yakin kalau pria itu yang mengadopsi amaknya.
“Betul bapak seorang dokter?”
“Ya, suami saya seorang dokter” istrinya yang kembali menjawab.
“Dari mana ibu tahu kalau saya seorang dokter?”
“Masuh ingat dokter sama saya? Aku Nirna Arifah, yang tiga belas tahun lalu aku melahirkan seorang bayi laki-laki”
“Nirna… Gadis itu… Sekarang engkau?” tanya pria itu tak percaya.
“Iya, aku Nirna. Kedatanganku ke kota ini ingin mencari bapak untuk bertemu dengan…..” sebalum Nirna menyelesaikan pembicaraanya tiba-tiba istrinya memotong.
“Pak Karmin, tolong ajak Ferdian bermain keluar. Sayang kamu keluar dulu ya!” perintahnya pada sopir dan anaknya.
“Aku ingin bertemu dengan anakku” lanjut Nirna sambil menangis.
Akhirnya Nirna bertemu juga dengan dokter Widhi, sedangkan anak kecil tadi adalah anaknya Nirna. Dokter Widhi bersama istrinya juga ikut menangis mendengar perjuangan Nirna dalam mencari anak dan mereka. Nirna meminta maaf pada dokter Widhi dan istrinya karena baru sekarang dia mencarinya. Ada rasa bersalah karena yang membesarkan dan merawatnya anaknya itu bukan dirinya tetapi keluarga Widhi.
Dokter Widhi belum bisa membarikan solusi tentang hak asuh anak itu sekarang karena harus menunggu Nirna sembuh atau keluar dari rumah sakit. Sementara istrinya menagis karena tidak ingi kehilangan anak yang sudah  dirawatnya sejak kecil hingga tumbuh besar. Walaupun anak yang bernama Ifqi tersebut bukan anaknya tetapi dia seperti anaknya sendiri.
Untuk sementara masalah ini masih dirahasiakan, walaupun Nirna tetap ingin mengambil anaknya.  Saat ini dikeluarga doker Widhi terdapat tiga orang anak, yang tertua adalah Ifqi dari dua orang anak kandungnya sendiri. Meraka bertiga selama ini menyangka mereka saudar sekandung karena dokter Widhi tidak pernah bercerita sedikitpun.

***
    Keputusan yang diambil oleh dokter Widhi sangat bijak, yaitu Nirna diizinkan tinggal dirumahnya untuk mengurusi anak kandung Nirna dan dua orang anak kandung dokter Widhi. Keputusan yang diambil oleh dikter Widhi dengan isstrinya membuat Nirna sangat bahagia.
“Ifqi, mulai sekarang kamu jangan memnggil bibi lagi pada bibi Nirna tetapi kamu harus memanggil Ibu” tegas Dokter Widhi.
“Kenapa pa, terus Rio dan Bayu juga memanggil Ibu?” tanya Ifqi sambil menyebut dua nama adiknya yang merupakan asli anak kandung dokter Widhi.
“Ya…karna mulai sekarang ibu Nirna tinggal disini untuk megurus dan menjaga rumah ini termasuk menjaga kamu ketika papa dan mama kerja” dokter Widhi cobe menjelaskan.
“Jadi, dirumah ini Ifqi punya dua orang Bunda. Satu mama yang kedua bibi Nirna, eh salah ibu”
Jiwa Nirna dialiri rasa bagia yang teramat sangat, dia terus berdoa atas kebaikan yang diberikan padanya oleh keluarga dokter Widhi.
“Suatu saat Ifqi, akan tahu kalu kamu ibu kandungnya” janji dikter Widhi pada Nirna ketika itu.  
Senin, 22 November 2010 | By: Rahman Raden

Sensasi Selebriti

Cerpen
“Halo sobat muda ketemu lagi banreng Icha di acara hitsmacker, pusat lagu remaja gaul masa kini! Kali ini icha bakalan ngasi pada sobat muda semua lagu-lagu kern yang uda iche siapin. Oke biar ichanya nggak ngerocos terus mendingan kita nikmati lagu kern satu ini, Raja Jatuh Cinta …!
Kemudian Reica meninggalkan ruang studio dan menemui Rion di ruang tunggu.
“Halo sayang…” Rion menyapa Reica.
“Aku harap ini yang terakhir kalinya aku menemuimu lagi” ujar Reica ketus.
“Aku mau jelasin semuanya, biar keadaannya tidak seperti ini”
“Semua yang dikabarkan teman-teman wartawan itu benar.Jadi tidak ada lagi yang harus dijelaskan. Udah ah, aku mau siaran”
“Tapi berilah aku waktu sebentar saja”
“Maaf tidak bisa. Satu lagu sudah mau habis aku harus siaran lagi. Kalau mau nanti satu jam lagi aku baru selesai siaran” kemudian Reica meninggalkan Rion menuju studio untuk menyapa kawula muda lewat radio.

“Oke sobat muda gimana lagunya kernkan, jelas Hitsmacker gituloh. Nah kali ini Icah akan bacain semua E-mail yang udah masuk. Waduh banyak sekali …” Reicha terdengar ceria ketika menyiarkan radio. Sebenarnya saat ini kondisinya sedang tidak stabil dan sakit hati terhadap Rio. Karena hanya diradio jadi dia bisa bersembunyi dari orang kalau dia sedang ada masalah.

Memang sejak masa kontraknya habis menjadi presenter talk show di sebuah stasiun televisi swasta tiga bulan lalu, Reica belum mau menjawab beberapa tawaran rumah produksi untuk menjadi presenter, dia hanya menerima satu kontrak sebuah iklan pembalut wanita dan syutingnya baru kelar kemarin di Singapura. Sedangakan profesi sebagai penyiar radio baru berjalan sekitar tiga bulan lebih. Sekarang dia lebih banyak menghindar dari keramaian apalagi dari kepungan wartawan infotainment yang selalu mencampuri urusan pribadinya.

Yang membuat Reicha semakin jengah adalah setelah dia merasa tertipu oleh janji-janji  Rion yang sebagai sutradara film. Rion pernah berjanji akan melibatkan dalam film terbarunya, namun nyatanya hanya kebohongan. Peran yang seharusnya diberikan kepada Reicha ternyata diberikan kepada aktris yang meraih piala citra dua tahun lalu. Sebenarnya Rion sudah menawari film kepada reicha namun wanita itu tidak suka terhadap karakter dalam peran film tersebut.

“Aku tidak mau menjadi Mona dalam film kamu”
“Tapi Mona itu .....”
“Saya tidak mau, apa kata orang kalau debut filmku harus menjadi pelacur murahan terus munculnya sebentar” potong Reicha nyerocos.
“Bukannya seperti itu! Karena aku bisa menangkap dari mata kamu kalau peran itu sangat cocok buat kamu, lagian Mona kan pemeran utama”
“Ah lebay, kamu ingin lebih dekat lagi dengan artis muda yang sedang naik daun itukan”
“Lho kamu jangan mudah percaya berita yang beredar dimedia, itu hanya gossip! gossip!”
“Lebih baik aku tidak main film, aku mau kamu urusi saja bintang muda itu”
Kemudian Reicha meninggalkan Rio di café sendirian. Sejak itulah hubungan Reicha dengan Rio makin tidak jelas. Apalagi setelah berita Rio sedang dekat dengan bintang muda bernama Maria sedang senter tersiar diinfotainment.

Selama berkarir di dunia intertain Reicha lebih dikenal sebagai presenter tenar, dia sudah mengantongi beberapa penghargaan sebagai presenter terbaik. Sejak menjalani karir didunia intertain Reicha sangat sedikit sekali bersentuhan dengan dunia akting. Hampir dua tahun terjun didunia artis, dia hanya satu kali bermain dalam sebuah sinetron kejar tayang setahun yang lalu, itupun sebagai pemeran pembantu, dalam sinetron tersebut reicha menjadi teman sang pemeran utama yang menjadi gadis miskin. Selebihnya dia berkutat sebagai presenter yang namanya berkibar ditanah air.

Perkenalannya dengan Rion berawal dari sebuah acara talk show yang dibawakan oleh Reicha yang saat itu Rion menjadi bintang tamu karena baru terpilih sebagai sutradara terbaik dalam sebuah Festifal Film. Sejak itulah Reicha sangat dekat sekali hubungannya denga Rion, sehingga keduanya sering tertangkap kamera sedang berduaan dalam setiap kesempatan. Reicha yang juga ingin sekali bermain film tidak membuang kesempatan yang sedang didepan mata, dia sangat senang sekali menjadi kekasih duda beranak satu itu, yaitu Rion.

Kisah asmara Reicha Dengan Rion BeraKhir.
Rencana pernikahan Reicha dan Rion BATAL.
Reicha dan rion pernah nikah sirri ?.

Itulah beberapa judul berita di Koran, Majalah dan Tabloid yang mengupas hubungan asmara Reicha yang putus dengan Rion. 

***

Ketika seorang terjun kedunia intertainment maka konsekuensinya harus siap  ketika ada berita atau gosip seputar kehidupan sehari-harinya itu dipublikasikan. Hal tersebut tidak bisa dihindari bagi seorang artis apalagi jam terbangnya didunia yang identik glamour tersebut sangat tinggi.
Seorang artis bisa dikatakan terkenal jika sering muncul di infotainment, seperti Reicha presenter ngetop yang sekarang sudah menjadi bintang film. Dalam debut filmnya tersebut meraih sukses ditonton lebih dari 2 juta pemirsa. Terang saja nama Reicha makin meroket berkat debut film tersebut kemudian ditambah lagi gosip kedekatannya dengan actor yang menjadi lawan mainnya dalam film pertamanya itu.

