Masalah ini sebenarnya saya tahu dari seorang Putri Indonesia Kalimantan Barat 2010 yang membuat tautan di akun Facebooknya, karena ingin tahu saya membaca tautan tersebut dan sedikit terkejut kemudian tepatnya tadi siang (08-01-2011) saya melewati ruas jalan Ahmad Yani Pontianak dan bertemu dengan sekelompok masyarakat dayak yang sedang berorasi mengecam Prof Dr Thamrin Amal Tamagola.
Karena saat itu saya sedang mengendarai jadi saya hanya dapat menangkap sebuah tulisan sebuah spanduk bertuliskan "Prof Thamrin Tau Apa Soal Dayak" kemudian saya mengingat tautan yang dibuat oleh Putri Indonesia untuk Kalimantan Barat. Saya sebelumnya sudah menduga kalau pernyataan profesor itu akan menuai polemik di masyarakat dan saat ini masyarakat dayak meminta sang profesor segera mengklarifikasi ucapannya itu.
Prof Dr Thamrin Amal Tamagola, sosiolog Universitas Indonesia membuat kekacauan di sebagian masyarakat Indonesia terutama di Kalimantan Barat karena telah melakukan kesalahan dalam membuat pernyataan soal masyarakat dayak, mentawai, papua dan bali yang menurutnya tidak resah atas beredarnya vedeo porno Nazriel Irham, Luna Maya dan Cut Tari karena menurut sang profesor sebagian masyarakt tersebut melalukan sex tanpa ikatan perkawinan tidak apa-apa dan menganggapnya biasa.
Berikut pernyataan Prof Dr Thamrin Amal Tamagola yang membuat masyrakat dayak marah besar
"Di Indonesia itu ada 653 suku bangsa. Sebagiannya menganggap biasa, contoh masyarakat yang tidak resah terhadap video tersebut (vedeo Ariel, Luna Maya dan Cut Tari) adalah
masyarakat suku Dayak, sejumlah masyarakat Bali, Mentawai, dan
masyarakat Papua"
"Dari hasil penelitian saya di Dayak itu, bersenggama tanpa diikat oleh
perkawinan oleh sejumlah masyarakat sana sudah dianggap biasa. Malah,
hal itu dianggap sebagai pembelajaran seks"
Aduh Pak Profesor bahas yang aja lah pak, bahas Gayus Tambunan ke, LPI dan PSSI atau yang terbaru Jeniffer Kurniawan pacarnya Irfan Bachdim.
3 komentar:
Wah, aku telat berita nih kayaknya. Kapan sang profesor berbicara spt itu ya..?
Jangan2 tak lama lagi masyarakat Bali, Mentawai dan Papua ikutan demo tuh...
orang dayak
saya sebagai orang dari suku dayak merasa sangat terhina atas ucapan itu,,,sepertinya ringan sekali kalimat itu keluar dari mulut sang profesor.
Posting Komentar