Kamis, 05 Mei 2011 | By: Rahman Raden

Giliran Kalbar Di Film "Batas"


Perkembangan industri film nasional saat ini boleh dibilang sedang produktif, berbagai genre hadir dan judul film ada dalam industri ini. Hal tersebut sangat positif bagi kemajuan perfilman dan dapat mengangkat citra bangsa di internasional. Saat ini film nasional seolah menyebar ke beberapa daerah di Indonesia, maksudnya bukan rumah produksinya yang ada disetiap daerah malainkan lokasi pengambilan gambar atau syutingnya sudah banyak keluar jawa. 

Saat ini banyak judul film yang sukses dipasar dibuat di luar pulau Jawa salah satunya Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi dari Bangka Belitung, Danies, Senandung di Atas Awan dan Lost In Papua dari Papua , Tanah Air Beta dari NTT kemudian yang segera dirilis yaitu The Mirror Never Lies dari Sulawesi Tenggara

Selain film-film tersebut, sekarang giliran Kalimantan Barat ambil bagian dalam perfilman Indonesia, melalui Marcella Zalianti sebuah film berjudul BATAS telah diproduksi dan siap tayang diseluruh bioskop Indonesia pada bulai mei 2011. Film ini mengambil lokasi syuting di perbatasan Indonesia Malaysia di kalimantan Barat yaitu Entikong, sebuah kecamatan di kabupaten Sanggau yang berbatasan dengan Serawak Malaysia.

Film yang  mengangkat potret kehidupan sosial masyarakat di daerah perbatasan. Selain itu Film ini juga mengangkat potret pendidikan dan seluk beluknya yang ada diperbatasan. Film Batas disutradarai oleh Rudi Soedjarwo dan diperankan oleh Marcella Zalianty, Arifin Putra, Ardina Rasti, Jajang C Noer, Piet Pagau.

Sebagai penikmat film nasional ini tentu sebuah angin segar bagi Kalimantan Barat dalam misi membangun daerah perbatasan dengan Malaysia. Melalui film ini diharapkan kepada pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk tidak melupakan daerah perbatasan. Turut serta mendukung peran pemerintah dalam membangun daerah perbatasan yang memang masih menjadi PR besar bagi pemerintah saat ini.

6 komentar:

Unknown mengatakan...

bener2 pengamat film nih. akku sih gak ngerti deh soal film.

Yudi Darmawan mengatakan...

film2 seperti ini senetulnya yang perlu diperbanyak, bukan hantu a, hantu b, pocong a, pocong b yang saya rasa tak bermanfaat sama sekali, kalo yang seperti ini kita bisa tau fakta sebenarnya bagaimana pemrintah kita memperhatikan daerah perbatasan..

Rahman Raden mengatakan...

Cerpenis: saya penyuka film term,asuk mbak juga sama.

Yudi: seharusnya film2 seperti ini lebih sering di bioskop. Lembaga sensor harus tegas basmi film horor esek2 agar perfilman indonesia maju

joe mengatakan...

setuju dengan komennya Yudi Darmawan, tetap harus ada sineas yang idealis, biar gedung bioskop tidak dipenuhi oleh aroma setan cabul

Gaphe mengatakan...

Akhirnya, satu persatu wilayah di Indonesia terangkat melalui scene di layar lebar. nggak cuman di layar kaca aja macem sinetron, tapi juga semoga go internasional.

keren sepertinya, saya nunggu ada yang ngajak dan bayarrin aja deh buat nontoninnya

Rahman Raden mengatakan...

Joe: biar bioskopny g horor
gaphe: slah satu promosi wisata ke dunia yaitu melalui film. dengan film sebuah bangsa akn tercermin.

Posting Komentar