“Soal kedekatan saya dengan Reicha kalian sudah tahukan?, jadi nggak usah dipertegas  kembali” ujar Derry dalam jumpa pers disebuah café di Jakarta.
“Jadi mas Derry benar-benar sudah mantap dengan nona Reicha” tanya seorang wartawan.
”Masa sih kaya gitu aja nggak tau!, semua tahukan?” jawab Derry seolah pertanyaan itu memang benar adanya.

Derry adalah actor yang sekarang sedang menjalin asmara dengan Reicha akibat cinta lokasi saat syuting film bersama.
“Cukup dulu ya, nanti kalau ada yang baru nanti aku kasi tau kok”
Derry menutup acara jumpa pers yang berlangsung hampir 30 menit itu. Walaupun para wartawan hiburan masih ingin sekali bertanya namun Derry seakan tidak perduli lagi.

Namun dilain pihak Reicha membantah kedekatannya dengan Derry
“Iya aku pacaran dengan Derry tapi itu dalam film kalau dunia nyata aku cuma teman biasa, nggak lebih” Reicha berkomentar tentang kabar yang mengatakan bahwa dia dia dekat dengan Derry.
***
“Nah pemirsa hubungan Reicha dengan Rion sepertinya belum berakhir” seorang host wanita sedang menggosipkan Reicah yang kemudian di lanjut oleh presenter pria. “Buktinya nih pemirsa, Rion sedang kepergok sedang memesan cincin penikahan yang bertuliskan namanya dan Reica, aduh bikin kita penasaran aja ya Put?” kata presenter pria pada presenter wanita di sebelahnya.
Selain infotaninment di televisi tadi, di televise lain juga sedang memberitakan Rion dengan Reica
“Hallo pemirsa setia Gosip Hot di rumah, kali ini Gosip Hot akan menyampaikan berita yang tidak pernah habis dari dua selebriti kita yaitu dari Reicha dengan sutradara kondang Rion Pengestu. Dari hasil pantauan investigasi tim Gossip Hot bahwa orang tua Reicha  di Bandung, kemarin kedatangan orang tua Rion serta anak dari istri pertamanya dari Jakarta. Dalam silaturahmi kedua orang tua tersebut diperoleh berita bahawa Reicha akan segera menikah dengan Rion. Meskipun keduanya tidak terlibat dalam pertemuan itu tetapi silaturrahmi itu berlangsung lancar dan mungkin akan segera dilansungkannya pernikahan”

Itu di infotainment lain tabloid, majalah serta koran-koran daerah di kolom hiburan juga memberitakan hal yang sama seputar hubungan Rion dengan Reicha namun juga tidak sedikit yang mengupas masalah Derry dengan Reicha.

Untuk kali berikutnya siang itu reicha menggelar jumpa pers di lokasi tempatnya siaran radio.
“Soal hubungan saya dengan Derry kan hanya sebatas teman. Bahkan tidak lama lagi Derry mau tunangan dengan mantan manajernya, Lia. Soal keikutsertaan saya liburan keluar negeri bersama rombongan mas Rion itu karena aku diajak Desi Puspita” Reicha menjawab beberapa pertanyaan wartawan infotainment sekaligus.
“Benar sekali gue emang yang ngajak Reicha liburan bukan mas Rion yang ngajak” Desi berusaha meyakinkan kepada para wartawan.
“Saya tidak akan bertunangan dengan Rion” jawab Reicha singkat mengenai pertanyaan pertunangannya.

Ditengah panasnya berita seputar hubungan presenter Reicha dan sutradara Rion yang belum menemui titik tepat, sore harinya Derry juga mengelar jumpa pers dirumahnya kawasan pondok indah.
“Benar sekali kalau tidak ada halangan bulan depan saya akan bertungangan dengan Lia.”
“Soal hubungan mas Derry dengan Reicha pacaran itukan kalian sendiri yang membuat berita itu” sambung Lia yang juga ikut dalam jumpa pers tersebut. Mendengar pernyataan Lia tersebut spontan para wartawan tersebut tertawa bersama seperti paduan suara di sebuah konser amal.
***

Public tanah air kembali digemparkan oleh berita hubungan Reicha dan Rio. Semua infotainment mulai dari pagi sampai seore pasti selalu memberitakan hasil temuan seorang wartawan tabloid hiburan nasional terbitan Surabaya. Dalam informasi tersebut diperoleh rekaman pembicaraan antara Rio dan Reicha.
Dengan hasil temuan itu maka masyarakat mulai rajin nonton infotainment. Bahkan beberapa remaja putri di sebuah desa terpencil rela menempuh perjalanan puluhan kilometer  dengan angkutan desa untuk membeli tabloid yang memberitakan hubungan Reicha dan Rion, karena beralasan kurang puas kalau nonton di TV sekalian mengoleksi gambar artis pujaannya tersebut dibuku hariannya.
Masyarakat hanya di hebohkan oleh petikan pembicaraan yang terjadi beberapa minggu sebelumnya.

“Kamu sudah tahukan kabarnya?
“Iya, kamu tenang aja”
 “Tenang gimana, nanti kalau semua tahu bagaimana?”
“Ingat ya sayang, aku nikahi kamu agar kita tidak menjadi berita negative dimasyarakat, dan yang terpenting kamukan sudah bilang sama wartawan kalau kamu hanya berteman dengan Derry. Soal berita dimayarakat kamu pacaran dengan Derry, jangan dihiraukan. Kita akan segera menikah dengan sah kok”
“Iya aku tahu tapi sampai kapan sandiwara ini berakhir?”
“Sampai berita kamu dengan Derry hilang dari gosip itu”
“Tetapi dengan seperti ini apakah kamu masih bisa bertanggung jawab sebagai seorang suami”
“Sepenuhnya akan bertanggung jawab selama kamu tetap menjaga dirimu dari orang lain”
 “Kita tetap menjadi suami istri yang saling percaya walaupun pernikahan kita tidak diketahui oleh orang lain. Derry minggu depan mengajak aku ke Manado, dia mau show di sana”
“Show apa?”
“Itu, iklan minuman yang dibintanginya itu”
“Jangan mau. Kamu ikut aku saja liburan ke Paris bareng semua artis yang main difilm aku”
“Kalau rahasia kita terbongkar gimana?”
“Kamu akrabkan dengan Desi?”
“Iya”
“Ya sudah bilang aja nanti sama wartawan kalau kamu hanya ikut Desi. Soal Desy aku nanti yang ngurus”
“Baiklah”
“Oke sudah dulu ya, nanti sambung lagi. Ingat hati hati-hati”
“Ok!”
Tut…tut…tut….
Tanda bahwa handphonenya sudah mati setelah pembicaraan usai antara suami dan istri.

Para pemburu berita pun segera meminta konfirmasi mengenai pembicaraan yang melibatkan Reicha dan Rion namun sia-sia karena para insan pers tersebut menemui kendala yaitu Reicha dan Rion tidak ada di Jakarta.
“Maaf Mbak, Mas, Bapak Rion sekarang ada di Lombok sedang menyutradarai Film disana” Ujar putrid pertama Rion pada wartawan.
“Maaf sekali soal itu saya tidak bisa memberi keterangan” ujarnya lagi setelah dikejar pertanyaan oleh beberapa wartawan mengenai hubungan Papanya dengan artis Reicha.
Disudut kota Jakarta, kantor manajemennya  Reicha juga di datangi para wartawan hiburan untuk memperoleh keterangan seputar berita yang sedang hangat diberitakan media yaitu pembicaraan Rion dengan Reicha yang menjurus pada pembicaraan rumah tangga.
“Saat ini Reicha ada di Malaysia untuk mempromosikan filmnya untuk meraih sukses disana” ujar Wilson yang merupakan kepala dari Tiara Management yang menaungi karir keartisan Reicha
“Apakah pihak Tiara Manajemen sendiri tahu mengenai pernikahan Reicha?” tanya seorang wartawan pria bersemangat.
“Untuk masalah tersebut Reicha memang pernah cerita pada teman-teman artis di Tiara Manajement bahwa hubungan asmaranya dengan Rion masih baik-baik saja hanya saja berita ini belum pernah tersiar oleh media” jawab Wilson dengan pembawaan tenang.
Setelah memperoleh informasi tersebut para wartawan segera beranjak dari kantor manajemen yang menaungi Reicha untuk segera manuju ke bogor tempat lokasi syuting sinetronnya Desi. Desi Puspita atau lebih dikenal dengan Desi adalah sahabat karibnya Reicha.
“Aduh soal itu gue nggak tau mending langsung aja tanya aja ama Reich sana di Malaysia. Suer Gue nggak tau, sory ya gue nggak bisa jawab kalo hal itu” kilah Desi disela-sela syutingnya
“Tapi para artis di Tiara Manajemen sudah tau kalau hubungan Reicha dengan Sutradara Rion masih baik-baik saja” tanya seorang wartawan majalah wanita.
“Aduh, Reicha memang nggak cerita apa-apa. Udah duluya kapan-kapan lagi” jawab Desi, kemudian beranjak dari kerumunan wartawan sanbil melambaikan tangan.

Benar kata Desi kalau mau jelas tentang berita tersebut harus bertanya langsung kepada Reicha ke Malaysia. Dengan pernyataan tersebut beberapa rumah produksi yang membawahi infotainment di Televisi mengirim dua seorang wartawannya beserta kameramennya kedua tempat yang berbeda. Yang pertama terbang ke Malaysia karena Reicha sedang ada disana dan yang kedua terbang ke Lombok NTB tempat Rio menyutradarai film terbarunya untuk mengkonfirmasi terkait berita bahwa Rio sudah menikahi Reicha.
Kedua seleb tersebut berhasil ditemui oleh wartawan infotainmen namun seperti sudah paham tentang posisi masing-masing artinya mereka lebih tetap memfokuskan pekerjaaan daripada menanggapi berita tentang dirinya. Otomatis mereka hanya memberikan berita yang ala kadarnya
”Kawin sirri dengan Reicha? Ha...ha...yang bener aja, soal itu”
Rio dan reicha mau menjelaskan kalau mereka sama-sama ada dijakarta.


