Jika Aku Menjadi Sketsa

Jika anda pemirsa setia transtv tentu tahu dengan acara Jika Aku Menjadi dan Sketsa yang tayang di jam istirahat setelah makan malam tau sesudah sholat magrib. Kedua acara tersebut layak di tonton dan yang pasti membuat kita punya kesan tersendiri dengan kedua acara tersebut. (Aku bukan antek Chairil Tanjung yang mempromosikan acara-acara transtv dan saya tidak pernah kenal dengan Wishnutama sang Dirut Transtv, he...he...)

Kita mulai dari Jika Aku menjadi yang tayang pada pukul 18.00 tersebut mengisahkan kehidupan sekeluarga miskin yang di bantu oleh bntang tamu yang mencoba menyelami dan berbagi kisah dan kasih kepada keluarga yang kemudian dibagi kisahnya kepada penonton dirumah. Biasanya bintang tamu yang ada di acara Jika Aku Menjadi adalah wanita cantik yang terbiasa hidup dengan kemewahan. Di penghujung acara maka bintang tamu dan dibantu oleh produser acara tersebut membagi keceriaan kepada keluarga tersebut misalnya memberi sembako, hewan ternak dan lain sebagainya.

Lain halnya dengan Sketsa, acara benuansa komedi ini tayang setelah acara Program Sketsa sendiri menampilkan tentang cerita sehari-hari kehidupan kita yang ujung-ujungnya terkesan konyol, lucu dan bikin kita tertawa melihat adegan setiap sketsa yang di tampilka. Di bintangi oleh pemain muda berbakat maka acara Sketsa menjadi tontonan keluarga yang sangat menghibur.

Masalahnya.... (sebenarnya bukan masalah)

Emosi kita sebagai penonton di giring kepada hal yang berubah secara drastis, berubah 180 derajat total. Saat kita menyaksikan program Jika Aku Menjadi kita akan dibawa ke nuansa yang mengharu biru, sedih, dan prihatin tentang cerita-demi cerita yang ada. Setelah itu kita sebagai penonton emosi kita dibawa ke hal-hal yang konyol nan lucu berupa komedi Sketsa. Kebayangkan dari sedih-sedihan kemudian berubah menjadi tawa yang kadang membuat perut kita sakit karena lucu. bagaimana menurut anda dari sedih dibawa ke lucu-lucuan, aneh dan itulah transtv...