Dulu kita mengenal lagu
puji-pujian seperti sholawat dan lagu religi yang lain identik berbahasa arab.
Sholawat yang saat ini masih terjaga keberadaannya dengan nuansa islami yang
kental dan berbahasa Arab karena nabi Muhammad SAW memang dari bangsa Arab.
Seiring perkembangan zaman yang
terus maju di abad ini dan perkembangan industri musik dinilai maju pesat maka
tak jarang mencari lagu-lagu religi bernuansa islam dari para musisi religius.
Di Indonesia sendiri lagu religi sambutannya cukup luar biasa di masyarakat
terutama menjelang ramadhan tiba.
Namun dibelahan bumi lain seperti
tanah Timur Tengah dan Eropa lagu-lagu religi lahir dengan konsep yang lebih
modern dan actual. Pasar lagu religi islam di sana sudah menyentuh pasar
international. Mereka membuat lagu dengan puji-pujian yang terispirasi
lagu-lagu sholwat dengan bahasa yang mudah diterima pasar international yaitu
dengan lirik bahasa Inggris.
Di abad modern banyak musisi
islam yang membuat lagu dengan arasement musik yang lebih modern dan sentuhan
pop yang menjadikan lagu puji-pujian pada Rasul dan Allah SWT mampu menembus market international.
Sambutannya juga luar biasa dari market muslim intenational.
Di Indonesia sendiri musisi
religi sepertu Opick, Gigi band, Haddad Alwi dan Ungu sepertinya belum memiliki
link ke industri international untuk memsasarkan karya-karya religinya ke
belahan dunia lain seperti Eropa, Timur Tengah dan benua Amerika.
Musisi international yang konsen
di album religi salah satunya adalah Maher Zain dari Swedia dan Sami Yusuf dari Inggris. Seperti lagu yang paling popular dari Maher Zain adalah Insha Allah, dia
menyanyikan lagu tersebut menggunakan bahasa Inggris dan disejumlah karya dia
yang lainnya juga menggunakan bahasa yang sama untuk market international.
Sedangkan Sami Yusuf juga aktif menelurkan album-album religi
dalam bahasa Inggris untuk pasar international ternyata sambutannya bagi muslim
Eropa dan belahan bumi lain cukup luar biasa seperti Hasbi Rabbi yang di
nyanyikan dalam empat bahasa sekaligus yaitu bahasa Inggris, Turki, India dan yang
terakhir bahasa Arab.
Namun saya yakin kedua musisi
tersebut melewati jalur industri international bukan semata-mata karena materi
melainkan jalan dakwah kepada kaum muslimin di berbagai benua di bumi ini.
Dengan karya yang baik maka dakwahnya dapat dihargai minimal kita mendoakan
mereka agar tidak berhenti berkarya untuk menyebarkan kabaikan islam.
0 komentar:
Posting Komentar