***
Disebuah café ternama di kawasan senayan Jakarta, berkumpul puluhan wartawan hiburan yang sedang khusuk menyimak pembicaraan rion yang panjang lebar. Ketika itu Reiicah tidak ikut dalam jumpa pers tersebut karena masih sibuk promo filnya dibeberapa Negara di Asia.
Semua terjawab sudah sensasi seleb tersebut, semua wartawan hiburan puas, pemirsa juga tahu mengenai berita antara Reicha dan sutradara Rion bahkan ada beberapa infotainment dengan jelas memberitakan terkait aktor Derry yang mengakui punya hubungan dengan Reicha hanya sensasi belaka.
Berikut kutipan berita mengenai hubungan Rion dan Reicha di sebuah tabloid hiburan nasional terbitan Surabaya.

Rion menikahi Reicha secara sembuny-sembunyi karena memenuhi wasiat almarhum istri pertamanya. Menurut Rion satu jam sebelum masa kritis istrinya, beliau berpesan “Jaga anak-anak kita dengan baik. Kalau nanti aku tiada carilah ibu yang baik untuk anak-anak kita tanpa harus disiarkan yang penting halal dalam agama karena tuhan nantinya pasti akan memberi tahu pada mereka”
Minggu, 21 November 2010 | By: Rahman Raden

Diburu Wartawan

Cerpen: Sebanarnya aku tidak sama sekali memiliki popularitas didunia intertainmen tanah air. Aku adalah seorang pesinetron yang selalu kebagian peran pembantu alias actor figuran, selama dua tahun berkarir didunia hiburan aku sudah dua kali main sinetron yang kesemuanya adalah actor pembantu. Pada sinetron pertama aku berperan sebagai seorang satpam baik tempat aktris peran utama bekerja, sedangkan pada sinetron kedua aku berperan sebagai seorang sopir taksi yang kabagian dua puluh episode dari seluruh jumlah episode yaitu tiga puluh enam . Walaupun begitu aku sangat manikmati peran yamng aku mainkan dan aku termasuk pemain yang selalu datang tepat waktu ke lokasi syuting sehingga aku mendapat pujian dari sang sutradara yang dikenal galak. Ya jelas aja aku tidak pernah telat karena jadwal syutingku tidak sepadat pemain yang lain.
     Yang paling berkesan buat aku adalah pernah dua kali aku main di FTV dan langsung dapat peran utama serta main di film layar lebar dimana film tersebut adalah film yang bertabur bintang super bintang dan lagi-lagi dalam film layar lebar tersebut aku hanya muncul sepuluh detik yaitu ketika salah seorang aktris dalam film itu bertanya sebuah alamat dan akulah sebagai orang yang ditanya.
    Setiap aku keluar rumah, jalan-jalan ke mol misalnya aku kadang di sapa oleh orang yang tidak aku dikenal. Benar awajahku sedikit familiar lantaran aku pernah menbintangi sebuah iklan minuman suplemen, seumur hidup aku hanya satu kali keluar negeri yaitu pergi ke Mesir untuk pengambilan gambar untuk iklan yang aku bintangi itu. Ketika aku lulus casting iklan tersebut dan syutingnya di Mesir sampai-sampai dua tiga hari aku tidak enak makan kerena saking senangnya.
    Membintangi sebuah iklan minuman suplemen khusus pria, orang akan melayang fikiranya pada sosok fisikku seperti apa. Untuk wajah lumayan ganteng karena ada hidungku yang mancung, tinggi 173 dengan berat badan 65 kg. bicara soal kulit tentunya asli Indonesia alias sawo matang. Sebenarnya dari kecil aku tidak pernah terbayang untuk menjadi seorang artis karena menurutku dunia hiburan itu lebih berat dari kehidupan biasa.
***
Karena memang tidak pernah ada impian untuk terjun kedunia hiburan, akhirnya aku memutuskan mundur dari dunia yang identik dengan kehidupan glamour tersebut. Waktu terus berjalan hingga tanpa terasa sudah hampir dua tahun aku tidak muncul dilayar kaca.
“Sudah hampir dua tahun aku tidak mudik, insyaallah lebaran nanti aku mau pulang ke Jawa”
“Kalau aku nggak, karena Ramadhan ini aku sudah terima kontrak kerja di acara sahur, dan tiga hari setelah lebaran aku kembali syuting sinetron” ujar Delon sahabat yang satu kota denganku
“Komedi sahurnya dimana?”
“Biasa di TV tahun kemarin” jawab Delon dilanjutkan anggukanku.
Kemudian aku dan Delon melanjutkan makan siang di sebuah restoran kecil. Tiba-tiba ponsel Delon berdering
“Hallo, iya nanti pasti aku hadir. Masih makan siang”
“Kamu mau kemana, sinetronnya kan sudah kelar?”
“Ada wawancara di talk show-nya Rossa”
 “Berapa juta nominalnya?” tanyaku soal bayaran yang di berikan untuk Delon
“Lumayan buat kiriman orang tua dikampung” aku tertawa mendengar perkataan delon yang terakhir. Orang tua Delon memang masih seperti orang tuaku berada disebuah kampung yang sangat terpencil di daerah kabupaten Pemalang Jawa Tengah, masa kecil hingga SMA kelas dua dia habiskan didesanya yang jauh dari kota tersebut.
Dia terdampar di belantara kota Jakarta karena ketika SMA dia terpilih sebagai Runner-up pemilihan Cover Boy sebuah majalah remaja. Beberapa bulan setelah kemenangannya tersebut Delon selalu banjir tawaran kerja, berawal sebuah iklan, sinetron bahkan dia sudah menyiapkan album solo perdananya tahun depan, masih muda tajir pula. Sementara aku, hanya menjadi seorang foto model di majalah itupun pemotretannya tidak sering-sering amat.
“Kok telat sih, katanya mau makan siang?”
“Sorry banget tadi aku masih harus bertemu dengan produser acara Lima Wajah”
“Lima Wajah, acara apa itu?”
“Ya, semacam bincang-bincang seleb gituh”
“Talk show?” Tere hanya mengangguk mendengar pertanyaanku.
Tere adalah gadis blesteran Jawa Skotlandia, yang sekarang menjadi pacarku. Posisinya didunia hiburan, sama seperti aku, dia masih balum terlalu tenar untuk seorang wanita blesteran seperti dia. Selama setahun berkarir dia belum pernah terjun kedunia akting, saat ini dia menjadi seorang presenter.
“Apa motivasi kamu menerima kerjaan itu?”
“Awalnya acara ini ditawarkan pada Mano, karena dia lagi sibuk dengan dua film barunya yang seminggu lagi mulai syuting, jadinya diberikan sama aku. Melihat konsep acaranya menurut aku memang sedikit berat karena harus dibumbui humor tapi menurut Mano aku bisa membawa acara tersebut”
***
    “Dinno tidak bisa pulang, Dinno sedang sibuk mak”
    “Emakmu ini kangen lho nak. Emak ingin lebaran nanti bisa lagi berkumpul dengan kamu. Masa emak hanya disuruh melihat kamu terus di TV ketika lebaran nanti”
    “Aduh gimana ya mak, doain aja mudah-mudahan libur syutingnya nanti lama biar Dinno bisa pulang ke kampung” ujarku lagi memberi harapan pada Emakku lewat ponsel adikku.
    “Kamukan sudah dua kali tidak lebaran di kampung. Tahun lalu kamu tidak pulang karena alasan tidak ada ongkos, sekarang setelah banyak uang alasannya sibuk syuting dan tahun depan alasan apalagi to?”
    “Iya mak, iya Dinno usahakan pulang”
    “Ya sudah, hati-hati di Jakarta jangan lupa hatinya hati-hati”
“Ya Mak salam sama keluarga di kampung. wassalamualaikam” kemudian terdengar Emak membalas salamku di seberang sana.
Semoga aku bisa mudik tahun ini, lirihku. Sebenaarnya aku juga rindu pada keluarga dikampung, igin berkumpul bersama sanak saudara saat lebaran nanti tetapi apa daya kontrak sinetron striping sudah aku tandatangani. Dilemma, haruskah aku meninggalkan kepercayaan produser dan sutradara untuk bisa kembali kadunia hiburan? Aku tidak pernah lupa ketika aku menjadi artis yang selalu mendapat peran kecil, dan sekarang aku bisa disejajarkan dengan artis-artis top lainnya. Dalam karir ini Tere yang sangat berjasa dia yang banyak memberiku job untuk kembali kedunia intertainment.
Disaat pekerjaan menumpuk ada rasa rindu pada tanah kelahiran, desa yang indah dan telah banyak memberiku pelajaran dalam menjadi seorang pemuda yang kini hidup dijagad dunia selebritis, Emak dikampung menyuruhku untuk mudik awal laebaran nanti. Sebagai seorang anak aku akan mewujudkan itu, aku harus pulang meminta doa kepada Emak semoga aku bisa menjalani hidup ini dengan sempurna melaui karir yang di ridoi Tuhan. Rencana mudikku tahun ini masih tergantung ditangan sutradara tetapi mendengar keluh kesah kerinduan Emak di kampung sepertinya harus pulang walaupu empat hari sekalipun, dialah sosok ibu yang baik untukku. 
Melihat kondisiku sekarang yang bisa dikata 180 derajat berubah. Kesibukanku sekarang tambah banyak bahkan mengalahkan kesibukan temanku Delon, tidak hanya itu honor atau royaltiku sekarang kalau dihitung tiap minggunya sudah melebihi dari Delon. Rizki memang tidak akan kemana, kata orang asam di gunung garam dilaut tetapi bertemunya didapur.
Seperti aku saat ini walaupun nama dan wajahku sudah hampir dua tahun hilang dilayar televisi walaupun muncul hanya sebagai pemeran pembantu dalam sinetron, kini aku bisa muncul lagi hampir setiap hari baik dalam sinetron, iklan dan bintang tamu diacara-acar TV. Bahkan aku mendengar kabar bahwa keponakanku yang kelas 1 SD suka loncat-loncat kegirangan didepan TV ketika melihat pamannya muncul ditelevisi.
    Semua itu terjadi karena aku kecipratan rezeki sebagai pacar Tere. Benar gara-gara Tere menerima tawaran kerja sebagai seorang host Talk Show disalah satu televisi nasional. Kini nama Tere melejit bak meteor. Kini dia menjadi Super Star berkat membawakan acara yang meraih rating tertinggi sebagai acara Talk Show paling diminati masyarakat. berkaitan dengan aku yang kini juga ngetop lantaran banyak tawaraan yang menghampiri Tere dan memintanya agar aku ikut terlibat dalam pekerjaan tersebut. Seperti dalam sinetron Kembang Perawan, dari rumah produksi sinetron tersebut aku dilibatkan membintangi sinetron bersama kekasihku itu, otomatis dalam sinetron tersebut ada tiga pemeran utama dua diantara aktor utamanya adalah aku. Selain itu aku juga terlibat dalam sebuah sinetron terbaru dari PH yang sama.
     Saat ini aku dan Tere sudah membintangi tiga iklan salah satunya adalah iklan sebuah permen yang syutingnya di singapura dan itu adalah pengalaman yang kesekiankalinya aku keluar negeri.
    “Sorry benget Aku nggak bisa hadir jadi bintang tamu soalnya aku sibuk di Sinetron. Kejar tayang lagi” itu adalah penolakanku untuk didapuk menjadi bintang tamu diacara Sitkom.
    “Sorry banget, wawancaranyakan tidak harus dengan aku. Toh banyak artis-artis yang dulunya juga seperti aku, miskin”
    Soal gaji yang diterima Tere sebagai Host bisa membeli sebuah motor tiap episodenya. Belum lagi dari sinetron yang kami bintangi berdua serta iklannya, rezekiku ternyata diberikan lewat pacaran dengan Tere oleh Tuhan.
    “Gimana mau?” tanyaku pada Tere kekasihku yang membawa hoki buat aku.
    “Kalau dibaca dari skripnya, ya terima aja, itukan nggak sulit-sulit amat. Ceritanya nggak jauh dari kehidupan kita sehari-hari”
    “Oke aku setuju lagian sinetron Pengantin Lama tinggal 2 episode lagi  jadi kita terima tawaran film ini”
    “Ya iyalah” jawab Tere konyol.
Senang bercampur aduk itu yang dialami perasaanku dengan Tere, soalnya aku baru saja menerima sebuah tawaran main film. Bukan film televisi tetapi film layar lebar yang tentu tayangnya dibioskop. Tentu ini adalah film pertama buat pasangan kami dan semoga filmnya bisa diterima dimasyarakat. Aku kembali terlibat bekerja sama dengan Tere, saat ini aku sudah bosan dengan kabar-kabar yang beredar di infotinment bahwa aku pasangan paling berpengaruh atau paling banyak diminati masyarakat. Setiap kali ada tawaran kerja pasti kami selalu berpasangan, hanya satu yang sama sekali tidak berpasangan yaitu di acara Lima Wajah-nya Tere. Untuk soal nge-MC bukan jobku tapi kalau sinetron atau iklan, aku yakin bisa menjalani.

Kini sudah lebaran aku berkumpul bersama keluarga serta sangat gembira malihat Emak yang sangat antusias sekali menyambut para tamu yang banyak datang kerumah bahkan ada beberapa tamu remaja putri yang bukan saudara atau tetanggaku ikut bertamu kerumahku, malihat dari wajah wajah meraka adalah gadis yang juga satu desa denganku . alasannya mereka satu yaitu mereka ingin sekali melihat dari dekat idolanya yang baru saja dating dari Jakarta. Sementara seorang kameramen dan wartawan infotaiment terus mengikuti aktivitasku selama dikampung untuk dijadikan berita edisi mudik disebuah TV Nasional.
    Aku berusaha menahan untuk tidak menitikan air mata karena ingat dengan pesan almarhum Bapakku saat aku akan berangkat ka Jakarta untuk mencari pekerjaan untuk membantu perekonomian keluarga.
“Kamu adalah anak laki-laki satu-satunya dikeluarga ini. Bapak yang sudah tua ini sudah tidak lagi bisa bekerja. Carilah pekerjan yang baik dan halal di Jakarta bantulah ibu dan adik-adikmu sekolah”
Sebagai anak sulung dalam keluarga maka aku harus jadi tulang punggung bagi mereka. Kini aku bisa menyekolahkan ke dua adikku sampai bangku kuliah, merenovasi rumah hingga bertingkat dan tahun depan aku bersama Emak akan menunaikan ibadah Haji, itu semua dari hasil kerjaku sebagai serang artis, artis yang pernah hilang dari TV bisa muncul lagi karena sekali lagi tuhan telah menitipkan rizkiku pada pacarku Tere.
Dulu setelah lulus dari SMA aku memutuskan ikut pamanku bekerja sebagai tukang kebun milik bos sebuah Agency, setahun kemudian aku dipekerjakan oleh  majikanku sebagai kru sebuah produksi sinetron, nah disitu aku mulai banyak mengenal para artis-artis terkenal hingga ahirnya aku bertemu dengan seorang bintang sinetron yang butuh model video klip lagu album keduanya. Setelah dipaksa ikut casting akhirnya aku lolos..
***
Aku sedang duduk dengan pikiran yang terus berputar, tegang, takut dan sesekali mondar-mandir. Rasa cemas ini berlangsung sejak dua jam yang lalu, sementara manajerku terus diam seribu bahasa, Emakku yang duduk disamping manajerku tampak berkomat-kamit terus membaca doa tetapi tidak tampak raut muka tegang seperti aku. Tiga orang wartawan hanya diam seakan ikut mengalami apa yang aku rasakan sekarang.
Waktu yang ditunggu telah tiba, seorang dokter keluar dengan raut wajah yang sangat lelah.
“Bagaimana dok?” aku langsung lempar pertanyaan yang berdiri depan pintu.
“Selamat, anda sudah menjadi ayah. Anaknya laki-laki” mendengar jawaban dokter itu aku langsung masuk keruang persalinan dan langsung membisikan kalimat adzan dan syahadat kepada putra pertamaku yang baru saja lahir dari rahim istriku yaitu Theresia Sastrowijoyo alias Tere. Aku telah menikah setahun yang lalu, keputusan aku menikah karena aku sudah cocok dan sangat mencintai Tere setelah menjalani pacaran selama tiga tahun.
Satu jam kemidian aku melayani wartawan yang ingin mewancarai aku dan Tere.
“Bagaimana perasaan mas Dinno setelah anaknya lahir dengan selamat?”
“Terus terang aku sangat lega dan bersyukur banget akhirnya anak dan istriku baik-baik saja walaupun tadi diluar sempat tegang sekali”
“Kira-kira nama anaknya siapa?” seorang wartawan berbeda bertanya.
“Teddi artinya Tere dan Dinno. Panjangnya nanti masih mencari soalnya nama itu bisa menjado doa”
Kemudian seorang wartawan dari sebuah koran daerah bertanya sehingga sedikit memancing emosi saya.
“Sedikit konfirmasi soal Bunga?”
“Jangan mencampuri urusan itu disini, sekarang ini temanya lagi fokus  bahagia dengan keluarga” kali ini Tere yang menjawab kemudian dilanjutkan olek saya.
“Soal Bunga, aku hanya menjadi produser di single Religinya Bunga pada Ramadhan nanti”
Memang pertanyaan tersebut bukan hal yang baru lagi dipublik karena diluar sana aku tengah digosipkan sedang dekat Bunga, seorang penyanyi pendatang baru yang sedang naik daun. Aku sering terlihat jalan berduaan dengan Bunga, itu karena bertemu untuk pekerjaan bukan untuk pacaran. Karena infotaiment sedang kekurangan berita jadi aku saja yang digosipkan walaupun berita itu sangat murahan sekali.
Malah Tere sangat men-suport untuk menjadi produsernya Bunga disingle religinya karena menurut Tere aku orang yang teruji menjadi produser penyanyi, terbukti adik Tere yaitu Bono sukses bersama group bannya Galang. Album pertama Galang Band produsernya adalah aku. Sebulan yang lalu Galang Band menerima Award dari ajang musik  untuk kategori group band pendatang baru terfavorit.
Aku tidak mungkin berpaling atau main serong karena Tere satu-satunya wanita yang ada dalam hidupku. Tere adalah wanita yang membawa titipan rizki dari tuhan. Aku sangat bersyukur memiliki Theresia istriku, walau terkadang aku risih atas pemberitaan kedekatanku denagn arti-artis wanita.
Menjelaskan dengan jujur dan meyakinkan Tere bahwa aku tidak pernah berpaling darinya seperti yang dikatakan media. Mencintai sepenuh hati dan menjadi suami yang baik untuk Tere dengan niat ibadah.
***
Setelah selesai syuting dari beberapa episode di sinetron yang aku bintangi aku langsung masuk kemobil untuk pulang kerumah bersiap-siap pulang ke kampung di Pemalang  sekalian melepas rindu pada keluarga dikampung. Sementara istriku Tere bersama anak semata wayangku Dinno berada di Makkah ibadah Umroh.
Menjadi seorang actor ngetop yang bertampang tampan dan macho seperti aku memang rentan terhadap gossip-gosip miring dengan wanita lain. Kini aku akan pulang kekampung untuk menenagkan pikiran, aku ingin istirahat disana karena lelah dengan gossip-gosip miring yang selalu menyapaku sejah setahun terakhir serta lelah karena sibuk syuting sinetron dan film kesana-kemari.
“Pak, ada banyak wartawan diluar sana mau bertemu Bapak” Terjo satpam rumahku memberi tahu.
“Bilang saja aku lagi sibuk. Bilang sama Darwis siapkan mobil aku mau ke Pemalang sekarang” perintahku pada Tarjo.
Kemudian aku keluar dan masuk kedalam mobil ssementara diluar pagar sana sudah menunggu puluhan wartawan gossip meminta keterangan soal hubungan dengan artis cantik Lolita, Bunga, Raya dan sebagainya.
Wartawan mengepung mobilku meminta konfirmasi. Mobilku terus berjalan pelan karena sopirku Darwis sudah aku perintahkan jangaan berhentikan mobil ketika wartawan menyerbu.
“Aku masih mencintai Tere” aku melempar keterangan pada puluhan wartwan dan kembali menutup kaca mobil.
Akhirnya aku berhasil lolos dari kepungan pemburu berita. Aku bisa menikmati perjalananku ke Pemalang. Aku lebih memilih tutup mulut karena aku hawatir seperti kasusnya Delon temanku yang kasusnya berakhir dimeja hijau karena melempar wartawan hiburan dengan sandal jepit akibat gossip-gosip miring yang menimpanya. Walaupun Delon tidak dipenjara itu merupakan pelajaran bauat aku.
Dugaanku salah besar ternyata puluhan wartwan hiburan tersebut mengejar mobilku untuk meminta keterangan soal gosip yang beredar.
“Darwis, cepat ngebut, wartwan sedang mengejar mobil kita”
“Baik Pak” kata Darwis yang ketika itu juga langsung melaksanakan perintahku.
Mobilku terus melaju sementara lima mobil wartawan infotainment itu terus mengejarku, masuk tol kawasan Bekasi mobil wartwan itu tersisa tiga yang mengejarku sementara dua mobilnya lagi tidak tahu.
“Biarkan saja wartawan itu mengejar, aku sudah bosan di ekspos soal gossip yang nggak benar terus” ujarku pada Darwis yang langsung ditanggapi.
“Kan enak Pak, bisa masuk teve tiap hari”
Mobil wartawan terus mengejar tanpa lelah.
“Ada apa itu Darwis?” tanyaku
“Sepertinya kecelakaan beruntun pak”
“Banting setir cepat” perintahku
Saat mobilku melaju kencang sopirku lansung banting setir ke kiri dan suara dentuman keras terjadi saat lemparan mobil yang didepan tadi menimpa mobilku.
Darwis berteriak, darah memenuhi kepalanya, jeritan dari mobil tadi memekan telingaku. Mataku terus kabur dan gelap suara rintihan masih terdengar. Hilang, gelap dan kosong….. 


Sabtu, 20 November 2010 | By: Rahman Raden

Aku Dibuat Mabuk Kepayang Oleh Iqbal Khan


Catatan ini ditulis setelah tujuh tahun kemudian dari pembelian sebuah buku karya filosof terkenal Asif Iqbal Khan yangberjudul Agama. Filsafat, Seni Dalam Pemikiran Iqbal. Saat itu saya dibuat penasaran oleh ilmu filsafat dan sebagai seorang remaja kelas 2 SMA yang selalu ingin sok tau waktu itu, saya mencoba mencari tau soal filsafat dan tanggal 24 Februari 2004 tepat hari kamis saya mendatangi sebuah toko buku saya menjumpai buku karya Iqbal Khan tersebut dan melihat judulnya saya langsung tertarik membelinya.

Setibanya dikamar saya mencoba untuk membaca buku yang saya beli tersebut namun sayang sekali waktu itu saya tidak bisa menyerap pengetahuan dalam buku tersebut alias ngeblenk maklumlah waktu itu saya benar-benar awam soal filsafat, secara Iqbal Khan tidak hanya dikenal sebagai Filosof tetapi juga dikenal sebagai penyair. Dalam buku Agama, Filsafat, Seni Dalam Pemikiran Iqbal banyak sekali tertuang karya-karya puisinya yang sangat luar biasa.

Kini setelah 7 tahun kemudian setelah buku itu dibeli saya kembali mencoba untuk membacanya kembali dan subhanallah subgguh luar biasa ternyata buku tersebut benar-benar bermanfaat buat saya pribadi terutama dalam filsafat. Pemikiran Iqbal Khan yang tertuang dalam buku tersebut sangat kuat jadi tidak berlebihan jika Iqbal Khan disebut sebagai salah satu raksasa pemikir islam moderm pemikir yang memiliki akar kuat dalam tradisi islam timur dan barat modern. Dari Buku tersebut saya dapat memetik beberapa poin pemikiran Iqbal Khan yang teruang dalam bukunya tersebut. 

Salah satu mengenai agama yang memberi ujung penyelesaian sepenuhnya pada semua masalah kompleks yang berhubungan dengan manusia. Dalam teori seni menurut Iqbal Khan yaitu dalam bisang sosial kebudayaan seni dapat memainkan dua peran secara bersamaan. Sebagai produksi seni, ia metupakan sebuah komponen penting dalam  kenudayaan, meyumbangkan kakayaan kenudayaan dan memperluas pandangan manusia. Selain itu menurut Iqbal Khan puisi dan filsafat adalah dua hal yang sama sekali berbeda dalam intelektualitas manusia dan begitu luas kontrasiksi di antara mereka.  Jika puisi bergerak secara abstrak sedangkan Filsafat melalui argumen rasional*

Sangat luar biasa bagi saya walaupun buku tersebut dibelinya tujuh tahun yang lalu tetapi manfaatnya saya rasakan saat saya membutuhkan pengetahuan yang lebih banyak. Nggak banyak yang bisa terucap atas buku mahakarya Asif Iqbal Khan selain komentar dari saya berupa "Aku Dibuat Mabuk Kepayang Oleh Iqbal Khan"

Catatan:
Huruf yang ditulis miring adalah sebagian kecil rangkuman dalam buku Agama. Filsafat, Seni Dalam Pemikiran Iqbal
Rabu, 17 November 2010 | By: Rahman Raden

Koruptor dan Generasi Berbakat

Saat kita nonton berita di televisi, hampir tiap hari yang menjadi topik utama adalah kasus suap menyuap, bukan ibu yang menyuapi anaknya tetapi suap menyuap para koruptor kepada oknum petinggi di republik ini. Pemberitaannya seolah tidak mau kalah dengan infotainment yang memberitakan skandal perselingkuhan, perceraian serta gosip murahan lainnya yang tersaji secara Laut yaitu dikupas secara luas dan mendalam sedalam Laut.

Otak dan hati orang yang tersumbat oleh setan sehingga menimbulkan bakat-bakat koruptor ulung di republik ini membuat rakyat kecil semakin marah dan mencakar dada (tidak lagi mengelus dada) karena ulah para koruptor yang mati rasa demi segepok uang haram. Para oknum pejabat republik ini seolah berlomba mencari popularitas hina dimata rakyat dengan cara mengumpulkan pundi-pundi yang dikemas dengan sebutan korupsi.

Beda dengan koruptor beda pula dengan generasi berbakat, saat ini generasi republik ini sedang mengumpulkan pundi-pundi uang halal dengan menjadi generasi berjiwa seni dan berkreatifitas di ajang pencarian bakat di sejumlah televisi swasta. Otak dan hati mereka disumbat dengan ide-ide gemilang untuk menampilkan bakat terbaiknya disetiap episode agar mendapat penilaian yang baik di mata juri dan pemirsa sehingga dengan begitu uang-uang halal akan mengikutinya.

Popularitas pun diraihnya kerana infotainment memberitakan secara luas dan mendalam sedalam Laut dan mereka pun menjadi pujaan rakyat republik ini karena prestasinya. Sanga berbeda 180 derajat dengan koruptor bukan?

Jika begitu koruptor yang berpendidikan tinggi dan berdasi tidak malu kepada generasi berbakat dengan pendidikannya yang rata-rata SMP-SMA dan tak berdasi pula, tetapi pandai mencari uang banyak dengan cara halal.
Senin, 15 November 2010 | By: Rahman Raden

Perjalanan Di Pantura


Cerpen: Terminal Bungurasih kota Surabaya pagi itu tampak ramai sekali oleh calon penumpang, pedagang, sopir dan para makelar yang sibuk merebut penumpang. Dengan langkah gontai, aku memeasuki kawasan terminal. Rasa rindu pada keluarga di rumah membuntutiku, maklum saja karena lebaran tahun kemarin aku tidak pulang dan aku memilih tinggal dirumah nenek yang kebetulan dekat dengan kampusku.
“Terima kasih” kata petugas peron ramah saat aku memberikan uang 1000 rupiah.
     Kemudian aku menuju lorong tempat pemberangkatan bus. Disana aku harus berhadapan dengan para makelar.
    “Mas…mas mau kemana? ke Semarang” Tanya seorang pria sambil menarik tanganku.
“Banyuwangi” kemudian orang tersebut melepas tangannku.
“Kemana dek? ayo jurusan Malang langsung berangkat” Tanya seorang pria dengan wajah sangar menghampiriku sambil memegang tanganku.
“Saya mau ke Banyuwangi pak” pegangannya dilepaskan.
Serbuan tukang calo memang membuat para calon penumpang termasuk saya yang ketika itu dikerubutu oleh pria sampai tujuh orang jumlahnya dengan pertanyaan kemana arah tujuan saya.
“Iki loh kate neng Banyuwangi” kata seorang calo pada temannya.
“Banyuwangi mas?”
“ Iya pak”
“Ayo mas, langsung, ber AC tarif biasa” akupun mengikuti orang itu sebagai tanda setuju.
Akhirnya aku menemukan bus yang murah dengan fasilitas AC. Kemudian aku langsung duduk di kursi belakang sopir, memang cukup beralasan aku mengambil duduk didepan belangan sopir. Pertama kalau duduk dibelakang guncangannya lebih keras dibanding kursi depan kedua bisa meminimalisir kemungkinan mabuk perjalanan. Memang itu teori yang kadang meleset, tetapi tidak ada salahnya mencoba alasan tersebut karena kita tidak tau apa yang akan terjadi nanti.
Serbuan makelar bus antar kota dalam dan luar provinsi membuat aku mengalami sedikit kelalahan, namun aku harus segera beranjak karena aku mau ke toilet. Lihat jam, oh masih 20 menit lagi bus akan berangkat, bisikku dalam hati. Selasai dari toilet aku berniat membeli minuman mineral sebelum menuju bus yang akan aku tumpangi.
“Cope….ee…eettt” teriakku lantang.
Semua pasang mata dan tanpa pikir panjang aku mengambil batu dan melemparkannya. Lemparan yang indah, kepalanya bocor terkena lemparan batu. Maklum aku paling jago main tolak peluru di olah raga ketika aku SMA. Aku berlari menyelamatkan dompet yang dirampas copet sialan itu. Orang-orang membawanya ke pos polisi yang ada diterminal.
 “Maaf, anda ikut kami dulu ke kantor” kata seorang Polisi mengajakku.
“Tapi pak, pencopetnya sudah ketangkap. Lagian aku mau cepat-cepat pulang”
“Maaf ya, ini demi kepentingan penyelidikan. Anda hanya sebagai saksi”
Acara pulangku harus diundur. Setelah sampai dikantor Polisi Kota Besar Surabaya, aku dijadikan saksi sekaligus korban pencopetan. Bersama Bapak Poltabes Surabaya aku dihadapkan dengan wartawan untuk melakukan jumpa pers. Para wartawan media cetak, radio, televisi local dan nasional berbaris didepanku yang duduk bersama staf kepolisian yang lain. Memang tidak berlebihan karena aku berhasil menaklukan lebih dari seorang pencopet, karena orang tersebut adalah anggota sindikat maling professional yang sering membobol ATM Bank di jawa timur. Setelah semua dianggap[ selesai aku segera diantar oleh seorang anggota polisi keterminal untuk segera pulang ke Banyuwangi karena rasa rindu pada keluarga sudah tidak bisa di tahan.
***
“Es jolli… tahu… telur puyuh…kacang dek?… ”aku terbangun oleh suara pedagang asongan yang berjualan dalam bus yang menawarkan berbagai minuman dan makana ringan.
Sudah sampai diterminal kota Probolinggo. Jarum jam berada diposisi sembilan lewat tiga puluh menit, perut mulai keroncongan memintaku untuk segera membeli makanan padat. Tasku digendong dan menuruti permintaan perut dengan mencari warung nasi disekitar terminal.
“Makan apa dek?”
“Anu bu, mmm…Nasi ayam, minumnya teh es aja” kemudian aku meletakkan tasku diatas meja. Tidak sampai lima menit satu porsi nasi dan minumannya sudah tersaji didepanku.
“Bu, nasi gorengnya ada nggak?” suara seorang gadis cantik mencuri perhatianku, gadis cantik tersebut duduk disebelahku. Aku yang punya tampang kern walaupun tidak sekern Justin Timberlake tetapi lumayan mirip Doni Ada band mencoba menawari makan walau sekedar basa-basi.
“Mari Mangan” ajakku.
“Terima kasih!” jawabnya singkat seraca tersenyum tipis seperti dibumbuhi gula, manis sekali.
Kemudian seorang pramisaji dating membawa nasi goring pesanannya. Gadis itu menyantapnya disusul aku yang terlebih dahulu makan.
“Dewean?” tanyaku menggunakan bahasa Jawa
“Iya”
“Adek kate nangdhi?”
“Situbondo. Maaf ya, kok bahasanya jawa? Pakai bahasa Nasional dong!”
“Maaf, kalo nggak suka pake bahasa Jawa. Guru bahasa Indonesia ya?”
“Enak aja”
Gadis itu memang dari Situbondo, sebuah daerah pantura di Jawa Timur. Walau mereka dibilang hidup dan lama tinggal dijawa kebanyakan dari mereka tidak bisa berbahasa Jawa, keseharian mereka lebih banyak menggunakan bahasa madura halus. Berbeda dengan Banyuwangi yang menggunakan bahasa jawa dialek Using yang berbeda dengan bahasa jawa pada umumnya.
Tidak lama setelah menyantap nasi, petugas terminal mengumumkan keberangkatan bus jurusan Banyuwangi jalur Situbondo.
“Aku mau ke Banyuwangi, ayo kita sekalian aja bareng” pintaku pada gadis yang sempat berkenalan bernama Novia. Sesaat kemudian kami berdua ke kasir
“Berapa Mbak se…. ?”
“Nggak usah biar aku aja yang bayar. Mbak ini aku yang bayar”
“Terima kasih ya!”
“Mmm…nasi goring, ayam , es jeruk dan es teh, rempeyek 2 bungkus. Dua pulih empat ribu” kata mbak kasir itu setelah menjumlah semua yang kami pesan.
“Terima kasih ya, Cak Adi sudah bayarin” Novia kembali berterima kasih padaku dengan.
“Iya, sama-sama” ujarku singkat. Ternyata Novia memanggilku Cak Adi. Cak adalah sapaan untuk lelaki Jawa yang lebih tua atau lebih popular dengan sebutan Abang.
Aku dan Novia duduk satu bangku. Tak lama bus berangkat, aku larut dalam perbincangan dengan Novia. Siapa dulu Adi gitu loh! Gumamku bangga.
 Sekitar dua puluh menit sejak keberangkatan bus, aku mencoba mengajak Novia menukar nomor Handphone. Tetapi…
“Ya ampun tasku!”
“Kenapa cak dengan tasnya” Tanya Novia penuh heran.
“Tasku ketinggalan diwarung nasi tadi. Pak, stop Pak, stop!” teriaku pada pak sopir agar aku segera diturunkan dari bus yang sudah jauh meninggalkan terminal Kota Probolinggo.
Pikun…pikun…, gara-gara terlalu caper sama Novia sampai-sampai tasku ketinggalan, sialan. Berontak batinku dengan kejengkelan yang amat sangat. Kamera digital, Handycame, I Pode dan semua  minta tolong kepadaku. Gawat kalau sampai tasku hilang, pikirku yang berkecamuk tidak karuan.
Dibawah terik matahari jam setengah satu siang, aku menunggu angkot. Akhirnya muncul ankot tujuan terminal setelah hamper sepuluh menit menunggu dibawah pohon mangga depan kantor kecamatan Paiton kabupaten Probolinggo. Perasaanku semakin gelisah ketika sopir terlalu sering berhenti menurunkan dan menaikan penumpang. Mobil berjenis mini bus itu penuh sesak dicampur aroma keringat penumpang yang menumpuk dihidungku. Apek dan kecut. Saat mobil memasuki kota probolinggo emosiku mulai bisa terkontrol. Mobil melaju kencang hingga akhirnya tersendat-sendat dan dugaanku tidak salah kali ini.
“Maaf, ban mobilnya bocor” kata sopir tiba-tiba.
“Uu…uuu…. Gimana nih? Nggak becus! ” kata sebagian penumpang sambil turun dengan wajah mengkerut.
“Terminal masih jauh pak?”
“Ya, nggak sih dek mungkin lima ratus meteran gitu” jawab sang sopir ketika aku bertanya.
Tapi demit tas itu, aku rela berjalan kaki karena kalau menunggu angkot itu atau menunggu angkot lain pasti butuh waktu yang lama. Sedikit berlari dibawah panas musim kemarau menuju terminal menyelamatkan tas yang berisi barang berharga.
Kalau seandainya perjalananku lancar sejak tadi pagi mungkin bus yang aku tumpangi sudah sampai dikawasan Taman Nasional Baluran, tetapi malang aku masih berada di kota Probilinggo artinya masih sekitar 190 km lagi sampai kerumah di kabupaten Banyuwangi yang masih melewati satu kabupaten lagi yaitu Situbondo.
***

 Sekarang jam dua siang lima menit lagi bus akan berangkat, aku masih terus bersyukur Alhamdulillah karena tas beserta barang-barangnya tidak ada yang hilang karena berkat jasa baik sang pemilik warung yang menyimpannya dengan baik.
“Mau beli kerupuk udang, Mas.” Seorang pedagang asongan menawakan dagangannya..
“Tapi kalau Mas kehausan ini ada es jeruk, Cuma 1000 rupiah” tawarnya lagi
Tanpa banyak cing-cong akhirnya aku membeli es kesukaanku itu.
Setelah pedangan tadi pergi tiba-tiba datang seorang penjual Koran.
“Koran mas, cuma dua belas ribu” ujarnya sambil membuka sedikit halaman koran yang dijualnya.
“Gimana bangsa ini mau maju kalau jual VCD Porno, sampai disisipkan ke dalam lipatan koran begitu” aku mencoba berkomentar.
“Eh mas, kalau nggak mau beli jangan ngomong sembarangan” ujarnya sambil melotot tajam.
“Aku mau beli korannya mungkin seribu rupiah tanpa perlu bonus film Porno”
“Jancok kon….” Sambil mengarahkan tinjuan kemukaku.
“Sudah jangan bertengkar” lerai seorang penumpang dalam pertengkaran kecil kami. Berkat leraian penumpang itu mukaku selamat dari bogem mentah yang ditujukan oleh pedagang sialan tersebut.
“Awass…ya!” pedagang koran plus-plus itu berlalu sambil mengancam.
“sabar saja dek, itu sudah biasa orang-orang terminal itu keras kepala walau tidak semuanya” terang bapak yang menolongku tadi.
Bus jurusan Banyuwangi berangkat dan aku menikmati perjalananku dengan tidur karena aku lelah sekali dengan perjalanan yang aku alami sekarang karena banyak sekali rintangannya mulai kecopetan sampai tadi nyaris bertengkar dengan orang terminal.
“Dek, ongkosnya!” seorang kondektur membangunkan aku meminta ongkos.
“Banyuwangi” ujarku sambil menyodorkan uang 50 ribu rupiah, kemudian selembar karcis dan uang kembalian yang tidak tahu berapa jumlahnya diberikan sang kondektur padaku. Aku masukan dalam dompet dan melanjutkan tidur. We go to Banyuwangi.
Aku terbangun karena mendengar suara jeritan yang mengerikan memekakan telinga menusuk gendang telingaku. Aku sudah mendapati bus yang aku tumpangi sudah dalam keadaan diam karena menabrak pohon asam dipinggir jalan. Aku tidak berteriak hanya diam kebingungan walau badanku tidak mengalami luka sedikitpun, kepalaku hanay sedikit pusing karena terbentur kursi didepanku. Sementara sopirnya berusaha ditolong oleh kondektur yang tergencet serta luka dikepala yang cukup parah.
Adzah magrib yang berkumandan kalah dengan suara teriakan penumpang yang panic, terutama penumpang ibu-ibu dan anak-anak yang menangis sejadi-jadinya. Seorang ibu-ibu dibelakangku menagis karena anaknya yang berumur 5 tahun terluka oleh pacahan kaca samping.
Keadaan gelap gulita sehingga aku berinisiatif mengambil HP sebagai penerangan. Saat aku nyalakan tanpa sengaja aku menemukan lokasi kejadian melalui layer handphoneku yaitu berada di kecamatan banyuputih. Setelah berdesak-desakan dan panic akhirnya aku bisa keluar dari bus naas tersebut sampai akhirnya warga datang menolong. Sebagian penumpang yang terluka segera dilarikan ke Puskesmas terdekat, sementara 7 orang yang tidak mengalami luka termasuk aku dioper dengan bus lain untuk melanjutkan perjalanan.
Dalam perjalanan ini aku sedikit truma karena baru kali ini mengalami kecalakaan yang nyaris berurusan dengan nyawa. Tidak henti-hentinya mulutku komat-kamit membaca doa agar selamat sampai kerumah karena. Pikiranku disesaki oleh berbagai pertanyaan mengenai bermacam peristiwa yang aku alami sejak dari kota Surabaya. Mulai dari kecopetan, tas ketinggalan dan pertengkaran dengan orang diterminal sampai bus kecalakaan menbrak pohon asam saat bus menghidar dari seorang yang naik sepeda. Karena bus ngebut tanpa sengaja menyusup ke pohon asam.
***
Setelah keliling kota London sejak pagi, aku singgah direstauran tepi sungai Thames yang membelah kota London untuk makan siang. Tiupan angina sepoi telah menambah kesan indah ketika aku berada di negeri Elizabeth tersebut. Jembatan angkat atau Tower Bridge yang terkenal kokoh dan klasik di Inggris tampak mengagumkan bagi mata yang melihatnya.
Bunyi arus dan derungan kapal seperti mengalun bagai irama  lagu Beyonce yang terkesan nge-Beat. Bersama Novia dan seorang staf KBRI untuk Inggris, aku kembali melanjutkan perjalanan dengan mobil menuju Greenwich (baca: Grinit) sebuah kota arah timur kota London, disana aku dan Novia akan mengunjungi gedung peneropong bintang tertua didunia serta bangunan-bangunan terkenal lainnya.
“Cak Adi, kalau kita melihat  bangunan tua yang ada di Inggris ini seperti berada dalam imajinasi J.K. Rowling”
“Maksudmu seperti negeri sihirnya Harry Potter” ujarku mengomentari pembicaraan Novia.
Hari menjelang petang, seharian jalan-jalan dikota London dan Greenwich.  Aku harus kembali ke hotel penginapan sekaligus bersiap-siap untuk perjalanan esok harinya ke kota Manchester, disana aku akan dating ke Satdion Old Trafford untuk menyaksikan duel fenomenal antara kesebelasan Setan Merah, Manchester United kontra Chelsea dalam laga semifinal Liga Inggris. Tiket pertandinganpun sudah aku pesan seminggu yang lalu.
“Dek, sudah sampai”
“Aduh… terlalu pulas tidurnya. Sudah sampai pak?” tanyaku setengan mengantuk.
“Lagi mimpi ya? Ini sudah sampai diterminal Banyuwangi” kata kondektur ramah sementara aku hanya diam karena dia telah membuyarkan mimpiku.
Setelah turun dari bus aku mencari tukang ojek untuk mengantarku pulang kerumah di kecamatan Kalipuro. Rasa rindu pada keluarga sudah memuncak, walaupun harus sampai jam sembilan malam, benar-banar perjalanan yang sangat lama sekali. Peristiwa yang aku alami selama perjalanan tadi memang menguras tenaga dan kesabaran sehingga seluruh tubuhku, mulai dari rambut muka, baju terasa acak-acakan. Satu hal lagi, perjalanan ini akan aku jadikan sebagai peristiwa yang paling aneh, unik dan menerima segala ketentuan yang telah Allah SWT berikan pada manusia. Perjalanan normal di Pantura (Pantai Utara) dengan bus Surabaya-Banyuwangi tujuh jam beda halnya pada perjalanan aku yaitu sekitar empat belas jam perjalanan.

Catatan Bahasa Jawa
Iki loh kate neng Banyuwangi: ini loh mau ke Banyuwangi
Mari Mangan: Mari makan
Dewean: sendirian
Adek kate nangdhi: Adek mau kemana
Jancok kon: Sialan kau (umpatan kasar orang Jawa ketika merasa kesal atau marah)
Senin, 08 November 2010 | By: Rahman Raden

Surat Untuk Kamu

Cerpen: Sebelum aku menge-print suratku yang masih berbentuk file dikomputer terlebih dahulu aku membaca isi surat tersebut agar lebih meyakinkan lagi bahwa suratku tidak ada yang salah dalam pengetikannya. Karena surat ini begitu penting bagiku jadi tidak ada kesalahan dalam pengetikan,  sejenak surat ini Narsis, tapi itulah dariku yang memang adanya seperti itu.
Assalamualaikum, Selamat pagi, salam sejahtera. Dengan rasa hormat terlebih dahulu saya ucapkan bahwa keadaanku sekarang Alhamdulillah sehat dan ada dalam lindungan Allah maha besar. Semoga keadaanmu disana lebih baik dariku.
Langsung saja! Saya tidak tahu harus memanggil Kamu apa, dulu ketika bersama-sama di kampus maupun di kos-kosan, Kamu lebih akrab dipanggil Ome oleh Ian,  Aziz dan Ahmad yang merupakan orang satu tempat dan satu kota dan teman-teman lainnya juga sebagian ada yang memanggilmu Om atau Abang bahkan tidak sedikit yang memanggil nama aslimu.
Ironi tetapi begitulah kenyataannya Aku tidak memanggilmu siapa-siapa baik Ome atau Abang dan istilah lain dalam saudara tertua laki-laki. Karena memang waktu itu saya merasa tidak cocok aja dan merasa sangat janggal karena rasa segan yang membawaku, mungkin karena aku terlalu lugu  dan memang karena tidak mendapat intruksi seperti tiga orang tadi darimu kalau Aku harus memanggilmu Ome. Hingga kebiasaan itu terbawa hingga sekarang maka dari itu aku tidak akan memangilmu abang, abang Zacki. Sebenarnya setelah Kamu membaca surat ini bahwa sangat tidak pantas sekali saya memanggil dengan kata KAMU. Tapi tidak apa-apalah semoga kamu ikhlas karena rasa tidak enak diri itu datang saat surit ini aku tulis.
    Kedatangan surat saya ini hanya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kamu karena Kamu telah memberikan motivasi dan dorongan untuk saya bisa dalam menjalani kehidupan ini baik ketika berada jauh di daerah orang. Karena itu surat ini saya kirim karena aku merasa sangat jauh sekali dengan yang dulu, kalau dulu saya lebih banyak diam dan pasif tetapi sekarang aku merasa tidak seperti itu, walaupun aku masih saja tidak pernah meraih prestasi dibidang studi akademik maupun dalam sebuah kompetisi. Saya sekarang heran bagitu sangat percaya diri untuk mengatakan bahwa aku tidak seperti dulu yang lugu dan kuper serta istilah katro lainnya. Bahkan ada sebagian teman-teman bilang bahwa aku mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain sehingga saya mempunyai nilai tersendiri, mungkinkah aku ke-GR-an atau sombong, lebay, narsis. Tapi tidak tahu juga?. Aku merasa lebih damai dan tahu bagaimana memaknai hidup yang kadang banyak sekali diseliling kita orang yang tidak tahu bagaimana menjadi diri sendiri dan menapaki kehidupan ini, mereka hanya mengeluh bahwa kehidupan itu berat dan selalu saja ada masalah yang mengintai.
Tapi ingat, itu menurutku tidak tahu kalau menurut Kamu apa setelah melihat saya nanti. Yang jelas saya merasa puas puas dengan pencapaian yang saya raih ini walaupun sedikit dan lebik banyak dari Kamu pencapaiannya, tetapi sebagai manusia saya punya banyak kekurangan. Lantas kamu pasti bertanya bagaiman hubungan surat ini dengan Kamu? Jawabannya, sangat berkaitan sekali dengan Kamu, karena Kamu saya bisa merasa sedikit lebih senang dengan kondisi saya sekarang. Ya karena aku tidak seperti dulu. Oke kita kembali kepertanyaan, ternyata Kamu menjadi aktor utama perubahan itu, artinya Kamu menjadi cikal bakal kabahagiaan saya sehingga surat ini dibuat.
Kamu yang memberi pengarahan, bimbingan, memotivasi saya yang hampir setiap hari dan akhirnya Kamu membantu saya dalam perpindahan tempat kos dari Jalan Mawar ke Asrama Mahasiswa Bintang milik Bapak Heru, karena kasus pertengkaran saya dengan Ramon mahasisiwa dari Makassar.  Mulai pindah tempat kos itulah saya merasa berubah dan semuanya berubah. Ketika di Jalan Mawar Kamu memberi motivasi sampai kritikan terpedas buat saya hanya lewat ditelinga tetapi waktu yang membawa saya ke Asrama Mahasisiwa Bintang membuat saya sangat berambisi sekali untuk berubah dan semangat. Terlebih sejak kamu di wisuda dan pulang ke kotamu.
     Kritikan terpedas kamu ketika itu adalah “Iwan kamu ini tidak punya semangat hidup setiap hari loyo seperti orang penyakitan yang akut, malas belajar” dan masih banyak lagi perkataan Kamu yang pedas. Setelah saya pikir-pikir sekarang, bahwa ketika itu Kamu sangat memandang saya gimana gitu tapi kamu ada baiknya juga. Aku sangat yakin tentang itu.
Tapi sekarang, aku gemuk sehat tanpa deabetes, bersemangat, optimis, Alhamdulillah ! Sekali lagi aku akui saya tidak pernah meraih prestasi dibidang studi dibangku kuliah. Buat saya prestasi itu adalah mampu mengendalikan emosi terhadap diri sendiri dan pada orang lain dan sekarang saya sedang belajar meraih hal itu bersama jalan spritualnya.  Karena menurutku hidup ini harus terus belajar , beljar dan mencoba dan mencoba lagi.
Aku mau menjadi The Winner. Amin….!. Satu lagi aku masih saja di lain kesempatan merasa sakit hati oleh orang disekelilingku. Kemudian aku minta maaf karena aku tidak menjadi penerus Kamu di kantor  BEM karena setelah satu tahun Aktif disana, saya merasa tidak sreg dan gimana gitu. Dan sudah hampir enam bulan aku tidak bekecimpung di Badan Eksekutif Mahasiswa. (Anggota Koordinator SDM)
Bicara soal cita-cita, yang jelas banyak sekali namun satu yang selalu menggebu-gebu yaitu aku ingin penjadi seorang penulis (buku) yang produktif, tetapi masalahnya lingkungan yang tidak mendukung. Teman-teman dari Kalimantan Barat, sangat mendukung namun yang tidak mendukung adalah teman-teman dibangku kuliah dan keluarga dirumah. Bahkan orang di rumah pernah bilang seperti ini, “Iwan kalau kamu bekerja sebagai tukang mengarang saya yakin kamu tidak akan sukses dan tidak maju-maju” walaupun seperti itu aku akan membuktikan bahwa menjadi penulis juga profesi mulia dan menjanjikan.
Setelah wisuda nanti aku akan kerja sama dengan mbak Nuria Ashari untuk mengumpulkan beberapa karyaku untuk dijadikan sebuah buku, memang mbak Nuria punya Link kebeberapa penerbit di Bandung tempat dia selama ini menerbitkan buku-bukunya  Tulisanku semuanya berupa kumpulan cerpen yang sekarang sudah terkumpul puluhan judul bahkan ada beberapa yang sudah terbit di media cetak. Doakan ya, semoga impian itu tercapai sehingga semua keluargaku tahu bahwa profesi sebagai penulis itu sangat baik sekali. Kalau itu terwujud aku akan menjadi satu-satunya orang di Pondok Palem Indah yang berprofesi sebagai penulis dan aku akan melanjutkan kuliahku yang terhenti pada Diploma 3 ke S1 dan S2 dari hasil menulis buku itu amin…!
Surat ini ngelantur ya?, mungkin kamu tidak nyambung mulai dari penyampaian bahasanya, kalimat aku dan sayanya yang berantakan dan masih banyak lainnya? Karena kamu tetap menjadi orang yang berjasa terhadap saya. Kamu terserah bilang apa tentang saya setelah memebaca surat saya ini Naif atau apa  terserah! Yang terpenting aku sudah bercerita tentang saya sekarang dan aku ucapkan terima kasih atas semua motivasi dan dorongan semangat yang Kamu berikan untuk saya.
Kamu sekarang yang sudah berumah tangga, saya doakan semoga manjadi keluarga sakinah mawadah warahma dan mendapat putra-putri yang soleh solehah. Tak lupa saya juga doakan oleh Kamu, semoga saya wisuda tahun ini dan segala-segala-segala-segala-segala impian saya tercapai. Insyaallah setelah wisuda aku pulang kampung dan tidak tahu apakah melanjutkan ke S1 atau tidak semuanya masih tanda tanya, biasa masalahnya seperti dulu, Biaya he..he…
Demikian surat ini intinya saya ingin berterima kasih kepada Kamu. Semoga saya tidak menjadi orang yang sombong, takabur dan semoga saya menjadi orang yang bermanfaat bagi saya sendiri dan orang lain sekali lagi ini murni hanya ucapan terima kasih dan tidak ada maksud lain. Terserah Kamu bilang apa yang terpenting itulah niatan saya, entah dasar apa saya kok boro-boro ngirim surat ini buat kamu. Semoga kita dan semuanya mendapat Ridho Allah. Amin…Wassalamualaikum war wab.
Hormat Saya
Iwan Ardiyansyah

Setelah suratku dibaca, aku menekan tombol Control P alias Print pada keybord computer kemudian mencontreng sudut All kemudian Ok, tidak lama kemudian empat lembar surat buat bang Zacki dimasukan dalam amplop dan siap dikirimkan kealamatnya.
Jumat, 05 November 2010 | By: Rahman Raden

Artis Indonesia Paling Lebay

Versi terbaru artis Indonesia paling lebay alias bertingkah berlebihan diluar batas kewajaran namun tetap mengundang tawa karena artis berikut ini memang punya misi untuk membuat penonton tertawa lepas

1. Ayu Dewi, presenter yang memiliki bibir lentur ini ternyata sebelum menjadi artis terlebih dahulu menjadi  seorang model. Ayu Dewi pernah menjadi juara pertama Fun Fearless Female Majalah Cosmopolitan 2006 sekaligus mengalahkan artis Sandra Dewi sebagai Runner Up ini termasuk artis lebay dengan tingkah yang khas namun tetap elegan dan cantik, Kekasih aktor Zumi Zola dan bintang Film Meraka Bilang Saya Monyet ini sering menutupi kecantikannya dengan tingkah berlebihan yang pasti mengundang tawa.


2. Fitri Tropica    Mojang bandung ini namanya mulai dikenal publik setelah memerankan De Rahma di progran Transtv  Primetime tentu dengan akting lebaynya, bintang film Madam X ini semakin laris di dunia hiburan tanah air mulai jadi bintang sejumlah iklan dan menjadi presenter.


3. Edrick Candra pria berwajah oriental ini termasuk artis pria yang amat sangat lebay. Namanya mulai dikenal setelah menjadi bintang di variety show Extravaganza Trans Tv. Saat ini Edrick Candra menjadi bintang di acara Kuliner Lebay Global Tv. Membuktikan bahwa dia benar-benar orang yang bertingkah diluar kewajaran dan sama seperti yang lainnya yaitu mengundang tawa.
Kamis, 04 November 2010 | By: Rahman Raden

Ingin Punya Anak


                                                    Seorang anak adalah Rizki dari Allah

Semua pria di dunia yang normal secara biologis dan memiliki mental yang mantap tentu ingin menikah dengan seorang wanita cantik yang dicintai. Dari sebuah bingkai rumah tangga biasanya menginginkan buah cinta atau seorang anak itu adalah sebuah hal wajib (walaupun sebenarnya nggak) dalam berumah tangga. SEcara pribadi tentu hal yang sangan di inginkan dalam mimpi sadar. Kehadiran seorang anak mampu mengubah cara berfikir orang tua menjadi lebih baik terutama dalam tanggung jawab dalam hal ini mengasuh dan mendidik sang anak agar kelak menjadi anak sesuai harapan.

Secara pribadi tentu sangan menginginkan anak pertama adalah laki-laki. Dalam diri orang tua tentu ada yang memiliki keinginan anak laki-laki atau perempuan, itu hak masing-masing orang tua namun anak laki-laki sulung memiliki pertimbangan tersendiri, Insyaallah.

Berbagai hal dalam benak ada dan salah satunya adalah ingin punya anak (laki-kali). Dalam diri sangat iri jika ada seorang bapak menggendong seorang anak. Anak sebuah anugerah yang dititipkan Allah pada orang tua. Anak mampu membuat orang tua kembali berdiri dari terjangan liku kehidupan selain itu seorang anak mampu membuat orang lain semakin optimis.

Beruntunglah wahai para orang tua yang memiliki seorang anak, tunggu saatnya suatu hari akan ada seorang anak yang sama-sama baik akan lahir kemuka bumi ini. Aku ingin punya anak (laki-laki)